GMA 13

370 27 4
                                    

. 13

Saat hoseok hyung menarik rambut ku dengan kasar aku dapat merasakan ada tangan lain yang menarik tanganku yang terikat, tubuhku yang sudah lemas ini di tarik dan di seret sampai ke dekat pekarangan belakang rumah. Aku sudah tidak sanggup lagi bahkan untuk bernafas rasanya sudah sesak sampai ke dada, mulutku kebas karena di sumpal rasanya sampai pening menjalar

Ayah senantiasa melihat kearahku dengan tatapannya yang dingin tidak peduli kalaupun aku mati diatangan putra sulungnya ini, sekali lagi tubuhku bergetar karena menahan takut saat hoseok hyung mengambil air yang bertuliskan "asam sulfat" aku tidak tau itu apa, tapi saat hoseok hyung menumpahkan air itu ke rumput aku bisa melihat asap setelahnya dan aku yakin itu bukan air biasa.

Aku merangsek mundur setelah melihat itu dengan tangan yang diikat mengepal aku kesulitan untuk kabur, beberapa kali terjatuh hampir tersungkur aku terus merangsek mundur menghindari hoseok hyung yang semakin dekat

'Jangan.. ku mohon hiks j-jangan'

"Mpph! mpphh! HMPHH!."

Perih, panas kaki ku sakit..

'Tolong! hiks ampun tolong arhh sakit'

Tapi mereka malah menertawakan ku saat jari kaki ku mulai melepuh sebagian, aku benar2 tidak tau apa kesalahan yang sudah ku lakukan sampai mereka melakukan ini. Aku menjerit sejadi jadinya saat air itu kembali di teteskan ke jari2 kaki ku, tanganku mengepal kuat mencoba menahan sakitnya saat melihat jari2 ku yang semakin memerah

'Hiks s-sakit argh! hiks.. ampun hiks a-ayah ampun hiks..'

Aku menatapnya dari kejauhan berharap agar ia menghentikan hoseok hyung, tapi..

"Sakit? kau mau lagi huh?."

Aku menggeleng cepat, dengan air mata yang sudah membanjiri wajah dan juga keringat yang bercampur

'Tidak hyung tidak! sakit hyung t-tolong'

Semoga masih ada kebaikan dari diri hoseok hyung supaya mau membebaskanku, aku terus menggelengkan kepala menolak apa yang akan dia lakukan. Botol itu dia naikan kearahku mungkin akan disiram kalau saja tidak ayah memanggilnya

'Hiks.. hiks tuhan tolong aku'

Aku sudah pasrah tadinya jikapun harus hancur seperti yang mereka ingin, tapi benar tuhan kini mau menolongku.

"Sudah senang senangnya, sekarang kamu harus bersiap karena tuan Kim akan datang sebentar lagi. Dan urus dulu bajingan kecil itu, taruh di tempat tidak ada satu pun orang yang mengetahuinya." ucap ayah dengan mutlak

"Baik ayah."

Hoseok hyung menoleh kearahku sontak aku bergidik ngeri menatap wajahnya yang tersenyum, dan benar saja aku kembali di seret layaknya plastik sampah yang hendak di buang.

Kini aku berada di gudang paviliun, ikatan di tanganku sudah di buka begitupun dengan solatip yang menyiksa mulutku sedari tadi. Ruangan ini berdebu membuatku sesak dan sulit bernafas, hanya kaki yang mereka pasung sementara tangan ku di biarkan bebas

Aku menangis hanya bisa memeluk tubuhku yang bergetar dan melihat jari kaki yang mengelupas memperlihatkan daging yang juga sedikit hancur hingga mengeluarkan darah segar

"Hiks."

Dadaku sesak, kenapa mereka begitu membenciku padahal aku sudah melakukan apa yang mereka mau bahkan jika itu menyakiti diriku sendiri tapi ternyata itu saja tidak cukup. Mungkinkah aku harus mati? tapi aku masih ingin merasakan kasih sayang dari apa yang katanya keluarga

"T-tuhan hiks b..bolehkah a-aku meminta s..s-sedikit saja b-biarkan mereka hiks m-mereka menyayangiku t-tidak apa walau hanya sebentar hiks.. kookie m-mau.." ucapku dengan mulut gemetar

BRAK!!

'Tidak kumohon jangan lagi'

Aku memejamkan kedua mataku dengan erat, enggan melihat siapa pun yang datang. Cukup hari ini tubuhku seakan mati rasa

"Kenapa dia disini?."

Suara itu, bukan milik mereka. Siapa?

"Argh! s-saya yang melakukannya hrgh! ahhk!."

'Ayah.. kenapa ayah seperti tercekik'

"Buka."

Tiba2 aku merasakan kaki ku terbebas walau terasa sakit tapi aku bersyukur, dalam gelap karena tidak berani membuka mata ada tangan yang merangkul bahuku. Rasanya hangat dan aku tidak mengenali wanginya

Aku memberanikan diri mulai membuka mata perlahan mencoba melihat apa yang terjadi, tapi seketika pandanganku kembali gelap saat seseorang menutup kedua mataku tapi sebelumnya aku bisa mendengar ayah menjerit seperti kesakitan, saat aku hendak menoleh tangan kasar menarik dagu ku menahan agar tidak menoleh

'Ayah.. ayah! apa kalian baik2 saja? siapa mereka, siapa? aku takut siapa mereka'

Aku berjalan mengikuti kemana mereka membawaku sampai terdengar seseorang berbicara dengan bahasa yang tidak aku mengerti, suaranya berat dan dalam bahkan hanya mendengar suaranya saja aku merasa terintimidasi.

Dan sekarang, aku melihat dengan jelas. Ibu, ayah dan hoseok hyung duduk di hadapanku sembari tertunduk. Rupanya ada komplotan orang2 berbaju hitam yang mengelilingi mereka, aku merasa asing jadi aku hanya ikut menundukan kepala

"Jungkook?."

Aku meremat ujung celana selutut yang ku kenakan, sedikit melirik kearah suara sebelum kembali menundukan kepala dengan sedikit mengangguk

"Senang bertemu denganmu jungkookie."

Orang itu melihat kearah jungkook dengan senyuman lebarnya sementara menatap keluarga jeon dengan tatapan bengis, dapat jungkook lihat raut wajah yang berubah ketika melihat kaki nya yang terluka.

Jungkook berinisiatif untuk memecah keheningan dengan meminta ijin dia akan membuatkan minum, dengan langkah tertatih jungkook berusaha berjalan cepat untuk sampai ke dapur

"Hah.. kau yakin jeon dia bukan anakmu? kau buta bukti kah?."

Orang itu melempar amplop coklat besar ke hadapan tuan jeon, saat tuan jeon membukanya matanya membulat membaca apa isinya yang membuatnya keheranan.

"Jika kalian menyakiti jungkook lagi, berarti kalian sudah siap untuk mati."

Diambilnya kembali amplop itu dari tangan tuan jeon lalu menaruhnya kedalam koper hitam berukuran kecil, tuan jeon dan yang lainnya hanya termangu diam tanpa berucap kata apapun

Jungkook datang membawa nampan berisikan air minum untuk beberapa orang disana, dengan hati2 dan sedikit meringis saat hendak berjongkok jungkook menaruh gelas2 itu dengan rapih tanpa menglihkan pandangannya dari jungkook orang itu melirik kearah tuan jeon yang langsung menundukan kepalanya

"Terimakasih banyak jungkookie, ah apa kakimu terluka?."

Jungkook menggeleng dan menekuk kakinya walau harus menahan sakit, dia takut kalau orang itu akan menyakiti ayahnya. Melihat jungkook yang mencoba melindungi tuan jeon orang itu hanya bisa tersenyum

"Kookie, aku ingin berbicara hal penting dengan ayah, ibu dan saudaramu. boleh?."

"Huum."

Tanpa menunggu lama jungkook langsung pergi kembali ke dapur belakang tidak berani membantah karena takut akan kembali di pukuli.

Setelah jungkook pergi orang itu kembali memberikan ancaman ke tuan jeon, manik matanya menatap lekat tanpa memberi celah. Tersenyum remeh ke arah keluarga jeon yang masih tertunduk tanpa berani melakukan apapun

"Jika aku masih mengetahui kalian menyakiti jungkook, bersiaplah untuk menderita. Akan kalian rasakan neraka dunia jika kalian berkhianat." ucapnya final

Lalu mereka semua pergi meninggalkan keluarga jeon, tuan jeon mengusak rambutnya frustasi sementara ibu dan hoseok bingung harus bagaimana.

Tuan jeon hanya menatap kepergian orang2 itu dari balik kaca jendela rumahnya.

"Akan ku buat kalian semua menyesal karena sudah melakukan ini kepada ku."

TBC

Give me alive 21+ [ TAEKOOK] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang