5

241 25 2
                                    

Belum sembuh memar yang kemarin. Kini bertambah lagi memar dan luka baru.

Pagi ini, saat akan berangkat. Sang ayah berada tepat didepan pintu kamar.

Seungmin terkejut, menjatuhkan tasnya. "A-ayah."

Di elusnya kepala Seungmin dan . . .



Bughk !!




Kepala Seungmin dihantam ke dinding. Tidak sekali, berkali-kali ayah bengisnya menghantamnya. Lalu dilemparkan Seungmin ke lantai.

"Masih berani pergi kuliah !?" Ditendangnya perut Seungmin.

"Sehebat apa kamu bisa kerja ? Di swalayan. Dasar murahan." Tidak berhenti dan terus menendang.

Seungmin meringkuk kesakitan. Melindungi perutnya dengan kedua tangan.

Hingga kaki ayah bengis itu berhenti menendang dan memijak lengan Seungmin.

"Aakkkk." Seungmin berteriak.

Lelaki itu tersenyum puas melihat Seungmin terkapar tidak berdaya. Dengan rasa puas, dilangkahkan kakinya meninggalkan Seungmin.

Sudah pasti ini ulah ibunya mengadu. Badan Seungmin rasanya remuk. Dengan sisa tenaga diseret tubuhnya bawa ke tempat tidur.

"Lebih baik kalian ambil pisau dan langsung bunuh aku. Kenapa kalian siksa aku perlahan. . ."

Seungmin menutup mata mengistirahatkan tubuh yang remuk. Di ikuti air mata yang mengalir.

Perlahan kesadarannya menipis. Nafas terasa berat dan sesak.

Tanpa rasa, darah menetes deras dari kepala membasahi juga menodai bantal.

🌕

Jeongin sibuk menelpon sahabatnya. Panggilan tidak dijawab. Seungmin bolos kelas pagi, membuat Jeongin khawatir.

Kelas siangpun Seungmin tidak kelihatan hadir. Rasa khawatir Jeongin semakin tinggi.

Banyak dugaan yang terpikirkan, sebab dulu pernah begini. Seungmin pernah dikunci dikamar dan pernah tidak sadarkan diri selama dua hari. Jeongin mengetahui ini dari mulut Seungmin sendiri dengan paksaan.

"Sibuk banget sama ponsel ?" Hyunjin datang menghampiri bersama Chris yang berpakaian jas rapi.

"Aku khawatir hyung. Seungmin hyung bolos kelas hari ini dan gak jawab teleponku."

"Takut terjadi sesuatu. . ." Khawatir Jeongin. Matanya berkaca-kaca.

Chris mengerutkan dahinya. Hyunjin mengelus bahu lemah Jeongin.

"Aku ngecek ke rumah Seungmin." Chris bergegas ke mobil.

Hyunjin mengangguk.

"Aku juga ikut hyung." Jeongin masuk ke dalam mobil Hyunjin.

Kedua mobil di tancap gas seolah sedang di arena balapan.

Mobil hitam milik Chris lebih cepat sampai, disusul mobil merah milik Hyunjin.

Seperti rumah tidak berpenghuni. Kosong dan gelap gulita.

Jeongin mengetuk pintu rumah dan tidak ada jawaban. Mencoba membuka knop pintu tapi terkunci.

"Minggir !!" Chris menendang pintu kayu tebal itu.

° Orange Daylily ° Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang