. 08
Pagi menjelang, jungkook sudah terbangun dari tidurnya didalam kandang yang gelap karena kain hitam masih menutupi tempatnya sekarang. Jungkook merasakan perutnya mulai berisik karena merasa lapar, jungkook melihat sekelilingnya yang gelap hanya terdapat bias cahaya dari balik kain, tubuh kecilnya kembali meringkuk di tanah sembari menahan lapar yang sedang dirasakannya. Namun,
"Eh.."
Jungkook merasa dia menendang sesuatu di sudut kandang itu dan dengan segera dia bangkit lalu mengcek apa yang baru saja dia tendang, jungkook perlahan meraba tempat itu dan menemukan bulatan wadah dan satu lagi yang sepertinya botol air berukuran kecil. Dengan mencoba memberanikan diri akhirnya jungkook memilih untuk membuka kain itu sedikit supaya bisa melihat apa sebenarnya yang dia temukan. Betapa terkejut sekaligus merasa senang saat yang dia dapati adalah roti beberapa lembar dan air mineral di botol kecil tersebut
Jungkook melihat ke sekitar namun tidak menemukan siapapun disana, yang ada hanya kesunyian dan tanpa berfikir panjang akhirnya jungkook menutup kembali kain itu dengan rapih dan mulai menghabiskan makanan dan minuman yang ada, dengan kondisinya yang kelaparan jungkook memakan makanannya dengan penuh rasa gembira dan bersyukur walau dia tidak tau siapa yang memberikannya dan menaruh itu untuknya. Tapi siapapun itu jungkook akan sangat berterimakasih dan bersyukur atas kebaikannya, saat jungkook sedang memakan makanannya tiba2 dia mendengar langkah kaki diatas rumput
Matanya membulat tangannya yang memegang roti pun gemetar saat mendengar langkah kaki yang semakin dekat, jungkook buru2 membereskan tempat makanan itu agar tidak terlihat takutnya yang datang ibu ayah atau kaka2nya. Jungkook menekuk kedua lututnya lalu memeluknya dengan erat, ekspresi wajahnya ketakutan terlihat dari giginya yang menggertak tidak karuan ditambah nafasnya yang tersengal jungkook mencoba untuk tenang. Perlahan lahan kain hitam itu mulai terangkat dari bawah di sampingnya, jungkook sedikit melipir menjauh dengan terus menatap khawatir
"Jungkookie."
Suara lembut itu terdengar tidak asing di telinga jungkook, saat melihat siapa seseorang yang membuka kain itu betapa terkejutnya jungkook dan langsung menghambur ke sudut kandang menghampiri orang itu. Senyumnya tercetak di wajah mungilnya, matanya berbinar sekaligus berair
"BIBI!."
Tangan kecilnya meraih tubuh wanita paruh baya itu dari balik jeruji kandang yang di sambut hangat oleh wanita yang diketahui adalah bibi lin, orang yang sudah jungkook anggap sebagai ibu nya sendiri. Jungkook memeluk tubuh bibi lin dengan erat meluapkan rasa rindunya yang beberapa lama tidak berjumpa, dan bibi lin membalas pelukan jungkook dengan hangat seperti memeluk anaknya sendiri dengan menatap kondisi jungkook saat ini wanita paruh baya itu hanya tersenyum merasakan miris atas apa yang terjadi ke anak yang selama ini dia rawat sedari kecil sampai sekarang.
"Apa kookie baik2 saja hm?." Sembari mengelus rambut hitam jungkook dia berbicara dengan penuh kelembutan sama seperti biasanya, hanya bibi lin yang senantiasa memperlakukan jungkook dengan baik. Dia tidak pernah memarahi jungkook sedikitpun, makanya disaat bibi lin pergi jungkook sangat merasa kehilangan seperti kehilangan malaikat yang selalu menjaganya selama ini
Jungkook mengangguk walaupun keadaannya jauh dari kata baik "Aku baik2 saja bi, aku sangat merindukan bibi. Kenapa bibi sangat lama huh?." Tatapan itu masih sama di pandangan bibi lin, tatapan polos seperti anak bayi yang meminta susu
Bibi lin mengelus lembut kening jungkook dari balik jeruji kandang dengan jungkook yang menyamankan kepalanya untuk bersandar di jeruji tersebut. Senyumanya terus berkembang, itu sangat terlihat manis dan menggemaskan walaupun terdapat beberapa luka memar di wajahnya dan sudut bibirnya
"Maaf bibi terlalu lama meninggalkan mu kookie, bibi janji setelah ini tidak akan lagi meninggalkanmu." Kecupan hangat dia berikan tepat di kening jungkook yang kini tersenyum dengan manisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Give me alive 21+ [ TAEKOOK] 🔞
FantasyMature Area 21+ "Tidak ada seorangpun pun di dunia ini yang memiliki harga diri, mereka hanya menjual diri demi sebuah atensi." Benarkah kehidupan itu nyata atau hanya skenario yang sudah di buat oleh seseorang berkuasa? Tidak kah hologram memiliki...