GMA 14

442 34 4
                                    

. 14

Saat orang2 itu pergi tuan jeon langsung bergegas menghampiri jungkook yang sedang berada di dapur, jungkook sedang mengoreh tempat sisa makanan sembari membawa piring di tangannya. Melihat masih adakah sisa makanan yang bisa dia makan, dan jungkook menemukan satu iris daging yang lumayan besar dan juga ia menemukan satu potong paha ayam yang di fikirnya akan menyelamatkan perutnya saat ini.

Tapi,

"AKH!!."

Belum sempat jungkook memakan makanan yang di temukannya justru tuan jeon menarik rambutnya sampai piring itu jatuh, jungkook meringis nyeri karena kulit kepalanya terasa mengelupas

"Sshh a-ayah.. s-sakit."

Jungkook tidak berani untuk menahan tangan tuan jeon yang terus meremat rambutnya dengan kuat, jungkook hanya bisa meringis dan mengimbangi agar kepalanya tidak terlalu sakit

"Sedang apa hm?."

Jungkook hanya menggeleng sebelum tuan jeon menginjak kakinya

"AARGHHH!! AKHH S-SAKIT."

"Berani sekalli anjing ini berteriak."

"Hiks sakit ayah, m-maaf hiks."

Jungkook mulai kembali terisak

"Sedang apa?."

"M-makan.. aku m-mau makan, l..lapar hiks."

"Apa kami sudah memberikan izin? kau fikir kau siapa hah?!."

"Aaghh! hiks a-ampun h..hiks a-ampun s..sakit awhh."

"Kau lupa posisimu disini? bocah keparat!. Jangan bertingkah seenaknya atau aku akan membuatmu lebih menderita!."

"Hiks.. m-maaf maaf a-aku hanya lapar m..maaf."

Air matanya kian membanjiri wajahnya, kini jungkook hanya terduduk memojok di antara laci. Tubuhnya mulai gemetar saat melihat tuan jeon membawa pisau sayur saat menghampirinya, tubuh kecil itu terus memojok di tembok dengan memeluk lututnya
Jungkook terus menggelengkan kepalanya enggan untuk menatap kearah tuan jeon yang semakin mendekat, bahkan saat tuan jeon sudah berjongkok didekatnya jungkook hanya bisa menunduk dengan wajah pucat

Tangan besar tuan jeon memaksa jungkook agar melihat dan menghadap kearahnya namun jungkook memejamkan matanya. Dia terlalu takut sampai jungkook bisa merasakan perih di pipinya, memberanikan diri jungkook melihat ujung pisau berada di pipi kanannya

"J-jangan ayah.." lirih jungkook menatap tuan jeon

Sementara tuan jeon hanya tersenyum mellihat kearah jungkook

"H-hiks jangan ku mohon.. s-sudah."

"Kau lupa? apa posisi mu disini?."

Tuan jeon semakin menekan ujung pisau di pipi jungkook

"a-ahh hiks a..aku a- nghh!."

Jungkook menahan sakit saat pisau itu di gerakan menggores di wajahnya, tangannya berusaha menahan tangan tuan jeon namun ia urungkan karena takut akan semakin lebih dari ini

"Jawab!."

"A..a-aku a-aku hanya hmph,, hiks s-sakit aahkh!."

Nafas jungkook kini tercekat saat tuan jeon mencengkram lehernya dengan kuat, wajahnya semakin pucat jungkook berusaha meraup oksigen walaupun tidak bisa. Jungkook melirik kearah nyonya jeon dan hoseok yang sedang menikmati teh hangat sembari menontonnya yang meregang nyawa

Saat jungkook sudah semakin tercekik barulah tuan jeon melepaskannya, dia hanya tersenyum saat melihat jungkook memegangi lehernya sambil meraup nafas dengan rakus. Namun sepertinya itu belum cukup, tuan jeon kembali menarik rambut jungkook sampai hampir tersungkur mengenai laci

Give me alive 21+ [ TAEKOOK] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang