Chapter : 16

4.1K 332 0
                                    

Hari minggu benar-benar hari istimewa menurut Abyasa. Sudah lama ia tidak berleha-leha di atas ranjangnya saat hari minggu.

Iya akan terus bermalas-malasan tanpa melakukan apapun di atas ranjangnya. Ia berencana akan tidur seharian. Menurutnya itu adalah kenikmatan yang jarang ia dapatkan karena sering sibuk kerja.

Walaupun hari minggu ia tidak pergi ke sekolah. Tetap saja ia harus melakukan tugas lain di kamar indekosnya. Layaknya mempersiapkan materi mengajar, mengecek hasil jawaban ulangan para murid dan lain sebagainya.

Tukk tukk…

Suara ketukan terdengar dari pintu kamar indekosnya.

“Masuk aja. Ga di kunci” kata Abyasa

Pintu kamar indekosnya pun terbuka dari luar. Di sana ada Dodi yang sudah berpakaian dengan rapi.

“Aby, mau ikut ke resto ga?“

“Ga”

“Beneran lo? Andika nanyain kabar lo”

“Bilang aja gue baik-baik aja”

“Katanya dia mau traktir lo”

“Beneran?!“ seru Abyasa sembari bangkit dari ranjangnya.

“Lo kalau denger kata traktir langsung semangat”

“Rezeki ga boleh di tolak”

“Dasar lo. Gue tunggu di luar”

“Oke”

Abyasa memang ingin tetap di kamar indekosnya dan berbaring seharian. Namun mendengar kata 'traktir' ia tidak bisa melewatkan kesempatan itu. Jarang-jarang ada yang mau mentraktirnya makan. Toh kesempatan jarang datang dua kali.

Abyasa pun segera bersiap. Ia memakai celana jeans dan kaus berlengan pendek. Karena Abyasa melihat perkiraan cuaca hari ini akan panas. Jadi ia tidak ingin memakai pakaian lengan panjang maupun membawa jaket.

“Ayo”

Kata Abyasa setelah selesai dan mengunci pintu kamar indekosnya. Ia dan Dodi pergi menggunakan motor Dodi.

Sekitar 30 menit kemudian mereka akhirnya sampai di restoran dan kafe dimana dulu ia sempat bekerja menjadi part-time. Ia menjadi kangen hari-hari nya bekerja di sini.

Abyasa dan Dodi pun masuk lewat pintu depan. Mereka menyapa para karyawan yang ada di sana. Setelah itu mereka duduk di salah satu meja.

Restoran tersebut akan buka dalam 30 menit. Jadi Dodi bisa menemani Abyasa terlebih dahulu.

“Lo sebulan terakhir ini kadang sering pulang malam” kata Dodi membuka pembicaraan.

“Oh, itu. Gue kerja di tempat lain“

“Apa lo bilang?“

“Gue kerja di tempat lain.“

“Bukannya lo bilang berhenti dari sini karena banyak pekerjaan sebagai guru?“

“Iya. Itu memang bener. Tapi gue masih butuh uang”

“Lo sebenarnya kerja di mana?“

“Di rumahnya partner gue”

“Lo kerja apa?“

“Gue masakin buat dia dan adiknya 3 kali seminggu. Dia juga ngasih gaji yang lumayan”

“Kok dia peduli dan baik banget sama lo?“

“Gue juga ga tau. Mungkin dia mau membantu sesama?“

“Hahah ada-ada aja lo. Omong-omong gue pergi dulu. Resto bentar lagi buka. Gue mau siap-siap”

“Oke”

Dodi pun pergi dari hadapan Abyasa.

Abyasa juga tidak merasa waktu berjalan dengan cepat. Ia ternyata sudah satu bulan ini memasak untuk Perdana dan Naufal di rumah mereka.

Selama sebulan ini semuanya berjalan lancar. Dan tidak ada hal istimewa yang terjadi. Ia dan Perdana masih pergi ke hotel sesekali. Hubungan mereka pun masih sama seperti sebelumnya. Namun hati Abyasa yang semakin tidak bisa di kendalikan. Ia semakin menyukai Perdana. Akan tetapi ia menahan semua itu. Ia tidak ingin Perdana memutuskan hubungan mereka saat ini.

Saat Abyasa bekerja di rumah Perdana. Perdana selalu pulang lebih awal dari pada hari pertama ia bekerja di sana. Ia merasa Perdana ingin lebih cepat bertemu dengannya. Namun ia segera menyingkirkan pikiran tersebut. Ia tidak ingin berharap lebih tetapi di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia memang sangat berharap lebih.

“Aby”

Panggilan tersebut berasal dari seseorang. Abyasa segera tersadar dari pikirannya. Ia melihat ke sebrang tempat duduknya.

Di sana ada Andika. Sepertinya ia baru saja sampai dan langsung duduk di kursi.

“Andika”

“Bagaimana kabar kamu?“

“Aku baik”

“Kenapa kamu jarang kesini?“

“Oh itu aku sibuk di sekolah”

“Sesekali kamu harusnya ke sini. Para karyawan lain kangen kamu termasuk aku”

“Apa?“

“Oh engga. Maksudnya kami hanya ingin sesekali mengobrol sama kamu”

“Oh iya. Lain kali aku akan menyempatkan datang ke sini”

“Oke. Aku tunggu. Emm hari ini aku mau traktir kamu makan”

“Terima kasih sebelumnya.“

“Gapapa. Ga usah sungkan”

Setelah itu mereka memesan makanan. Mereka mengobrol mengenai pekerjaan Abyasa sebagai guru saat menunggu pesanan.

Pesanan pun tiba. Saat makan pun mereka sesekali membahas tentang resto. Pengganti Abyasa pun sudah ada.

Andika sesekali bercanda ia ingin Abyasa tetap bekerja di sini. Andika kagum dengan etos kerja Abyasa. Namun Abyasa menanggapi hal tersebut dengan tersenyum.

Ring ring

Ponsel Abyasa berdering. Ia segera merogoh ponselnya yang berada di saku celana kananya. Segera ia mengangkat telpon.

“Halo?“

- Aby kamu lagi di mana?

“Aku lagi makan di resto

- makan sama siapa

“Sama teman aku”

- setelah selesai makan, kamu bisa ke rumah ga?

“Bisa. Nanti aku ke sana”

- Oke

Panggilan pun di tutup dari sebrang sana. Abyasa kembali menaruh ponselnya ke dalam saku celana.

“Tadi siapa , Aby?“ tanya Andika

“Dari teman aku” jawab Abyasa

“Aku pulang lebih dulu gapapa?“ tanya Abyasa

“Gapapa”

“Aku minta maaf ya. Aku juga mau berterima kasih”

“Iya sama-sama”

“Kalau gitu aku pamit dulu”

Abyasa pun pergi dari hadapan Andika.



To Be Continued


Tinggalkan jejak☆

[BL] The Sound Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang