Chapter 14 Cerita Kakashi

205 47 7
                                    

Song : Shinunoga E-wa - Fujii Kaze
Eng translation :
If I had to keep being separated from you like this
I'd rather die
I'd rather die
I choose you over three meals a day
If I had to keep being separated from you like this
I'd rather die
I'd rather die

Kakashi menatap rumah tempatnya tumbuh. Rumah dengan campuran warna abu dan putih di dindingnya dan coklat tua untuk atapnya. Rumah besar yang terasa sepi. Pernah ada suatu waktu, rumah ini terasa ramai. Kerabat dan rekan kerja Hatake Sakumo keluar masuk, tawa dan pesta kecil pada setiap akhir minggu. Kakashi tidak terlalu mengingat penyebab perubahan atmosfir di rumahnya. Dia meninggalkan daerah ini sejak berusia 15 tahun dan tinggal di apartemen studio sampai saat ini.

Setelah berpikir lama di depan gerbang utama rumahnya, Kakashi memutuskan untuk berkeliling terlebih dahulu. Perasaan asing dan mengganjal selalu membuatnya tercekat saat berhadapan dengan gerbang besar rumahnya. Dia memutari bagian belakang rumahnya dan memanjat perbatasan jalan raya. Kakashi menyusuri jalan dan sampai di satu - satunya taman di daerah itu.

Tidak banyak yang berubah dari taman kecil itu. Hanya saja dulu tidak ada tembok setinggi leher orang dewasa di bagian belakang taman. Dalam ingatan Kakashi, tembok itu dulu hanya berupa pembatas dari tali berwarna kecoklatan. Dulu orang - orang bisa melihat langsung lautan dari pembatas itu.

Kakashi dan Obito kecil sering meluncur dari tali pembatas ke bawah. Sebuah jalan pintas untuk mempersingkat rute ke arah pantai, tidak perlu mengikuti jalan utama, melewati rumah Kakashi. Mungkin saja itu alasan dibangunnya tembok tinggi itu. Kakashi tersenyum mengingat sering sekali dirinya dihukum karena meluncur dari batas jalan itu.

Selain ingatannya bersama Obito, Kakashi mulai sedikit teringat gadis kecil bernama Sayuri. Rambut coklat seperti rumput kering selalu terlihat kusut. Wajahnya sepertinya cukup cantik karena para ibu sering memprotes penampilan acak - acakan gadis itu.

Kediaman Hatake terbagi menjadi rumah utama dan tiga paviliun terpisah. Sayuri dan ibunya tinggal di salah satu paviliun itu. Selama tiga bulan pertama hanya Sayuri yang keluar masuk. Hatake Kiku, ibu kandung Kakashi sering membawanya untuk makan dan tidur di rumah utama. Kiku juga sering menghiasi rumah utama dengan bunga lili untuk menghibur Sayuri yang sering disebut kotor dan berantakan.

"Bunga krisan, bunga lili, dan bunga sakura, sepertinya aku tidak beruntung dengan jenis - jenis bunga"

Sejak hari itu, Kakashi tidak dapat menemui Sakura. Hanya penjelasan acak dari Genma dan Asuma tidak dapat menjelaskan penyebab Sakura pingsan dengan bekas pukulan. Sasori memberikan satu pukulan tepat di rahangnya, memberi ancaman pada Rin lalu menghilang. Hidan dan Iruka menyampaikan rasa terima kasihnya pada Asuma yang menemukan Sakura.

Rin, histeris dan kehilangan kesadarannya. Setelah itu Rin dan Obito pergi. Kakashi juga tidak tahu kemana keduanya menghilang. Suasana kampus juga terasa tidak menyenangkan, untung libur sebelum semester baru hanya hitungan hari. Sebelum liburan, Kakashi sempat melihat Uchiha Sasuke yang mengamuk karena tidak dapat membuka loker pribadi Sakura.

Kakashi meninggalkan semua itu dan sekarang kembali menatap pintu gerbang besar berwana abu - abu. Tujuh tahun berlalu sejak Kakashi meninggalkan rumah. Saat itu, Kakashi merasa Sakumo membuat ibunya terlibat masalah karena pekerjaan Sakumo. Kakashi menekan bel dua kali, suara ayahnya terdengar mendekat. Ayahnya menyapa dengan sebuah tepukan di pundak.

Kiku menyapa Kakashi dengan pelukan hangat dan menyuruhnya menempati kamar di rumah utama. Sebelum masuk, Kakashi melihat lampu menyala di paviliun tempat Sayuri dan ibunya tinggal dulu.

"Yuri, anak itu ada di sana?"

"Tidak, sayangnya tidak jadi datang, Ibu lupa mematikan lampunya, tolong nanti kamu matikan ya, sekarang kita makan dulu"

🌸🍁🌸🍁🌸

Kakashi memasuki paviliun kecil tempat tinggal Sayuri dan Ibunya untuk sementara. Terlihat seperti Ibunya sudah mempersiapkan tempat itu untuk di tempati. Sebelum mematikan lampu, Kakashi menyusuri ruang tamu dan masuk ke dalam kamar tidur utama.

Kamar kosong dengan kasur besar di tengah ruangan. Furnitur bernuansa putih menghiasi ruangan. Kakashi membuka laci nakas mencari tanda - tanda kamar itu pernah berpenghuni.
Seingat Kakashi, Sayuri tinggal di paviliun itu tidak lebih dari 2 tahun.

Pada laci pertama, Kakashi menemukan coretan acak khas anak - anak. Gambar anak perempuan dan seorang wanita berambut coklat, dan anak laki - laki dengan rambut merah. Kertas yang lain, gambar anak perempuan dan gambar anak laki - laki dengan rambut berwana silver. Kakashi ingat pernah menemani Sayuri menggambar gambar kedua di kamarnya. Gambar ketiga anak perempuan dengan anak laki - laki berambut coklat dengan goresan di wajah.

Kakashi membuka laci nakas kedua, sisir, jepit rambut, dan wig kusut berwarna coklat muda. Dia mengambil ponsel di kantung celananya.

"Oi ada apa? Aku masih kesal pada kalian"

"Iruka?"

"Apa? Kubilang aku masih kesal padamu dan Rin, Obito juga"

"Siapa Sayuri?"

"Apa? Sayuri?"

"Ya, siapa?"

"Sayuri? Sakura maksudmu?"

"Tidak! Sayuri anak kecil dengan rambut berwarna coklat muda?"

"Sakura! Sakura! Sayuri ya Sakura, Bibi Mebuki mengganti namanya untuk sementara"

"Iruka? Aku serius"

"Kakashi, kukira kamu mengingat Sakura makanya kalian dekat? Bibi Mebuki, Ibuku, dan Bibi Kiku pendukung kelompok Taring Putih Ayahmu"

Kakashi menatap foto yang dia temukan di laci paling bawah. Seorang anak kecil dengan mata hijau bersinar, rambut acak - acakan berwarna coklat muda yang menggantung miring di kepalanya berpelukan dengan Iruka yang terlihat jauh lebih muda sekitar 10 tahun.

Note :
Nama Kiku + Sayuri ngarang yah ^^

Fitted - Kakasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang