2. Pacar Vinder

1K 65 12
                                    

"Selesaikan tugas halaman 36 sampai 53, Saya periksa minggu depan!" Kata bu Tara sambil menaruh barang ke tasnya.

"Saya pergi dulu" pamit bu Tara. Sebenarnya belum waktunya bu Tara meninggalkan kelas. Karena ada rapat guru, maka dari itu bu Tara pamit meninggalkan kelas.

Kelas yang tadinya hening langsung menjadi riuh begitu bu Tara keluar dari kelas.

Seorang perempuan berdiri dari tempat duduknya menghampiri Vinder.

"Hai Vinder" Sapanya

Vinder yang tengah memainkan ponsel mendongak menatap cewek itu.

"Ngga nyangka ya kita sekelas"

Vinder mengangkat satu alisnya, bingung. "Siapa?"

Cewek itu menarik tangan Vinder menyatukan kedua tangan mereka untuk berjabat tangan.

"Gue Seren. Lo yang kemarin nanya dimana kelasnya Glen sama Arsa ke gue"

Glen dan Arsa yang duduk didepan Hean dan Vinder menoleh ke belakang.

"Oh ya gue inget" Vinder mencoba menarik tangannya namun tetap di tahan oleh Seren.

"Lo punya pacar?" Tanya Seren mengelus punggung tangan Vinder.

Vinder yang merasa risih langsung menarik paksa tangannya itu

"Kalo ngga punya," Seren memegang pundak tegap cowok itu.

"Heh! Dia udah punya pacar. Pergi lo, ganggu orang aja" bentak Arsa. Dia yang melihat itu juga risih apalagi Vinder.

Serena berdecak, "ck, gue bicara sama Vinder bukan sama lo"

"Heh, nek lampir, lo ngga liat muka si Vinder risih kek gitu?" Arsa semakin kesal.

"Vinder liat deh dia ngatain gue nenek lampir" Seren mengadu seolah Vinder akan membelanya.

Bukannya membela, tapi Vinder justru merasa geli. Dia menepis tangan Seren yang akan memegang lehernya. Apa perempuan ini tidak punya malu? Sudah main pegang-pegang saja.

"Lo apa-apaan sih?!" Decak Vinder. "Kalo cewe gue liat bisa dipotong tangan lo itu."

"Jadi lo udah punya pacar?" Seren menunjukkan ekspresi yang dibuat-buat.

"Hm"

"Nah, udah denger kan dia bilang apa? Sekarang pergi lo." Usir Arsa

"Ihh Vinder gue kesel sama lo"

Setelah mengucapkan itu, Seren pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Lo ngga tertarik kan sama tu cewek?" Tanya Glen

"Ya kagak lah"

"Lo berdua jangan bilang ke dia ya" Vinder menatap Glen dan Arsa dengan tatapan memohon.

Arsa tersenyum miring, "ada duit mah aman-aman aja"

Vinder memutar bola matanya malas. Dia mengambil uang warna merah lalu diberikannya kepada Rian.

"Tambah lagi dong yang biru selembar"

Vinder berdecak. "awas aja lo sampe buka mulut"

"Emangnya mau dilaporin ke siapa?" Hean bertanya. Dari tadi dia tidak mengerti pembicaraan ketiga manusia itu.

"Ke emaknya"

°°°

Saat ini mereka sedang berada dikantin. Eyli bersama ketiga sahabatnya itu sedang menyantap makanan yang barusan dipesan oleh mereka.

VINDEYLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang