Kayla menatap kosong keluar jendela dari dalam taksi yang ditumpanginya, pikirannya sedang kacau saat ini. Dia tak dapat mengontrol emosinya tadi, hingga kelepasan bicara.
"Mbak, kita sudah sampai," suara supir taksi menyadarkan Kayla kembali dari lamunannya.
"Terima kasih," ucap Kayla setelah menyerahkan uang pembayaran taksi.
Kayla menarik nafas panjang sebelum memasuki rumahnya. 'Aku hanya perlu masuk kamar dan segera tidur," gumamnya. Dia bermaksud menghindari anggota keluarganya.
Kayla menaiki anak tangga menuju kamarnya yang ada di lantai dua.
Saat dia membuka pintu kamarnya, dilihatnya siluet seseorang yang dia kenal. Kayla mengurungkan niat untuk masuk ke kamarnya. 'Sial! Kenapa ada dia?' gerutu Kayla dalam benaknya. Hingga tanpa diduga, mata mereka saling beradu tatap.
Dengan cepat Kayla menutup pintu kamarnya dan kembali menuruni anak tangga. Namun langkahnya kembali terhenti, saat dia melihat Kakak dan orang tuanya memasuki rumah, terlebih sedang menuju ke arahnya.
Tanpa pikir panjang Kayla langsung berlari menuju halaman belakang rumah. Kayla berada dibalik pintu luar, dia menunggu untuk dapat keluar setelah keluarga masuk ke kamar masing-masing.
Tapi pada saat itu juga, pintu tersebut seperti ada yang mendorong. Kayla mundur perlahan.
"Disini kau rupanya," ucap orang yang mendorong pintu tersebut, yang tak lain adalah sang Kakak.
Kayla tampak terkejut, tubuhnya merosot dan jatuh terduduk di lantai.
Dengan lembut Ares membantu adiknya kembali berdiri. "Ada apa? Kau ada masalah? Cerita saja pada Mas," ucap Ares sembari menuntun Kayla menuju ayunan yang ada di halaman belakang, mereka naik ke ayunan tersebut dan duduk disana.
Ares masih menunggu adiknya untuk bicara, sesekali dia menepuk-nepuk bahu Kayla, bermaksud memberikan ketenangan pada adiknya. "Kay ... apa kau juga akan mendiami Mas? Kalau begitu Mas minta maaf karena telah menjahilimu."
"Sebenarnya secara teknis Keyla bukan penyebab aku dipecat, aku hanya terbawa emosi dan menyalahkannya. Terlepas dari itu, aku juga masih kesal padanya sejak pesta perayaan tempo hari," ucap Kayla mulai bercerita.
Ares mendengarkan dengan seksama.
[Flashback]
Kantor Wonder Magazine.
Wonder Magazine adalah sebuah perusahaan penerbit majalah yang mengulas tentang fashion, setiap artikel yang dimuat selalu menarik minat masyarakat untuk membacanya.
Itu menjadi salah satu alasan bagi Kayla untuk berkarier disana, selain karena kembarannya. Sebab Keyla merupakan salah satu model dalam majalah tersebut, dan Kayla ingin menulis artikel yang bagus untuk kembarannya dengan bergabung di perusahaan tersebut menjadi tim editor.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Permisi Ketua Tim, aku ingin menyerahkan naskah," ucap Kayla berdiri di pintu ruangan Ketua Tim Editor sembari memeluk beberapa tumpukkan kertas.
Sementara di ruangan tersebut bukan saja ada sang Ketua Tim, tapi beberapa orang lainnya. Mereka tampak sedang membicarakan sesuatu yang cukup serius, hingga Kayla mulai merasa mendapatkan tatapan aneh dari orang-orang yang berdiri di seberangnya.
"Kay, kemari," ucap Ketua tim.
Kayla melangkah mendekati meja ketua tim.
"Aku baru saja dapat email ini, rencananya akan dibuat sebagai artikel tambahan," ucapnya lalu menyerahkan hasil print-out dari email.
Kayla melihatnya dengan seksama, beberapa saat kemudian manik matanya tampak melebar.
'Skandal Aktor Luke Ferdinand dengan Seorang Model'.
Sebuah judul artikel bercetak tebal dilanjutkan ulasan artikel dan foto-foto yang memuat Keyla, sang aktor dan seorang pria yang di kenalnya yang tengah berselisih di sebuah Kafe. Kayla mengalihkan pandangannya kembali pada sang Ketua Tim, seolah meminta penjelasan.
"Bagaimana menurutmu?" tanya Ketua Tim.
"Apakah ini akan diterbitkan?" tanya Kayla terdengar lirih.
"Sebab itu kutanya dulu padamu."
"Kenapa Ketua bertanya padanya? Tentu saja ini harus diterbitkan, itu akan jadi berita eksklusif yang melibatkan aktor besar dan seorang model pendatang baru," jelas salah seorang Staf Editor lainnya.
"Bisakah ini tak di terbitkan?" Kayla tampak menggigit bibirnya. "Saudaraku bukanlah gadis seperti yang ditulis pada artikel itu, pasti ada kesalah pahaman sehingga mereka berselisih," jelas Kayla. "Ketua Tim, aku mohon padamu. Tolong jangan terbitkan itu," pinta Kayla dengan sangat.
"Hei! Kau itu masih seorang pegawai magang, beraninya!" kali ini Wakil Ketua Tim angkat bicara.
"Ketua Tim, aku mohon padamu," pinta Kayla lagi. Cairan bening nampak diujung pelupuk matanya. "Aku akan terima konsekuensinya, membayar denda atau pemecatan. Apapun, asalkan artikel ini tidak diterbitkan," Kayla mulai memohon dengan berlutut.
"Haahh ... pecat saja dia, jelas-jelas dia tak punya rasa dedikasi pada pekerjaannya. Mana bisa dia bekerja dengan bertindak subjektif, memangnya ini perusahaan miliknya yang bisa semena-mena dan semaunya," ucap Wakil Ketua Tim Editor sarkastis.
"Hmmm ... sebenarnya artikel ini juga tidak layak, karena tidak sesuai dengan topik pembahasan pada majalah kita. Kalau begitu aku akan bicarakan dulu dengan tim lainnya," ucap Ketua Tim lalu pergi meninggalkan ruangannya.
Kayla berdiri dari posisi berlututnya. "Terima Kasih, Ketua Tim," Kayla mengucapkan terima kasih berkali-kali.
[Flashback END]
Ares mengacak-ngacak rambut Kayla. "Good girl," ucapnya memuji adiknya itu.
Tapi tanpa disangka Kayla malah menangis, Ares menatapnya bingung.
"Duh ... adikku yang cengeng, sudah jangan menangis. Cup... Cup... Cup...." Ares menghapus jejak air mata di pipi Kayla. "Gak apapa," ucapnya lagi lalu membawa Kayla dalam pelukkannya.
Bukan Kayla saja yang sedang menangis saat ini, seseorang yang sedari tadi berdiri dibelakang mereka sembari memperhatikan juga ikut menitikkan air matanya.
"Gadis bodoh. Seharusnya kau abaikan saja aku," ucap orang tersebut yang tak lain adalah Keyla.
Suara Keyla memecahkan momen haru yang sedang berlangsung. Seketika Ares dan Kayla segera menengok kearah sumber suara, Keyla melangkahkan kakinya mendekati ayunan yang tengah dinaiki kakak dan saudara kembarnya.
"Aku juga ingin naik," ucap Keyla terdengar seperti anak kecil.
Dia menyerobot tempat duduk di tengah dan membuat Ares terpaksa turun dari ayunan karena tidak cukup tempat.
"Mas, kau dorong kami. Yang kencang!" titah Keyla. Ares mendesis, tangannya mengepal hendak menoyor adik kurang ajarnya itu, tapi dia urungkan dan segera mendorong ayunan untuk adiknya.
Keyla merengkuh tubuh Kayla, memangkas jarak diantara mereka.
"Kay, aku minta maaf. Kau mau maafkan aku, kan?"
Kayla tak segera menjawabnya, membuat Keyla mencoba lebih keras untuk meluluhkan hati saudara kembarnya itu.
Keyla meraih tangan Kayla dan menggenggamnya. "Kay ...," panggilnya lagi. Sepasang puppy eyes dia perlihatkan, tapi itu justru membuat Kayla menoyor kepalanya.
"Kirimkan 50 juta ke rekeningku, baru aku akan memaafkanmu," ucap Kayla terdengar licik dan begitu juga dengan senyumannya saat ini.
"Kau ini mata duitan sekali!" protes Keyla.
Ya, begitulah kedua saudara kembar itu akhirnya berbaikan. Kini hubungan Keyla dengan keluarga telah kembali membaik. Akankah hubungannya dengan sang kekasih juga demikian?
[TBC]
NEXT ? ? ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Posesif : Istri yang Ditukar
RomanceDia adalah seorang founder (pendiri), owner (pemilik) sekaligus pemimpin dari sebuah Perusahan Hiburan NAZ Entertainment. Sungguh pencapaian dan kesuksesan yang besar, terlebih hal itu terwujud berawal dari impiannya dan usianya saat ini masih terbi...