Song: Stuck on You - April June
When you're looking through your phone, I'm wondering if it's her.
Damn, I feel so insecure.
Should be moving on by now.
But, baby tell me how?
Stuck on you
Stuck on you
And I guess it's kinda dumb
Cause I know you ain't the one
I am wasting all my time, deep inside I know you can't be mine."Kakashi, Rin pingsan" Obito menelepon Kakashi dengan panik meminta Kakashi segera menyusul ke rumah sakit.
Sejak kecil, Rin adalah anak yang sangat lemah. Dia sangat sering jatuh pingsan dan dirawat di rumah sakit untuk penyakit yang tidak diketahui penyebabnya. Dia selalu kesepian karena tidak ada anak - anak yang mau bermain dengan dia yang gampang terjatuh. Para orang tua juga mengatakan pada anak mereka untuk tidak bermain bersama Rin, takut tertular penyakitnya kata mereka.
Kehadiran Obito dan Kakashi dalam hidup Rin yang berumur 10 tahun adalah keajaiban. Mereka memberikan keramaian dan tawa yang tidak pernah Rin rasakan.
Saat memasuki masa remaja, Rin mulai merasakan perasaan yang berbeda pada Kakashi yang selalu ada untuknya. Kakashi yang terlihat tidak peduli dan menghabiskan waktunya untuk membaca selalu memberi apa yang Rin inginkan. Rin merasa perasaannya terbalaskan. Rin percaya dongeng tentang cinta pertama Kakashi adalah dirinya.
Sampai, saat mereka mencapai umur 20 tahun dan Rin merasa lelah menunggu Kakashi menyatakan perasaannya. Dia menyatakannya perasaannya pada Kakashi, merasa percaya diri perasaan itu akan terbalas.
"Aku menyukaimu tapi bukan yang seperti itu" itu jawaban yang diberikan Kakashi saat itu. Rin yang terluka mencurahkan perasaannya pada Obito tanpa peduli kalau Obito menyukainya seperti dia menyukai Kakashi.
Obito meluapkan amarah dan rasa cemburunya pada Kakashi. Keributan pecah diantara persahabatan mereka. Sampai akhirnya ketiganya menyelesaikan itu dan kembali bersama.
Sekarang perpecahan diantara muncul dalam bentuk musim semi untuk Kakashi. Rin tidak mau kehilangan sahabatnya itu, Rin belum mau melepaskan sahabatnya itu untuk wanita lain.
Sepanjang waktu Rin mengenal Kakashi, Kakashi tidak pernah tertarik pada wanita sampai seperti ini. Rasa sakit dari api cemburu membuat Rin terjatuh dalam ketakutan kehilangan Kakashi.
"Bukankah kamu yang bersikap baik padanya? Jadi salahkan saja dirimu sendiri"
Kakashi benar, dia yang membawa musim semi itu datang kepada Kakashi karena bersikap baik pada Sakura. Sekarang Kakashi terus mengejar Sakura. Sakura tidak terlihat seperti anak yang baik lagi di matanya, cemburu membuatnya menutup mata. Kebencian menguasai dirinya. Sampai akhirnya tubuh lemah itu tidak sanggup lagi menahan segalanya. Rin terjatuh, pingsan, lelah menunggu Kakashi yang tidak kunjung kembali.
"Apa sih yang aku harapkan?" Sakura menatap jam di ponselnya 11 pm. Kakashi tidak datang dan juga tidak mengangkat teleponnya.
"Kenapa?"
"Ayo pulang Kak"
Keesokan harinya Sakura tidak dapat menemukan Kakashi sama sekali, dia mendapat cerita dari Karin kalau malam itu Rin pingsan. Jadi, pada akhirnya Rin yang jadi pemenangnya pikir Sakura. Bukan cinta apanya, setidaknya Kakashi bisa memberinya kabar tapi Kakashi tidak melakukannya.
Lee menepuk - nepuk pundak Sakura yang sedang menangis. Keduanya menghabiskan waktu di perpustakaan. Lee, Neji, dan Tenten berusaha membantu menyelesaikan project Sakura.
Projectnya di kelas Profesor Tsunade sudah selesai 80% cukup mudah untuk disempurnakan dengan bantuan Neji. Permasalahannya ada pada project kelas Jiraiya, Kakashi hanya memberi petunjuk soal cara mengumpulkan bahan pendukung. Bahan - bahan itu belum tersusun.
Sakura menangis karena terlalu marah untuk meminta bantuan Kakashi. Selain marah dia juga takut pada rasa kecewa kalau - kalau Kakashi tidak menjawabnya. Kakashi sempat menghubunginya, dua hari sejak Rin pingsan tapi saat itu Sakura terlalu marah untuk meladeni Kakashi. Sialnya, Kakashi sangat mudah menyerah. Tiga kali kontak tak terjawab menjadi 1 minggu tanpa kontak dan terus berlanjut.
Kelas Tsunade berjalan lancar tanpa hambatan. Sedangkan kelas Jiraiya belum terlihat hasilnya, oleh karena itu saat ini Sakura menangis terisak - isak. Mentalnya terobrak - abrik oleh perasaan cemburu dan ambisi nilai sempurna. Dalam kalutnya, Sakura meminta bantuan Obito. Obito menjanjikan bantuan dengan syarat Sakura tidak menghubungi Kakashi karena saat ini Rin begitu rapuh dan hanya butuh Kakashi di sisinya.
Dua minggu sudah ketiga orang itu menghilang dari kampus. Semua project dan tugas sudah masuk masa penilaian, ujian di depan mata.
Ketiga sahabat itu kembali ke kampus bersamaan pada awal minggu ketiga. Untuk nilai kehadirannya, ketiganya masih aman karena kehadiran kuliah wajib di Universitas Konoha adalah 80%. Tapi, project dan tugas yang terlewat membuat ketiganya berkeliling kampus menemui para pengajar.
"Project? Sakura mengerjakannya dan mempresentasikannya dengan baik, saya memberi nilai sempurna untuk anak itu, A- untukmu Obito, dan B+ untuk kalian berdua" Tsunade juga menambahkan alasan dia percaya kalau Sakura tidak berada dalam tekanan adalah Sakura sendiri yang menunjukan bukti - bukti kalau kalian ikut andil dalam project. Ketiga orang itu juga mendapatkan kesempatan untuk menyempurnakan nilai dengan tugas tambahan. Obito dan Rin menolak, Kakashi mengambil kesempatan itu.
Saat menemui Jiraiya, penjelasan yang sama diterima Kakashi. Rasa kesal, takut, dan canggung menguasai pikiran Rin. Rin ingin membenci Sakura secara utuh. Tapi anak itu malah bersikap baik.
Sakura dan Lee yang berjalan masuk ke dalam Kantin terkejut dengan keramaian yang ada. Angkatan Asuma menyambut ketiga sahabat yang kembali kuliah. Rin memanggil Sakura mendekat dan memberikan sepotong kue.
"Sakura .. terima kasih soal nilai .."
"Tidak perlu, banyak orang yang membantuku" Sakura menolak kue itu dan meninggalkan kantin disusul Lee.
🌸🍁🌸🍁🌸
"Kandas?"
"Hmm"
"Betulan?"
"Apanya?"
"Hubunganmu?"
"Tidak pernah ada hubungan"
"Kalau begitu berhenti bersikap seperti orang patah hati"
Kakashi melempar puntung rokok ke arah Asuma. Salju pertama sudah turun, Kakashi sudah tidak lagi menghitung berapa lama dirinya dan Sakura tidak saling bicara. Dia sadar kesalahan ada pada dirinya, menemani Rin terasa sangat sulit. Dia kehilangan timing untuk menghubungi Sakura.
Tidak banyak yang berubah, Sakura selalu dikelilingi oleh kakak dan teman - temannya. Masa ujian terlewat dengan cepat. Tersisa minggu terakhir sebelum libur musim dingin. Seluruh rencananya hancur berantakan. Kakashi melewatkan wawancara kedua karena menemani Rin. Satu - satunya kegiatan yang bisa dilakukan hanya pulang ke rumah orang tuanya.
"Pantai di musim dingin hhh .." gumam Kakashi.
Suara teriakan dan pertengkaran yang pecah menarik perhatian semua orang yang ada di sekitar kantin fakultas. Karin dan Sakura terlibat pertengkaran besar, disaat Karin sudah basah oleh air mata tidak terlihat adanya perubahan pada raut wajah Sakura.
"Kamu gak pernah anggap aku teman!"
"Apa? Kenapa?"
"Kita kan punya rencana pergi bareng, kenapa tiba - tiba kamu ada janji sama Yamanaka itu?"
"Aku lupa Karin, acara keluarga, kenapa marah? Kita bisa pergi setelah itu"
"Kalian gak pernah anggap aku serius, kamu cuma pura - pura baik Sakura" Karin menunjuk histeris pada Sasuke, Naruto, dan Sakura "Lee biar kuberitahu suatu saat kamu juga pasti dibuang oleh Tuan Putri Haruno ini"
"Berhenti ... pergi saja tidak perlu membuat keributan" Setelah satu ancaman dari Sasuke, Karin pergi meninggalkan kantin sambil tetap menangis histeris.
"Sasuke .."
"Sudah kubilang Sakura, tidak perlu berteman dengannya, dia juga tidak peduli tuh" Sasuke menunjuk Naruto yang sedang makan tidak terlalu memperhatikan sekitar "kamu harus belajar memilih dengan siapa kamu bergaul" tutup Sasuke sambil melihat Rock Lee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fitted - Kakasaku Fanfiction
FanfictionKakashi - Sakura Fanfiction Mature May contain 🍋 Age gap 5 tahun Karakter dari Naruto created by Masashi Kishimoto Haruno Sakura seorang mahasiswi bertemu dengan seorang pria berambut perak. Sakura tidak menyukai pria itu, semuanya tidak terasa coc...