GMA 12

402 28 3
                                    

. 12

POV

Saat pandanganku mulai gelap aku merasakan tangan seseorang menarik tubuhku dengan paksa, tubuhku diseret dengan kasar layaknya sampah. Tanganku sakit bukan main tidak tau apa yang mereka lakukan aku hanya merasa tubuh ini terlonjak seperti di paksa untuk naik, aku rasa mungkin itu tangga. Suara2 dengan samar dapat aku dengar, saat mendengar suara pintu berkerit aku perlahan mencoba membuka mata ternyata aku masuk kedalam ruangan yang gelap aromanya lembab walaupun sedikit hangat. Aku takut tapi tidak memiliki banyak tenaga bahkan untuk berbicara saja rasanya sangat susah

Perlahan aku memaksakan diri untuk membuka mata dan terlihatlah lampu kecil berwarna kuning menggantung di atas kursi yang penuh dengan tali, tubuh ku di tarik untuk mendekati kursi itu. Takut, hanya itu yang aku rasakan dan semakin aku berontak rasanya semakin sakit saat mereka meneriaki ku dengan segala umpatan tepat di telinga. Tidak ada yang peduli meskipun aku menangis meminta ampun mereka semua melihat ku seolah melihat hewan yang harus di musnahkan

"Ini hukuman yang bagus untuk bajingan kecil sepertimu."

'Ayah, aku takut.. kookie takut jangan, jangan..'

Air mataku semakin deras mengalir karena sekarang tubuh ku sudah duduk di kursi ini dengan tali yang mengikat di kedua pergelangan tanganku sementara kaki ini dibiarkan bebas. Dapat ku lihat mereka tertawa melihatku yang ketakutan seolah puas dengan apa yang berhasil aku pertunjukan, saat aku tidak sengaja menekan kaki ternyata disana terdapat tuas yang tersambung dengan kabel listrik di tangan dan leherku

"HMPHH!."

Tubuhku tersentak seketika menegang karena merasakan listrik menjalar sampai ke kepala, aku segera menaikan kaki menghindari tuas yang berada tepat di bawah. Tapi saat ayah mendekat perasaanku sudah tidak karuan, dan benar saja ayah menekankan kaki ku kembali diatas tuas dengan kakinya yang menginjak kaki ku sedikit kuat, tubuhku kembali menegang saat arus listrik itu menjalar di titik inti nadi. Tidak bisa berbuat banyak aku hanya menangis mengadu pada tuhan didalam hati, semoga saja dapat sampai keatas langit

'Hiks sakit.. sudah kumohon hiks tuhan t-tolong'

"Hmphh! hmph!! Mpph!!."

Pusing, kepala ku sakit rasanya hampir mati tapi tidak membuat ayah berhenti justru ayah semakin menekan kakinya supaya aku menekan tuasnya juga. Mungkin saat ini aku memang harus kalah, aku memang tidak pantas mendapat kasih sayang mereka walaupun aku ingin

"Seharusnya memang kau tidak pernah lahir ke dunia, bocah sialan."

'Aku tidak pernah meminta untuk dilahirkan, aku tidak pernah ingin membuat orang tua ku kesulitan. Ayah ku mohon ini sangat sakit'

"Sakit? kenapa hm? apa ini kurang? aku bisa membuatnya lebih dari ini."

'Tidak. Jangan lagi, jangan ayah jangan. Takut k-kookie takut, sakit ayah'

Saat aku hampir kehabisan nafas ayah berbaik hati menghentikannya, tapi tubuhku masih merespon sengatan listrik tadi. Tubuhku masih bergetar seolah aliran listrik itu masih ada, saat aku tersungkur di atas lantai yang dingin hoseok hyung datang dia menarik baju tipis yang ku kenakan dengan kasarnya. Aku di seret keluar dari ruangan lembab tadi dan entah sekarang apa lagi yang akan mereka lakukan, hanya isakan kecil yang bisa mereka dengar karena mulutku di sumpal dan dibekap dengan solatip. Sakit, sakit rasanya disaat kalian tau bahwa tidak ada seorang pun yang menginginkan kalian untuk hidup bahkan orang tua kalian sekalipun. Tau akan begini, mungkin aku akan bernegosiasi dengan tuhan agar tidak di lahirkan jika hanya menjadi beban dan dianggap sampah tidak berguna.

Ayah, ibu dan keluarga bahagia hanyalah menjadi dongeng yang tidak akan pernah menjadi nyata untuk anak seperti ku.

.
.
.
.
.

Sementara itu Kim Taehyung pemegang tahta tertinggi di keluarganya kini sedang berlatih kuda dengan pakaian lengkap seperti seorang pangeran. Wajahnya yang rupawan sempurna dengan harta berlimpah membuat banyak mata mengaguminya tanpa mereka ketahui sosok dengan kesempurnaan itu memiliki sikap arogan dan banyak lagi sisi gelapnya.

"Tuan kim, waktu berlatih anda sudah selesai. Sekarang tuan besar sedang menunggu di ruangan."

Tanpa membalas ucapannya taehyung melengang meninggalkan laki2 kecil di arena berkuda pribadi miliknya, taehyung menuju ruangan pribadi milik sang ayah. Setelah sampai, terlihat pintu besar menjulang tinggi dengan warna coklat keemasan, membuat kesan mewah yang elegan. Saat masuk taehyung melihat sang ayah sedang terduduk di kursi kebanggaannya dan melontarkan senyuman kearah taehyung saat anak tunggalnya memasuki ruangannya.

"Ada apa?." ucap singkat taehyung

"Duduklah dulu anakku, ada sedikit hal yang ingin ayah bahas."

Taehyung menurutinya dan langsung duduk di kursi berhadapan dengannya

"Apa kau serius menginginkannya? tae?."

"Ya, dan itu harus."

"Kkk~ kau memang duplikat ku tae, kalau begitu ayah akan segera mengurusnya."

"Hm, jangan sampai terluka."

Setelah selesai taehyung langsung pergi meninggalkan ruangan ayahnya, dia berganti pakaian biasa menggunakan kaos putih dengan celana coklat susu selutut. Ya terlihat seperti orang biasa memang, tapi harganya tentu tidak biasa. Baru saja taehyung hendak masuk kedalam mobil tiba2 seseorang memanggilnya

"Kitae!."

Taehyung termenung mendengar suara serta nama panggilan yang tidak asing baginya, beberapa saat taehyung tidak menoleh sampai seseorang menepuk bahunya

"Kitae! hallo.."

Seorang gadis remaja menghampirinya sambil melambaikan tangan di depan wajahnya, taehyung menatap gadis itu bingung sampai ketika taehyung melihat sosok di belakang gadis itu barulah dia mengerti

"Aku tidak punya banyak waktu."

"Kitae.. kau masih belum bisa memaafkanku?."

..

"Apa pantas kau mendapat maaf setelah apa yang kau lakukan padaku?."

"Tapi kejadian itu sudah 12 tahun lamanya, apa kau sama sekali belum bisa memaafkanku?."

"Berhenti bicara, karena setiap kata dan nafas yang keluar darimu membuatku mengingat kembali semuanya. Kau sama sekali tidak memikirkan ku dan tidak peduli kepada ku! saat aku meminta tolong apa yang kau lakukan hm? kau hanya menonton disaat semua itu terjadi, dan.. dan kau adalah alasan terbesar mengapa aku tidak bisa hidup dengan normal seperti yang lainnya. Kau, tidak pantas ku beri maaf." ucap taehyung penuh penekanan

Wanita itu hanya diam dan menatap taehyung dengan nanar, mendengar ucapan putra nya membuat hancur hati nya. Entah apa yang harus dia lakukan, gadis kecil itu mengusap bahu ibu nya mencoba menenangkan. Meskipun dia tidak tau apa yang sedang terjadi tapi dia harap tidak terlalu buruk walau tebakannya pasti tidak sesuai

"Kitae... kau bukan tuhan tidak bisa menolak maaf seseorang apalagi itu ibumu kitae. Sikapmu terlalu langit sampai kau lupa darimana kau berasal."

"Perlu kau tau tidak ada seorang pun yang dapat menjadi malaikat meskipun ia bergelar ibu."

"Kau hanya di penuhi oleh dendam yang tidak berkesudahan sampai pintu maafmu tertutup."

"Seorang anak hanya menginginkan rasa aman dari orang tuanya, dan kau mendapatkannya berbeda denganku. Jangan bicara seolah kau mengetahui segalanya sampai kau juga lupa menempatkan diri kepada seseorang yang tidak beruntung seperti dirimu."

"Kitae.."

Taehyung tidak mempedulikan gadis kecil itu yang menatapnya dengan sendu dan memilih pergi darisana. Bayangan2 kilas tentang masa lalunya membuat taehyung merasa sulit bernafas, wajahnya memerah dengan nafas yang terengah dia mencoba menahannya. Kilas balik yang menyakitkan yang tidak pernah ingin dia ingat kini harus kembali dia rasakan.

'Manusia hanyalah reinkarnasi dari iblis dalam wujud yang berbeda.'

'Tidak ada seorang pun yang dapat memahami mu kecuali dia mengalaminya.'

Give me alive 21+ [ TAEKOOK] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang