GMA 10

582 31 1
                                    

.  10

'Kau harus mati!'

'Kamu akan menikmatinya sayang tenanglah'

'Bajingan kecil sebentar lagi kamu akan menjadi bagian dari kami'

'Sayang maafkan ibu karena harus membuat mu seperti ini'

'Pergilah! pergi! jangan sampai rambutmu terlihat'

.
.
.
.
.

"HAH!."

Keringat sudah membasahi seluruh bagian dari wajahnya, baju tipisnya melekat di tubuh karena keringat padahal udara saat ini sedang sejuk di tambah dengan pendingin ruangan yang menyala. Seseorang berlari dalam pikirannya sudah beberapa kali bahkan hampir sering rasanya ini terjadi, mereka tidak ada yang bisa terselamatkan hanya dirinya sendiri yang tersisa karena memilih berbeda.

Ceklek

Pintu terbuka perlahan memperlihatkan seorang maid dengan rentang usia sepertinya kisaran 35 tahun, masih muda dengan wajah yang sedikit terlihat cantik dan tampan di waktu yang bersamaan. Ya, disini pelayan hampir beberapa orang adalah laki2 di pikirnya laki2 bisa bekerja lebih baik daripada wanita yang akan menyusahkannya.

"Tuan ini sarapannya."

Maid dengan nama di dadanya tercetak Yoon Jeonghan menaruh piring beisikan sandwich strawberry di atas nakas kecil samping ranjang tuannya, saat hendak beranjak pergi junghan tersentak saat piring sarapan itu di tepis kasar oleh tuannya sampai piring itu berhasil pecah dengan sempurna diatas lantai marmer hitam membuat junghan hanya menunduk tanpa berani menatap wajah tuannya.

"Berapa kali ku katakan, aku tidak pernah menyukai strawberry sialan!." Ucapnya dengan nada tinggi sembari menatap nyalang ke arah junghan yang hanya menunduk ketakutan

"Maafkan saya tuan, saya tidak ta- ."

Junghan berjalan mundur saat melihat tuannya bangun dan berjalan kearahnya, di tangannya sudah ada pecahan piring yang baru saja ia pungut. Sontak mata junghan di banjiri air yang terjatuh begitu saja dari pelupuk matanya dengan penuih rasa ketakukan tubuhnya bergetar enggan menatap hanya berharap tuannya masih berbaik hati, semakin dekat jarak diantara mereka kini junghan sudah terpojok karena tuannya berdiri tepat di hadapannya.

"Kapan kau akan mengingatku hm? Pelacur sialan, tatap aku."

"S-saya tidak tau tuan maafkan saya."

"Tatap aku keparat!."

Pecahan piring itu berhasil menancap di bahu kanan junghan membuatnya tersentak sekaligus menahan nyeri di bahunya yang kini sudah terkoyak karena pecahan piring kaca itu tertancap lumayan dalam, kemeja putihnya bersimbah darah segar dan terus mengalir sampai terlihat di area perutnya pun memerah karena darahnya.

Junghan sudah berhasil menatap tuannya, matanya beradu tatap dengan tatapan sang tuan yang nampak tanpa ekspresi terkesan kosong. Lagi lagi junghan hanya bisa terisak menahan tangis dan nyeri di bahunya, saat pecahan piring itu di tarik dengan paksa barulah junghan bisa bernafas sedikit lega walau sakitnya tidak berkurang namun setidaknya dia tidak kehabisan banyak darah.

"Jangan beri aku strawberry lagi atau kau akan mati. paham?."

Lagi lagi junghan harus menerima sakit saat pecahan itu menggores di rahangnya, saat tuannya berbicara tangannya mahir menggores pipi rahangnya dengan garis simetris. Sudah, junghan sudah tidak kuat lagi ternyata luka di bahunya cukup dalam sampai rasanya sesak dan linu di tulang. Junghan hanya mengangguk pasrah mengiyakan apa yang di perintahkan oleh tuannya, sementara itu junghan yang sudah lemas kini harus melayani tuannya yang tanpa aba2 mencium bibirnya dengan kasar sampai rasanya junghan kewalahan.

Give me alive 21+ [ TAEKOOK] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang