Chapter 5 Kecanduan

516 60 13
                                    

Song : Addicted - Simple Plan
But I want it and need it, I'm addicted to you

"Kakashi kemana? Obito coba hubungi dia, dia pasti mengangkat teleponmu lalu loudspeaker"

Asuma kembali memaksa semua temannya berkumpul bersama untuk membicarakan festival tahunan antar jurusan. Kakashi yang biasanya ikut berkumpul akhir - akhir ini terus meninggalkan teman - temannya.

"Oi, Obito"

"Kakashi, sialan, dimana? Asuma mencarimu, masalah festival"

"Aku?, di bis, serahkan saja pada orang lain, Neji saja, bilang pada Asuma suruh dia cepat lulus saja"

"Kakashi, Asuma mendengarmu"

"Sebentar Obito, hey Sakura bergeser sedikit kearahku" terdengar suara Kakashi berbicara pada orang lain. Karena telepon itu memakai loudspeaker semua orang dalam ruangan bisa mendengarnya

"Sakura?, Kakashi bicara dengan Sakuraku?" Iruka yang terkejut mendekati ponsel Obito. Iruka mendapatkan jawaban karena setelah itu terdengar suara Sakura bicara.

"Senior, hari ini makan di minimarket saja yuk?, dua halte lagi kita turun"

"Ya baiklah, geser ke sini, tanganmu, pegang tanganku. Obito, nanti kutelepon balik"

Sambungan telepon diputuskan secara sepihak oleh Kakashi. Iruka yang mendengar pembicaraan itu mulai bergumam kalau dia sangat kesal tangan adik kecilnya disentuh orang seperti Kakashi.

Asuma mengajak semua orang untuk menemui Kakashi sambil tersenyum jahil. Kurenai mencoba menghentikannya tapi Asuma sudah dalam mode isengnya sepertinya pertengkaran akan terjadi.

Kakashi dan Sakura turun dari bis yang penuh dan berjalan sedikit menuju minimarket. Sakura mengambil cheesecake, susu pisang, dan slurpee, sedangkan Kakashi mengambil ramen instan, onigiri dan bir. Sakura mengambil bir dari tangan Kakashi dan menukarnya dengan soda.

"Umurku 22 tahun"

"Tidak boleh, soalnya aku belum boleh"

Sakura yang mencium wangi ramen instan menukar makanannya dengan makanan Kakashi. Kakashi yang tidak menyukai kue terpaksa memakan kue itu tanpa protes. Keduanya terlarut dalam obrolan ringan. Sakura menceritakan ini dan itu, Kakashi mengangguk tanda mendengarkan dan sesekali memberi pendapat yang memancing amarah Sakura.

"Berkencan? Kalian kan bisa kencan sambil rapat" Asuma menggoda Sakura yang merona mendengar kata kencan.

"Tidak"

"Sakura, jangan mau didekati dia" Iruka menarik kepala Sakura dalam pelukannya. Kakashi memutar bola matanya dan menghembuskan nafas.

"Eng, kami tidak berkencan, Senior Kakashi, aku pulang sendiri saja"

"Tidak, biar kuantar seperti biasa, nanti kubantu Asuma, nanti" Kakashi berjalan di samping Sakura meninggalkan temannya yang bingung.

"Mau coba restoran katsu yang sering kita lewati?, aku masih lapar" Rin mendengar Kakashi mengajak Sakura pergi bersama. Gelisah, itu rasa yang merambat dalam pikiran Rin saat ini.

🌸🍁🌸🍁🌸

Sakura berjalan sambil menguap, dia mengecek wajahnya di jendela ruang kelasnya wajahnya terlihat kusut. Semalam Karin mengajaknya bertemu dan menyidangnya karena terus menghilang. Tepatnya, Karin menunggu di depan rumah yang ditinggali Sakura bersama kakaknya. Karin memergoki Kakashi yang mengantarnya pulang. Jadi, mau tidak mau Sakura harus memberi penjelasan pada sahabat kesayangannya itu.

Sakura menjelaskan dia menghilang karena sedang menghindari Idate. Karin juga tidak lupa bertanya tentang gosip hangat hubungannya dengan Kakashi. Gosip menyebar cepat kalau ada seorang anak baru yang mendekati Hatake Kakashi yang terkenal.

Sebenarnya Sakura juga tidak tahu apa yang sedang dilakukan Kakashi dan dirinya. Kakashi semakin sering mengiriminya pesan, meneleponnya, dan mengajaknya pulang bersama. Belum lagi sesi telepon malam sebelum tidur, membayangkan suara Kakashi di telepon membuat jantung Sakura berdebar tidak karuan"

"Jadi, maksudmu selama ini kalian berdua, makan dan pulang bersama terus, setiap hari?"

"Iya, begitulah"

"Yakin, Senior Kakashi tidak menyukaimu?"

"Sepertinya tidak, kami hanya mengobrol biasa"

"Wah, tangkapan hebat Sakura, Senior tampan dan terkenal, sebentar lagi banyak senior wanita yang akan mengganggu kehidupan kampusmu"

"Menyeramkan"

Semalam Karin juga memberitahu Sakura kalau hari ini adalah ulang tahun Kakashi. "Bahkan dia tidak memberitahukan ulang tahunnya padaku".

Sakura mengintip ke dalam kelas dan menemukan Kakashi sedang berbicara dengan seorang wanita berambut hitam panjang dan cantik. Wanita itu memberi Kakashi sebuah hadiah yang dibungkus dengan cantik.

Sakura masuk dan mendekati meja Kakashi, menyerahkan buku yang diminta Kakashi untuk dia cari sebagai bahan project mereka bersama dari Professor Jiraiya.

"Kemana tadi?"

"Hah? Aku?, Oh mengambil buku itu dari Lee" Sakura merasakan tatapan panas dari fans Kakashi yang belum keluar dari kelas mereka. Dia menyesali keputusannya, seharusnya Sakura menunggu sampai wanita ini keluar. Kata - kata Karin kembali terdengar di kepalanya.

"Kelasku mau mulai, kenapa kalian tidak pergi?" Kakashi melihat sekilas kearah wanita yang memandangnya. Wanita itu berpamitan dengan suara manja dan menggoda kemudian melempar pandangan marah pada Sakura.

Sakura mengintip ke dalam tas Kakashi, ada tiga hadiah di dalamnya. Hal itu membuatnya kesal, Sakura menekuk wajahnya karena sebal. Kakashi yang melihatnya bertanya kenapa dia terlihat seperti tikus putih dengan bibir yang maju seperti itu. Kakashi mengikuti nalurinya mengelus lembut bibir yang mengerucut itu dengan ibu jarinya. Keduanya terkejut dengan gerakan impulsif itu lalu berpura - pura sibuk dengan catatannya masing - masing.

Kelas hampir berakhir, Professor Jiraiya sedang memberikan simpulan akhir. Sakura mengambil post it dan mulai menggambar kue ulang tahun dan ucapan selamat ulang tahun, tidak lupa menggambar kelopak bunga sakura sebagai latar belakang gambarnya. Dia mencolek tangan Kakashi dan menyerahkan post it itu.

Kakashi melihatnya dan tersenyum, kado yang dia suka akhirnya muncul. "Tenangkan dirimu Kakashi" Kakashi akhir - akhirnya semakin sering mengucapkan mantra untuk menahan debaran di dadanya.

"Terima kasih" Kakashi melihat kearah Sakura sambil mengacungkan post it dari Sakura. Sakura mengambil kado kecil yang dia beli tadi pagi.

"Ini hadiah, aku pergi duluan ya, ada janji dengan Lee" Sakura berlari meninggalkan Kakashi.

Perpustakaan yang sepi dan lembab merupakan tempat yang cocok untuk Sakura mendinginkan wajahnya yang panas. Sakura mengambil ponselnya untuk menghubungi Lee dan memintanya ke perpustakaan jurusan saja. Dia terlalu takut dan malu untuk bertemu Kakashi.

"Kenapa kamu menyukai tempat kecil ini? Perpustakaan Fakultas lebih besar dan terang" Bukan suara Lee yang terdengar tapi Kakashi yang datang.

Sakura memprotes Kakashi yang mengikutinya. Kakashi menyalahkan Sakura yang berlari sebelum dia sempat berterima kasih. Kakashi mengangkat ponselnya ke wajah Sakura. Gantungan ponsel berbentuk bunga Sakura dengan warna merah muda lembut sepertinya warna rambut Sakura tergantung dengan manis.

"Aku masih ada kelas, nanti aku hubungi kalau sudah selesai, ayo rayakan ulang tahunku, bersama" tepukan lembut di puncak kepala Sakura dan ucapan terima kasih yang singkat kembali membakar wajah Sakura, dia kembali merona karena sikap Kakashi. Di sisi yang lain, Kakashi juga merasakan panas yang tidak wajar di wajahnya.

"Hah, sepertinya aku kecanduan musim semi"

Fitted - Kakasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang