Di sebuah gang kecil nan gelap yang merupakan celah di antara dua bangunan besar yang berdiri di sisinya, tampak tiga orang pria tengah berseteru, satu diantaranya bertindak sebagai penengah.
"Bang, kenapa kau lakukan ini padaku?!" teriak seorang pria sembari mencengkeram kerah baju dari seseorang yang dia panggil dengan sebutan 'Abang'.
Pria yang tengah berada dalam cengkeraman itu mendengus sembari mengeluarkan senyum smirk –nya. "Melakukan apa? Dia yang datang sendiri padaku," jawabnya santai. "Tapi tak buruk juga, dia sangat lihai. Apa kau sering bermain hingga dia menjadi begitu lihai, Nick?"
"Berhenti bicara kau, brengsek!!" marah pria yang dipanggil Nick itu. Dia melepaskan cengkeramannya di kerah baju lalu melayangkan tinjunya berkali-kali.
"Nick, berhenti. Kita pergi," ucap pria lainnya menengahi perkelahian itu dan menarik Nicholas.
Pria yang dihajar Nicholas dengan tinjunya tadi, tampak babak-belur. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, pria itu mengusapnya lalu bangun. "Kalau kau sudah bosan, berikan saja padaku," ucap pria itu seakan tak ada lelahnya memancing emosi dari Nicholas.
Nicholas yang belum stabil emosinya, kembali menghampiri pria kurang hajar itu. Namun sebelum dia melayangkan tinjunya kembali, pria yang tadi menariknya untuk pergi telah lebih dulu menghentikannya. "Lepaskan aku, Yan! Atau kau juga akan kuhajar," berontak Nicholas. Tapi pria bernama Bryan itu tak melepaskannya.
"Hajar saja aku!" balas Bryan sembari menatap tajam kearah Nicholas.
"Baiklah, kalau itu mau –mu," ucap Nicholas seakan sudah hilang akal dan menghajar Bryan.
Buughh!!
Seketika Nicholas tersadar, membuka matanya dan terbangun dari tidurnya. "Akh ... sial! Kenapa aku memimpikannya lagi," ucap Nicholas sembari meremas rambutnya. Masalahnya dengan Keyla saat ini, membuatnya teringat kembali dengan mantan kekasihnya dulu yang direbut oleh seorang kenalannya.
Nicholas mengambil gelas berisi air yang terletak di atas meja kecil di sebelah tempat tidur dan meminumnya hingga tandas. Setelah itu dia berjalan kearah kamar mandi. Beberapa saat kemudian, terdengar suara percikan air dari dalam sana.
Sepuluh menit dia berada di kamar mandi, keluar dengan rambut basah dan tubuh terlilit handuk hingga sebatas pinggang, menampilkan bagian perut yang tampak berotot dan dada bidangnya.
Nicholas berjalan ke keruang lain, yang merupakan ruangan khusus pakaian dan aksesoris. Lalu dia memilih salah satu setelan yang digantung dan lekas berpakaian. Selanjutnya dia memilih arloji, dasi, ikat pinggang dan sepatu sebagai pelengkap.
Setelah rapi, dia keluar kamar dan berjalan menuju dapur. Mengambil selembar roti dan satu bungkus kopi instan yang dia tuangkan kedalam cangkir bersama air panas lalu mengaduknya. Begitulah sarapan sederhana Nicholas setiap hari, sebelum berangkat bekerja.
Lima menit berlalu, Nicholas menyelesaikan sarapannya dengan kopi yang masih tersisa setengah di cangkir dan pinggiran roti yang tak dia makan. Dia hendak meninggalkan meja makan bersama dengan peralatan yang dia gunakan sebelumnya, tapi Nicholas berbalik kembali menuju meja makan dan membereskan peralatan makan, lalu menaruhnya pada wastafel.
Nicholas menatap malas ke arah wastafel yang berisi tumpukkan peralatan makan yang kotor. Tak mungkin dia mencuci piring di saat seperti ini, bajunya bisa saja kotor. Akhirnya dia meninggalkan tumpukkan piring kotor itu. Dan begitulah piring kotor terus menumpuk di wastafel.
○○○
Menghadiri rapat, membaca dan menandatangani dokumen adalah pekerjaan yang selalu Nicholas lakoni. Hingga waktu makan siang tiba, dia masih di ruangannya memeriksa dokumen. Dan saat itu Bryan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Posesif : Istri yang Ditukar
RomanceDia adalah seorang founder (pendiri), owner (pemilik) sekaligus pemimpin dari sebuah Perusahan Hiburan NAZ Entertainment. Sungguh pencapaian dan kesuksesan yang besar, terlebih hal itu terwujud berawal dari impiannya dan usianya saat ini masih terbi...