🜰. now

1.6K 215 6
                                    

𐙚; marriage

ami tengah berkutat didapur, ia mengalihkan pandangannya sebentar saat melihat sae keluar dari kamarnya. ya, keduanya tidak satu ranjang bahkan kamar mereka terpisah.

pikir ami, untuk apa satu ranjang? gadis itu kembali melanjutkan kegiatan memasaknya. dan setelah beberapa menit hidangan untuk sarapan telah tertata rapi di meja.

keduanya sarapan tidak juga satu meja, ami hanya memasakkan untuk sae. setelahnya gadis itu membawa makanannya diruang televisi, dan menikmatinya sambil menonton series netflix.

"ikut aku ke tempat latihan"

"buat apa?"

"ami, denger ya... aku nikahin kamu bukan cuman ubah status kamu, tapi juga punya tugas tertentu, ya kayak sekarang ikut aku ke tempat latihan"

ami mendecak pelan, ia lupa sejenak bahwa pernikahannya ini awalnya sebuah kesepakatan antara sae dan ayahnya.

"huh, iya... iya!"

sebelum berangkat ami menyediakan bekal untuk sae, ya bukan tanpa sebab ia hanya ingin menepati janjinya kepada sang mertua.

"oh iya, sekalian tasnya kamu yang bawa"

"yang bener aja?"

tanpa memperdulikan protes ami, sae lalu melangkah pergi. ami menghentakkan kakinya kesal, dan kemudian mebawa tas sae.

"jadi bini rasa babu bener" celotehnya pelan.

"aku denger lho" sahut sae.

ami merasa bodo amat, ia kemudian melanjutkan langkah kakinya menuju ke parkiran. sae yang melihat itu hanya terkekeh pelan, ia gemas sendiri melihat ami.

setelah beberapa menit menempuh perjalanan, mobil milik sae terparkir ditempat latihannya. ami kemudian mengikuti sae dari belakang, gadis itu merasa gugup.

ia memegang ujung baju sae, pemuda itu melirik sekilas tangan ami. kembali ia melanjutkan langkahnya hingga menuju ruang ganti.

"sini tas nya, kamu ikutin aja manager aku. sana"

"ngusir?"

"menurut kamu?"

gadis itu seketika menggembungkan pipinya kesal, ia melangkah keluar dengan langkah kaki yang ia hentakkan sekali-sekali.

ami dan manager sae kini tengah menonton sae yang sedang melatih, ami hanya bisa menatap kagum dengan permainan sepak bola sae. gadis itu tahu betul betapa geniusnya sae dalam hal sepak bola.

"aku selalu suka saat sae-kun bermain sepak bola..." monolognya pelan.

~~~

"oh... lo istrinya sae"

ami tersentak saat seseorang pemuda tiba-tiba berada dibelakang, gadis itu baru saja pergi membeli minuman. ia menatap curiga kepada pemuda yang sekarang tengah ada dihadapannya.

pemuda itu makin mendekat, dan kemudian menangkup pelan dagu ami. ia tersenyum yang membuat ami melihatnya lagi-lagi harus menatapnya dengan curiga.

"shidou!"

ami lalu menatap ke sumber suara tersebut, ia melihat sae berjalan kearah mereka berdua. lalu kemudian sae menarik pelan ami dan langsung mendekap gadis itu.

ami hanya diam namun ia dapat mendengar detak jantungnya dan detak jantung sae. lebih-lebih detak jantungnya kini mulai berdetak tak karuan.

"jangan sentuh istri gue"

pemuda bernama shidou itu hanya tersenyum miring, "tenang, gue cuman penasaran doang" ucapnya lalu berlalu pergi.

setelah kepergian shidou, langsung saja sae melepas dekapannya. ia kemudian berlalu begitu saja.

"kamu kemana? aku ditinggal nih?"

sae kemudian berbalik badan, "tunggu disitu, aku mau ke ruang ganti dulu" jawabnya.

setelah menunggu beberapa menit, kemudian sae kembali ia lalu menyerahkan tasnya kepada ami.

"nih, pegang"

ami merasa tak terima langsung melemparkan kembali tas itu kepada sae, "tenteng sendiri gak usah manja!"

gadis itu kemudian mempercepat langkah kakinya. namun, entah kenapa pandangannya kabur dan sedetik kemudian ia kehilangan keseimbangan tubuhnya dan lalu ia tak sadarkan diri.

sae yang melihat itu seketika membulatkan matanya, ia dengan cepat menghampiri ami.

"AMI!"

pemuda itu segera menggendong ami dan membawanya segera kerumah sakit. sae menatap cemas istrinya, pemuda itu mengenggam erat tangan ami.

"tenang saja tuan itoshi, tubuhnya hanya mengalami kelelahan, ditambah dengan lingkungan yang membuat imun tubuhnya melemah. bukankah istri anda baru pertama kali ke jerman?"

sae mengangguk pelan, "begitu ya... terimakasih dokter"

dokter hanya tersenyum pelan dan kemudian meninggalkan ruangan. sae menatap ami, ia mengelus pelan surai gadis itu.

"harusnya tadi aku gak ajak kamu... maaf, aku yang terlalu egois"

pemuda itu tersentak pelan saat merasakan pergerakan kecil dari ami, ia kemudian melepaskan genggaman tangannya dan segera berdiri.

mata ami terbuka perlahan, ia kemudian menatap sekelilingnya. gadis itu memegangi pelan kepalanya yang masih pening, matanya bergulir menatap sae disampingnya.

"kok aku bisa dirumah sakit?"

"kamu pingsan"

terdengar helaan pelan dari sae, "dasar, kalo emang capek bilang. biar ujungnya gak ngerepotin"

mendengar itu ami kemudian menatap sinis sae, "ada kek cemas dikit, atau gak khawatir istrinya pingsan"

"aku bawa kamu ke rumah sakit, itu bukan karena cemas gitu?"

"ya maksud aku, tanya kek keadaan aku gimana"

"yaudah, gimana keadaannyaa sekarang? kalo udah mendingan kita pulang, aku mau istirahat"

"SAE NYEBELIN!!!"


↷ ⋯ ♡ᵎ

ꊥꊥ. 𝗠𝗔𝗥𝗥𝗜𝗔𝗚𝗘 ꒱ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang