9

173 21 1
                                    

Seungmin berhenti meronta.

"Umur kamu bukan anak-anak lagi. Gak cocok ngerengek seperti itu." Sarkas lelaki itu.

"Se-senior."

Tangan Seungmin diambil dan dikalungkan oleh Chris. Lalu diangkat bridal.

"Gunanya maid sama penjaga itu apa kalo kamu gak minta bantuan mereka." Di dudukkan Seungmin dipinggir tempat tidur.

Seungmin melepaskan tangan Chris dari tubuhnya.

Chris mengerinyit dahi dan menggeleng. Seungmin enggan melihatnya dan setia menatap lantai dibawah.

"Seharusnya aku ngebiarin kamu." Chris bangkit dan meninggalkan Seungmin.

Chris menutup pintu dengan kasar.

Seungmin kembali menangis lebih sesegukkan dan merasakan sakit hati.


Paginya ▪︎ °

Seungmin dan Chris memakan sarapan dalam diam. Sama sekali tidak ada percakapan. Di lidah Seungmin rasa bubur ini sangat pahit. Susah untuk ditelan.

Tidak dengan Chris sangat menikmati roti dan susu hangat.

"Erm. . . Seungmin udah siap." Ujar Seungmin pada Maid.

"Iya tuan. Mau saya antar ke ruangan santai ? Atau ke perpustakaan ?" Tawar lembut sang bibi maid.

Seungmin menggeleng dengan senyum terukir. Meninggalkan meja makan yang masih ada Chris. Hatinya benar-benar tidak kuat untuk menahan.

Digulirnya roda itu sampai masuk kekamar. Seungmin menatap pintu kaca balkon yang menembus ke taman.

Chris juga tidak ambil pusing dengan sikap Seungmin. Ia menegak habis susu dan kembali ke kamar.

Entah apa yang ada pikiran keduanya. Sama-sama tidak melakukan hal bersama. Padahal dulu saat Seungmin dirawat, keduanya sangat dekat. Seungmin masih ingat, Chris sering membawa gitar untuk bernyanyi bersama.

Bahkan melewatkan rapat penting hanya untuk menemani Seungmin tidur sambil mengenggam tangan kecilnya.

Dan Seungmin sangat sering mendapatkan pengakuan cinta dari Chris.

Mungkin perasaan Chris mulai berubah. Itu yang terpikir Seungmin.

Dengan perasaan menggebu. Seungmin menggerakkan kursi roda menuju kamar Chris. Dibukanya pintu kamar itu.

Tampak Chris duduk dimeja kerja.

"Senior." Panggil Seungmin.

Chris sama sekali tidak terusik atas panggilan Seungmin.

Seungmin menarik nafas "Aku ingin pulang."

Chris menghentikan dan meletakkan map berisi laporan. Rahangnya mengeras.

"Aku gak mau tinggal disini. Jeongin sebentar lagi sampai buat jemput. Terima kasih atas segalanya."

Chris mencoba menahan emosinya. "Pulang kemana ? Apa kamu punya tujuan ?" Tatapan Chris sangat tajam.

"Punya. Aku ada rumah-"

"Rumah mana !!?" Chris memukul meja kerja. Membuat Seungmin terjengit kaget.

"Rumah orang tuaku."

Chris memiringkan kepala dan tersenyum sinis "Rumah itu sudah rata dengan tanah."

Seungmin membelalakkan mata. Dadanya sesak "Siapa yang menyuruhmu ?"

"Tidak ada seorangpun. Untuk apa membiarkan kenangan kelam itu hidup. Lebih bagus buat itu hilang." Lagi senyum mengerikan terlampir dibibir Chris.

"Senior !! Kenapa ? Kenapa kamu berubah mengerikan." Teriak Seungmin sambil bergerak mundur.

° Orange Daylily ° Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang