Zoro membisu ketika dilihatnya kerumunan berisi orang-orang desa dengan si pirang di tengah. Seekor babi hutan yang berhasil mereka tangkap diletakkan di besi panjang yang melintang di atas tungku api. Beberapa kayu bakar yang ia kumpulkan alhasil menjadi sarana pembakaran hasil buruan.
"Putar sekarang," ia dengar suara itu memberi perintah. Dengan cepat Luffy menggerakkan besi, memutarnya hingga tetes minyak dari babi menetes membasahi api. "Bagus, bagus... Dia akan matang sebentar lagi, bagaimana dengan supnya?"
"Sudah siap pak,"
"Minum? Siapa yang bertanggung jawab atas minum?"
"Saya pak!"
Bibir Zoro menekuk menatap pemandangan aneh itu. Tidak biasa bagi para penghuni desa secepat itu akrab dengan manusia. Kebanyakan dari mereka memilih menjaga jarak untuk sebab tertentu. Tapi sepertinya Sanji berhasil menjadi eksepsi.
Sebuah tangan yang hinggap di pundaknya menjadi pengalih dari si pirang yang tersenyum lebar di antara keramaian. "Siapa yang kau bawa kali ini?" Ace bertanya.
"Manusia," ia meminum segelas sake.
"Kami tahu, yang jadi pertanyaannya... Siapa?"
Ia menghela napas sebelum menjawab. "Namanya Sanji," matanya mengekori pria yang berdiri tak jauh darinya. "Memang kenapa? Ini tidak seperti kau tertarik pada manusia kan,"
"Tidak, tapi aku merasa ada yang spesial darinya..." matanya berkerling di bawah sinar bulan yang menggantung rendah. "Kau tahu firasatku paling akurat di sini, bahkan jauh lebih akurat darimu, seorang raja."
Zoro menyenggol lengan sohibnya ketika mendengar panggilan itu. Raja masih terdengar asing di telinganya. Ia bahkan belum tahu jawaban dari ramalan yang telah dibuat ribuan tahun lalu. Tentang kembalinya raja sesungguhnya dan timbulnya keseimbangan alam setelah sekian lama.
Belum tentu ia raja yang ditakdirkan walau dalam garis keturunan ialah yang berhak menempati posisi tersebut. Setiap generasi telah mencoba memecahkan maksud dari isi ramalan, dan terus menerus gagal. Zoro adalah produk dari kesekian generasi yang telah mencoba mengambil alih kekuasaan.
Waktu akan segera habis sebelum yang tidak diinginkan datang. Fakta bahwa bangsa singa akan segera memperbudak manusia tidak mampu terelakkan.
Matanya kini menyipit melihat Sanji yang sudah berputar dengan piring di tangannya, begitu lincah melompat kesana kemari untuk membagikan makanan. Beberapa mangkuk berisi sup juga nampak dibawa Luffy. Zoro tidak habis pikir, bagaimana bisa pendatang baru seperti si pirang mampu membuat Luffy membagikan makanan tanpa menghabiskannya.
"Makananmu, dan... kau juga," Sanji meletakkan piring di atas tangannya dan Ace. "Silakan," ia melempar senyum.
"Namamu Sanji?" Ace bertanya. Yang helai pirang mengangguk, balik menatap dengan wajah heran. "Boleh aku pegang tanganmu sebentar?" ia kembali bertanya setelah bungkam untuk beberapa saat.
Sanji mengangkat tangan kanannya, posisi menjabat. Namun Ace meraih telapaknya, meletakkan punggung tangan Sanji di atas. "Ada yang aneh darimu.. Seperti ada tali? atau benang?" ucapnya.
"Kau melihat sesuatu darinya?" diletakkannya piring di samping, ketertarikan berganti pada Sanji.
"Tapi aku bukan peramal, berarti benang itu cukup kuat hingga aku mampu melihatnya," jawab Ace. "Kelihatan samar tapi ada,"
"Benang apa?" Sanji membuka mulut.
Bibir Ace melengkung membentuk senyum dan ia menggeleng. "Tidak usah kau pikirkan," pelan ia membungkuk untuk mengecup punggung tangan yang lebih pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Crown
Fanfiction"Apa saja yang harus kau korbankan untuk sampai pada posisi ini?" "Segalanya." . . a ZoSan fanfic By Oxodust OC from Eiichiro Oda