8. Rumah Glen

734 42 3
                                    

"Itu udah di bumbu Sa?" Glen bertanya kepada Arsa yang sedang membakar sosis.

Arsa mengangguk.

Saat ini Arsa, Vinder dan Eyli berada di rumah Glen sedang menyiapkan makanan sambil menunggu teman-teman yang lain datang.

Vinder dan Eyli sudah datang terlebih dahulu dikarenakan jika mereka datang disaat teman-teman mereka sudah berada disini, mereka akan tahu jika Vinder dan Eyli datang bersama.

"Bucin ae terus lo bedua!" geram Glen. Dari tadi dia tidak melihat jika Vinder dan Eyli menyentuh bahan. Dia hanya melihat kebucinan yang sangat mengganggu matanya.

"Kayak ngga pernah pacaran lo bro," celetuk Vinder santai. Posisi nya saat ini adalah duduk disofa dengan Eyli disebelah nya, dan tangan satunya sedang melingkar dibahu Eyli.

Eyli yang sibuk dengan handphone nya sedangkan Vinder sibuk mengunyah permen karet nya.

"Bantuin anying, gue siram lo berdua baru tau rasa"

"Ck, bacot banget lo! Liat tuh si Arsa membakar dengan diam dan tenang."

Glen tidak menanggapi, dia malah masuk ke dalam rumah mengambil sesuatu.

"Lo lagi galau Sa? Diem-diem baek," tanya Vinder. Biasanya Arsa selalu ada saja bahan cerita yang dia katakan.

Arsa menoleh. "Gue ditolak Lini Vin, padahal kan gue ganteng ya kan masa dia nolak cowok modelan taehyung gini."

"Taehyung pala lo!" celetuk Eyli.

"Berarti dia emang ngga suka aja sama lo," ujar Vinder.

Arsa semakin murung.

"Segini cukup ngga sih?" Glen datang dengan membawa minuman kaleng ditangan nya.

"Iya cukup cukup" ucap Vinder.

"Heh lo pada harus liat ini, gue bacain ya," celetuk Eyli memberi tahu tentang apa yang dia liat dari handphone nya.

"Terjadi pemerkosaan seorang anak kecil berusia tujuh tahun. Di duga korban diculik saat bermain dengan teman-temannya."

"Kok gue dejavu ya?"

"Itu korban nya masih anak kecil Ey?" tanya Glen.

"Iya baru tujuh tahun."

"Udah ketangkap ngga pelaku nya?" kini Vinder yang bertanya.

"Belom katanya," jawab Eyli.

Mereka terdiam. Hanyut akan pikiran mereka masing-masing.

"Vin, sekarang aja ya?" tanya Eyli.

Vinder menoleh, "Lo jangan gegabah ngambil keputusan sendiri, itu bisa ngebahayain diri lo Ey."

Glen dan Arsa mengangguk membenarkan ucapan Vinder.

Eyli tampak bingung. Haruskah dia mendengarkan perkataan Vinder?.

"Yaelah Mark, kan gue udah bilang gue mau naik bareng lo! "

Terdengar suara perempuan.

"Siapa sih ribut-ribut," ujar Eyli dengan santainya sambil mencari kenyamanan dibahu Vinder.

"Itu mereka udah pada dateng, lo pada ngga ada niatan jaga jarak gitu?" tanya Glen.

Eyli yang mendengar itu sontak mendorong badan Vinder dan menjauhkan badan nya dari Vinder. Vinder pun yang kaget ikut menjauhkan tubuhnya dan alhasil pria itu jatuh dari sofa.

Sampailah kawan-kawan mereka yang lain ketempat ke empat manusia itu berada. "Eh, kalian udah dateng?"

"Pake nanya si bambang." Arsa berucap. Apakah tidak ada pertanyaan yang lain?.

VINDEYLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang