𐙚; marriage
harusnya ami ke jepang bersama dengan sae tetapi karena ada urusan mendadak yang membuat sae harus menetap dulu di jerman selama dua minggu. berat rasanya bagi ami harus merasakan hubungan jarak jauh lagi.
"udah jangan cemberut gitu" ucap sae sambil terkekeh pelan.
"emang kamu gak sedih? kita ldr-an lagi loh!"
"sedih enggak, palingan kangen banget. maaf ya sayang, harus pulang sendirian dulu"
ami langsung memeluk sae dan demikian pula sae juga membalas pelukannya. lama sekali seolah itu akan menjadi pengobat diantara keduanya, lalu sae mencium pelan pucuk kepala ami dan kemudian turun ke bibir istrinya.
"hati-hati ya... kabarin aku kalau udah sampai nanti"
keesokan harinya ami telah berhasil sampai ke jepang di bandara ia pun langsung dijemput oleh ayah dan ibu mertuanya, ibu mertuanya langsung memeluknya dan kemudian ami pun membalas pelukan ibu mertuanya.
"jadi gimana, udah ada isinya belum?" bisik ibu mertuanya.
langsung saja ami terkekeh pelan, ia kemudian berbalik berbisik pada ibu mertuanya "doain aja bund!"
mendengar itu ibu mertuanya langsung menatap penuh dengan kesenangan, ia kemudian menuntun menantunya tersebut dan merangkulnya.
seminggu sudah berlalu, ami begitu menikmati kehidupannya lagi di jepang. namun tetap saja ia kesepian sebab ia tidur sendirian tanpa pelukan dari suaminya, dan beberapa hari ini juga ia merasa perutnya tak enak.
semua makanan yang masuk dalam mulutnya selalu ia keluarkan kembali, dan entah sejak kapan hidungnya terlihat lebih sensitif ketika mengendus berbagai aroma.
melihat keadaan ami yang seperti itu, ibu mertuanya nampak khawatir wanita paruh baya itu bermaksud untuk mengajak ami ke rumah sakit. melihat kondisi ami membuatnya berspekulasi bahwa menantunya itu tengah menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
"selamat nyonya ami"
"huh?"
"anda sekarang kini tengah hamil dan sekarang usia kandungannya sudah memasuki minggu ke-2"
mendengar itu ami terlihat begitu bahagia begitupun ibu mertuanya yang sedang mendampinginya. langsung saja ibu mertuanya mengusulkan untuk USG, mata ami berbinar saat melihat layar monitor yang sedang memperlihatkan janin dalam perutnya.
"wah, anaknya kembar!"
***
sae baru saja sampai ia terlihat begitu tertegun saat melihat hasil USG yang ditunjukkan oleh ami, ia kemudian memeluk erat tubuh ami, dan beberapa kali mengecupi wajah istrinya itu.
"BUNDA! AKU BAKALAN JADI AYAH!" ucap sae girang.
wanita paruh baya itu hanya terkekeh melihat wajah kegirangan dari anak pertamanya, rumah keluarga itoshi saat itu dipenuhi suka cita sebab akan kehadiran dua sosok mungil.
hari berganti minggu, minggu berganti bulan, tak terasa sekarang kandungan ami menginjak usia lima bulan. wanita itu tampak memandangi pantulannya dicermin melihat perutnya yang semakin membesar.
"tetap cantik kok"
bisikan dari sae yang memeluknya dari belakang membuatnya sedikit tersentak, ami membalikkan badannya dan menatap sae wajahnya terlihat murung.
"aku keliatan gemuk..."
"kan lagi bareng mereka, makanya keliatan kayak gemuk"
"jadi aku gemuk gitu?"
"enggak gitu istriku sayang"
"trus apa dong?" desak ami.
sae bukanlah orang yang pandai untuk menghibur ditambah ami sekarang sedang mengandung yang membuat dia terlihat sedikit sensitif jika telah disinggung mengenai penampilannya.
dikecupnya pelan bibir ami dan memberikan pelukan yang begitu hangat. ami yang awalnya terbawa emosi kemudian terlihat begitu nyaman berada dalam dekapan sae.
"maaf sae... aku selama hamil sensi banget..."
"gapapa sayang, jangan banyak kepikiran yaa. gak baik buat mereka dan buat kamu"
tak terasa kini kandungan ami sudah memasuki usia 8 bulan 2 minggu, menurut perkiraan kelahiran bayinya 5 hari lagi. namun entah mengapa malam itu tiba-tiba perut ami mengalami kontraksi yang sangat hebat, ia membangungkan sae dan dengan sigap suaminya itu dengan cepat membawanya ke rumah sakit.
sae hanya bisa menunggu dengan sabar di depan ruang persalinan sembari berdo'a untuk keselamatan istrinya dan anak-anaknya. namun tak bisa dibohongi ia juga merasa sedikit cemas dan takut, namun kehadiran ibunya langsung menenangkan dirinya.
"ami pasti bisa, bunda percaya itu"
tak berselang lama suara tangisan bayi terdengar, mendengar tangisan itu sae merasa lega dan kemudian dengan segera masuk ke dalam ruang bersalin.
ia melihat ami yang kini tengah menyusui anak mereka, lelaki itu kemudian menghampiri istrinya.
"sae... mereka udah lahir..." ucap ami sambil terisak penuh kebahagiaan.
melihat itupun sae juga ikut merasakan euforia dari istrinya bahkan lebih dari itu, ia mencium seluruh wajah istrinya dan menatap bayi kembarnya. tangis haru saat sae merasakan jemari mungil anaknya memegang telunjuknya.
"ami, terimakasih..."
↷ ⋯ ♡ᵎ
KAMU SEDANG MEMBACA
ꊥꊥ. 𝗠𝗔𝗥𝗥𝗜𝗔𝗚𝗘 ꒱ ☑
Fanfictionㅤㅤ⭑๋܂෨ㅤ𝗜𝗧𝗢𝗦𝗛𝗜 𝗦𝗔𝗘 ❝𝘢𝘮𝘪 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘮𝘶𝘥𝘢, 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩-𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵 𝘤𝘢𝘭𝘰𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘯𝘵𝘢𝘯 𝘬𝘦...