Akhirnya hari yang ditunggu dua saudara kembar itu tiba, hari dimana mereka akan berlibur ke luar negeri. Mereka sudah menyiapkan segalanya, dua buah koper besar tergeletak di teras rumah.
Beberapa menit kemudian, seorang pria jangkung keluar dari rumah dan di ikuti dua orang gadis. Pria jangkung itu menarik dua koper besar milik dua gadis yang hendak berlibur dengan susah payah.
"Kalian akan berlibur berapa lama, sih? Kopernya terasa sangat berat," ucap Ares terdengar sedikit kesal.
Kayla berlari kearah Ares dan menyambat koper miliknya. "Biar –ku bawa sendiri koperku."
Dengan senang hati Ares melepaskan salah satu koper yang sedang ditariknya tadi, dia tersenyum simpul kearah Kayla.
"Nah ... seharusnya kalian itu peka. Lagian siapa yang mau liburan, malah siapa yang angkut koper," ucap Ares tersirat. "Key," panggil Ares sembari menatap orangnya.
"Emmm ... kenapa Mas?" tanya Keyla tanpa minat. Dia tak mendengarkan perkataan Ares barusan.
"Bawa kopermu sendiri, aku mau menyiapkan mobil!" Ares setengah berteriak, lalu dia meninggalkan koper milik Keyla dan pergi ke garasi.
Semua barang bawaan sudah masuk ke bagasi mobil, Ares hendak masuk ke dalam mobil. Namun saat itu kedua orang tuanya datang menghampiri mereka ke mobil. Ares kembali melangkah keluar dari mobilnya.
"Ada apa, Bun?" tanya Ares. Sementara Kayla dan Keyla yang sudah berada di dalam mobil, menurunkan kaca mobilnya.
"Sudah kau masuk saja," suruh Bunda pada Ares, sembari mengibaskan tangannya.
Mau tak mau Ares kembali masuk ke mobil dan duduk di bangku kemudi. Tak lama, Bunda dan Ayah juga masuk ke dalam mobil di bangku penumpang, membuat Kayla yang duduk disana harus bergeser.
Ares dan Keyla yang duduk di bangku depan, berbalik badan menghadap bangku penumpang di belakang. Ketiga anak itu, sedang menatap penuh tanya ke arah orangtua mereka.
"Kenapa? Bunda dan Ayah mau ikut ke bandara mengantar putri-putriku," jawab Bunda.
Ares menerjapkan matanya. "Mereka bukan mau berangkat ke medan perang, Mama dan Papa berlebihan sekali!" serunya.
○
○
Bandara Soekarno Hatta, Indonesia.
Setelah beberapa menit sebelumnya Kayla dan Keyla berpisah dengan keluarga mereka, dan sekarang mereka sedang menunggu keberangkatan pesawat menuju London.
Kayla beranjak dari duduknya dan berdiri, tepat setelah dia mendengar jika pesawat yang di tumpanginnya akan segera berangkat. Namun sepertinya Keyla masih betah untuk duduk.
Kayla menepuk pundak kembarannya itu. "Heh. Ayo cepat! Pesawat kita akan berangkat."
Keyla tersenyum simpul, dia berdiri dan memeluk Kayla. "Enjoy your flight and holiday, sister." Kayla menatap bingung kearah Keyla. "Pesawatku berangkat tiga puluh menit lagi," ucap Keyla sembari menyerahkan tiket milik Kayla.
"Apa ini? Penerbangan kita berbeda?" tanya Kayla terdengar sedang protes.
Keyla memutar bola matanya. "Ya," jawabnya singkat. "Tujuan kita juga berbeda," sambungnya. Kayla mengerutkan keningnya. "Aku akan pergi ke Bali," ucap Keyla, diikuti ekspresi terkejut Kayla. "Ya~ kau harusnya berterima kasih. Aku sedang memberimu waktu berdua bersama Melvin."
"Kau tidak terdengar tulus mengatakannya," ucap Kayla curiga, dia menangkap keraguan dari ucapan Keyla. "Katakan sebenarnya ada apa?" selidik Kayla.
"Ya ... aku cuman merasa, kalau kita perlu waktu untuk diri masing-masing." Kayla masih menatap Keyla penuh kecurigaan. "Hei! Aku serius. Kalau kau tak percaya, ku tarik kembali ucapanku barusan," ucap Keyla kali ini terdengar marah.
"Baiklah, jadi kau mau ku bawakan oleh-oleh apa dari London?"
Keyla berpikir sejenak. "Emmm ... aku tak minta banyak hal, hanya—," Keyla menggantungkan ucapannya, membuat Kayla menunggu dengan penasaran. "Cukup aku terima kabar baik dari kalian."
Kalimat terakhir Keyla meninggalkan pertanyaan di benak Kayla. "Kabar baik seperti apa?"
"Keponakan untukku yang lucu," ucap Keyla sekenanya dengan senyum yeng mengembang tanpa dosa.
"Heh! Mesum!!" pekik Kayla seraya mengeplak kepala kembarannya itu yang mulai koslet.
"Kau jauh-jauh ke London, bukan cuman mau bertemu Melvin saja kan?" goda Keyla sembari mencolek dagu Kayla.
"Sudah, pesawatku sebentar lagi akan lepas landas." Kayla menarik kopernya sebelum memeluk Keyla dan pergi. Dia melambaikan tangannya.
"Fighting, Kay! Aku tau kalian bisa," teriak Keyla.
"Berhenti! Kau memalukan, Key!" jerit Kayla tertahan.
○
○
London
Kayla menghempaskan tubuhnya ke sofa panjang, setelah perjalanan jauh yang ditempuhnya. Dia sudah berada di apartemen kekasihnya saat ini.
Bagaimana dia bisa masuk? Mudah saja.
Kayla sudah mengabari orang kepercayaannya perihal kedatangannya ke London, Diovan -lah berhak menerima ucapan terima kasihnya. Beberapa hari sebelumnya dia menghubungi asisten dari kekasihnya itu, mulai dari alamat apartemen, password apartemennya, hingga jadwal sang kekasih.
Tak lupa dia menanyakan tempat yang bisa dia kunjungi di London. Dan berkat Bang Yovan juga, dia dapat menyiapkan kejutan untuk kekasihnya.
Kayla beranjak dari sofa dan berjalan kearah ruang kamar. "Mari kita lihat kamar Bang Mel tidur," ucap Kayla terkikik.
Ketika dia membuka pintu, matanya tertuju pada sebuah ranjang besar. Kayla langsung berlari dan menimpa benda empuk itu. "Eum~ wangi Bang Mel." Kayla menghirup aroma sang kekasih yang melekat pada seprai.
Setelah puas berguling di ranjang, Kayla mulai menjelajah seisi ruang apartemen milik sang kekasih.
–Kamar mandi, oke. Luas dan keran air hangat menyala.
–Dapur, kosong. Dia bersyukur membawa beberapa makanan, jadi bisa memasakkan sesuatu untuk kekasihnya.
–Ruang tengah, oke. Ada TV dan sofa, setidaknya.
Beberapa saat kemudian, Kayla telah selesai berkeliling.
"Apa?! Cuman ada satu kamar. Lalu dimana Bang Yovan tidur?" Kayla kembali melirik ke arah kamar tidur yang sebelumnya dia sambangi.
Tiba-tiba dia bergidik ngeri saat sesuatu terlintas dipikirannya. "Eyyy ... Tidak mungkinkan, kalau Bang Mel dan Bang Yovan tidur dikamar dan ranjang yang sama?" Kayla mengibas-ngibaskan tangannya di udara, menghilangkan pemikiran kotor yang mulai hinggap di otaknya.
----------------- [TBC] -----------------
NEXT ? ? ?
![](https://img.wattpad.com/cover/327472008-288-k169509.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Posesif : Istri yang Ditukar
RomanceDia adalah seorang founder (pendiri), owner (pemilik) sekaligus pemimpin dari sebuah Perusahan Hiburan NAZ Entertainment. Sungguh pencapaian dan kesuksesan yang besar, terlebih hal itu terwujud berawal dari impiannya dan usianya saat ini masih terbi...