. 07
Flashback on
Terlihat seorang anak laki2 sedang sibuk dengan peralatan yang dia bawa di kedua tangannya, dengan susah payah anak itu membawa barang2 sebisanya. Setengah dari pekerjaannya sudah selesai kini tinggal bagian depan yang harus dia poles agar semakin bagus dan menambah kesan ceria, seperti dirinya yang dengan senang hati melakukan kegiatan untuk pesta nanti malam, pesta yang seharusnya membawa kesenangan bagi siapa saja yang datang.
Jungkook, sudah berapa jam dia berkutat dengan pekerjaan mendekorasi rumah besar ini sedari jam 04.00 sebelum ayam berkokok dia sudah sibuk dengan kegiatannya.
"Jungkook!."
Dengan sedikit limbung jungkook menoleh kearah suara yang memanggilnya, terlihat hyun yang sedang berjalan kearah jungkook dengan membawa banyak lagi hiasan ditangannya, dengan segera jungkook turun dari tangga dan diam di sebelahnya. Tatapannya menunduk tidak berani melihat kearah ibunya, dan kini jarak mereka hanya beberapa meter tapi Hyun melempar hiasan itu ke jungkook
"Aku mau semuanya bagus tidak ada celah sedikitpun dan tidak ada cacat sedikitpun dalam acara malam nanti. Jika sampai aku temukan hal tersebut maka aku tidak akan segan2 memotong kedua tanganmu, paham?."
Ucapan Hyun membuat jungkook sedikit tersentak mendengar kalimat akhirnya, tanpa berani bersuara jungkook hanya bisa mengangguk paham dengan sedikit meremas kedua tangannya. Tentu jungkook takut pasalnya setiap apa yang dikatakan oleh mereka disini adalah mutlak dan tidak dapat di bantah olehnya, kini hyun semakin mendekat dengan tatapannya yang tajam mengarah ke jungkook yang berjalan mundur perlahan
Tangannya masih meremas kuat jari2 tangannya yang gemetar pelan, entah apalagi yang akan dilakukan ibunya kini jungkook hanya akan pasrah. Hyun berhenti dihadapan jungkook dengan senyuman dan tatapan remeh dia menampar pipi jungkook tanpa sebab, tamparannya terasa karena meninggalkan bekas kemerahan di pipi putihnya
"Bocah sial, aku tidak akan membiarkan mu hidup dengan tenang."
Suaranya pelan dan terkesan lembut tapi itu sangat menyakitkan untuk jungkook, lagi dan lagi jungkook merasakan betapa tidak berharganya dia sebagai anak. Jangankan seorang anak, bahkan seorang manusia saja sepertinya jungkook belum merasakan seutuhnya
Setelah ucapannya selesai dan melihat jungkook yang mengangguk Hyun langsung pergi meninggalkan jungkook tanpa melihat air mata yang mengalir di pipinya, saat ini dia sedang berusaha membangun suasana hatinya supaya bisa memberikan hasil dekorasi yang bagus untuk acara ibunya tapi yang dia dapat hanya ucapan yang menyakitkan
"Hiks."
Satu isakan lirih keluar dari bibirnya yang gemetar, dengan hati yang nyeri jungkook melanjutkan pekerjaannya sebelum ayahnya yang turun tangan menghukumnya.
.
.Jam menunjukkan pukul tujuh malam sedangkan pesta akan dimulai jam delapan. Jungkook kini duduk di dekat pintu dapur sembari membaluri kakinya dengan minyak urut pemberian dari bibi Lin, kakinya terasa kebas dan sedikit linu mungkin karena hari ini jungkook terlalu banyak berdiri.
"Sedang apa disini?." Ucap hoseok yang berdiri di belakangnya dengan tatapan datar mengarah ke jungkook
"A-aku hanya sedang membaluri minyak kak, kaki ku sakit." Balas jungkook sembari menunduk dan mengepal minyak urut di tangannya
Melihat hoseok yang hanya terdiam di depannya membuat jungkook bingung, apakah dia salah menjawab atau dia salah karena malah duduk seperti orang malas. Jungkook memberanikan diri melirik ke arah hoseok dan menyadari bahwa ada tuan jeon di belakang hoseok sedang memandang kearah dirinya dengan tatapan tidak suka
KAMU SEDANG MEMBACA
Give me alive 21+ [ TAEKOOK] 🔞
FantasyMature Area 21+ "Tidak ada seorangpun pun di dunia ini yang memiliki harga diri, mereka hanya menjual diri demi sebuah atensi." Benarkah kehidupan itu nyata atau hanya skenario yang sudah di buat oleh seseorang berkuasa? Tidak kah hologram memiliki...