11

171 16 2
                                    

Setelah mengetahui berita itu, Chris jadi sangat khawatir dan posesif. Seungmin sampai kewalahan. Setiap menit Chris menelpon dan memberi pesan. Lewat beberapa detik tidak membalas, Chris menggila.

Hyunjin juga kewalahan dengan sikap Chris "Tenang hyung. Jeongin disana buat jaga Seungmin. Tadi Jeongin juga ngabarin kalo mereka keluar bentar."

"Tapi kenapa Seungmin gak angkat telpon ku."

Hyunjin mendengus menyabari dirinya. "Bentar ya hyung, aku juga lagi nunggu balasan dari Jeongin. Sebaiknya hyung siap-siap buat pertemuan. Biar kita cepat pulang."

Chris menatap wallpaper di layar ponsel. Menatap gambar indah Seungmin bersama dirinya. Saling tersenyum bahagia.

Hyunjin menepuk bahu Chris. "Tenang hyung, setelah ini kita langsung pulang." Ia tahu, Chris sangat khawatir. Sudah banyak luka Seungmin yang baru terobati berkat Chris.

Kini penyebab luka Seungmin sedang berada bebas di sekitar. Tentu Hyunjin juga khawatir, Jeongin sejak siang tadi tidak membalas pesan.

"Ku mohon, lindungi Jeongin dan Seungmin." Doa Hyunjin dalam hati.

🌑

"Ponselku mana ya ?" Seungmin tersadar dan mencari ke dalam tas yang dibawa.

Jeongin ikut mencari dan mencoba menelpon ponsel Seungmin "Eh ponselku mati."

"Yaampun udah berapa lama kita duduk disini. Mereka pasti khawatir. Kita balik pulang aja yuk." Seungmin mulai panik.

"Udah lumayan lama. Yaudah kita pulang aja." Jeongin menutup buku novel dan merapikan diatas meja. Mereka sedang berada di perpustakaan pusat. Menikmati hingga lupa ada yang mengkhawatirkan mereka.

Jeongin mendorong kursi roda Seungmin. Saat melewati pintu keluar, rodanya menyangkut di besi pintu otomatis.

"Tunggu bentar." Jeongin mengecek roda belakang. "Oh kempes."

"Oh ya ? Semalam udah di pompa sama paman penjaga."

"Kayaknya bocor." Ucap seorang wanita dan membantu menarik roda depan melewati besi pintu otomatis. Di saat bersamaan Jeongin juga mendorong.

"Terima kasih." Ucap Seungmin sambil tersenyum.

Wanita itu tersenyum "Sama-sama. . . Seungmin."

Senyum Seungmin luntur digantikan wajah terkejut.
"Jeo-jeongin." Panggil Seungmin penuh sesak di dada.

"Iya hyung. Kenapa ?"

"Di-dia ibuku."

Wanita itu terus tersenyum menatap Seungmin. Matanya memancarkan dendam begitu dalam.

"Hidup enak sekarang ya Seungmin. Setelah menendang orang tuamu ke dalam penjara."

Jeongin menarik kursi roda Seungmin kebelakang. Dan berdiri dihadapan Seungmin.

"Sebaiknya anda pergi, sebelum kami melaporkan ke polisi." Ancam Jeongin.

"Jangan begitu, tidur beralas lantai bukannya enak. Sebagai seorang ibu, Aku hanya rindu dan ingin melihat keadaan anaknya. Iya kan Seungmin ? Kamu pasti rindu juga sama ibu."

° Orange Daylily ° Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang