Eunghh
Vio bangun dari tidur nya,dia meraba-raba kasur di samping nya dan kosong tidak ada siapa-siapa.
Tiba-tiba dia menangis karena takut sendiri apalagi dengan kamar seluas ini dengan nuansa hitam dan abu-abu.
"Hiks...Daddy,Daddy mana hiks" tangis nya kencang.
Renald yang mendengar tangisan dari putra bungsunya segera berlari ke kamar nya dan mendapati si bungsu sudah menangis sesenggukan.
"Hey,why baby?" Tanya nya dengan mengelus surai hitam Vio.
"Daddy hiks,Daddy kemana huhu kok Vio di tinggal?" Tanya Vio dengan mata sembab,hidung kecil yang memerah dan bibir bergetar.
"Ou,Daddy tadi berada di bawah sayang" ucap nya mengecup kepala Vio.
Renald menggendong Vio ala koala dan membawa Vio turun untuk sarapan bersama,ini hari Sabtu sekolah libur dan semua nya juga berhenti melakukan aktivitas di luar hanya untuk mengenal si bungsu lebih dalam lagi, dan mengajak bermain si bungsu.
Sesampainya di ruang makan,Aarav, Albian,Alter dan Kendra melihat Daddy menggendong Vio ala koala dan mendudukan bokong di kursi.
Mereka mendengar isakan halus di telinga nya, dan langsung mengarah ke si bungsu kecuali Renald karna sudah tau si bungsu masih terisak karna tadi,Renald mengusap punggung sempit Vio.
"Baby kenapa dad?" Itu Alter yang bertanya.
"Menangis karna tadi mencari Daddy waktu bangun" jelasnya.
Mereka hanya mengangguk mengerti,Aarav tiba-tiba berdiri dan mendekat ke arah Daddy nya dan mengambil si bungsu untuk duduk di pangkuannya.
"Kenapa hm?" Ucap nya dengan mengelus pipi Chubby sang adik.
"Ndak papa Abang"
Kendra dan yang lainnya hanya mengawasi interaksi antara Abang dan adik tersebut.
Semuanya sudah melakukan sarapan pagi nya,Vio tadi sudah sarapan dengan sup ayam dan segelas susu rasa vanila,sekarang mereka semua berada di ruang santai keluarga Wilkinson.
Mereka menemani si bungsu bermain dengan mainan yang sudah di belikan oleh Renald kemarin.
Vio duduk di karpet berbulu yang berada di tengah-tengah sofa,meja juga sudah di geser agar tidak terkena si bungsu.
Kendra menemani Vio bermain,dia tidak menyangka jika Vio anak laki-laki yang beberapa hari lalu di hukum karna telat masuk sekolah dan berakhir pingsan ini menjadi adiknya.
Kendra menganggu Vio yang sedang bermain puzzle.
"Aaa Abang jangan ganggu Vio" marah nya dengan muka memerah dan mata melotot lucu,Kendra hanya terkekeh geli melihatnya.
Dan sekarang ganti albian yang mengganggu si kecil dengan cara mengobrak abrik puzzle yang sudah di tata sempurna oleh Vio.
Vio yang melihat itu langsung mendongak menatap Abang nya dengan mata berkaca-kaca dan....
"Abang kok puzzle Vio di rusak sih...hiks" nah kan pecah sudah tangis si bungsu,albian gelagapan dan langsung menggendong si bungsu ala koala dan me puk-puk pantat si bungsu.
Renald yang melihatnya hanya menatap tajam Albian begitupun dengan Kendra,Aarav, dan Alter yang di tatap hanya cengengesan seperti orang gila.
"Maaf ya sayang,maafin Abang hm?" Albian meminta maaf dengan sangat tulus, Vio hanya menggangguk.
Dia merasa nyaman dengan elusan dan tepukan pada punggungnya yang di lakukan oleh Albian,dia jadi mengantuk,tapi dia juga haus.
"Abang susu hiks...susu,haus Abang hiks" isaknya.
Alter yang mendengar itu pun langsung saja gercep membuat kan susu vanila di dot untuk adik nya.
Setelah jadi langsung saja di masukkan ke dalam mulut kecil Vio dan langsung di hisap rakus oleh si empunya.
Setelah sudah tidak ada lagi rengekan dan isakan dari si kecil mereka semua bernafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIORA [End]
Teen Fiction"Om Vio mau pulang, Vio nggak punya uang buat bayar rumah sakit nya" "Kau tak usah pusing tentang membayar rumah sakit,sudah semuanya saya yang membayar" "Teriamakasih om" _______________________________________________ "Kau akan saya bawa ke rumah...