"Pinjem pulpen dong Ey!"
"Hadeh, lo ke sekolah bawah rokok doang emang?" ucap Eyli kepada Markus yang ingin meminjam pulpen nya. Lalu dia mengambil satu alat tulis itu didalam tas dan memberikannya kepada Markus yang duduk di depannya.
"Gue bawah pulpen tapi abis tinta nya"
"Makasihh! Nanti gue balikin yak, kalo keinget" lanjut Markus.
"Eyli dan Markus! Ibu menyuruh kalian mencatat bukan malah ngomong" terdengar suara dari meja guru.
"Iya buk, maap"
"Lanjutkan mencatat"
Kring kring kring
"Alhamdullilah"
"Puji Tuhan"
"Yess"
"Akhirnyaaaa"
Begitu kira-kira suara kesenangan dari murid-murid setelah mendengar bel berbunyi. Mereka langsung memasukan buku dan alat tulis lainnya di dalam tas setelah mendengar bel.
Ibu guru juga begitu. "Lanjutkan menulis dirumah, ibu bakal periksa minggu depan" setelah itu ibu guru pergi dari kelas mereka.
"Yuk! Ke kantin," ajak Liva.
Mereka berempat berjalan menuju kantin.
"Gue mau ke kantin bareng Gio, babayy!" ujar Zila saat melihat pacarnya sedang menunggunya. Ketiga sahabatnya mengiyakan.
Ditengah perjalanan menuju kantin Tesa membuka suara. "Eh kalian tau ngga sih?"
"Mulaaii" ucap Liva memperingati.
"Apa emangnya?" Bukannya melarang sahabat nya untuk memulai perghibahan, Liva malah mengundang pertanyaan untuk melanjutkan gosip itu.
"Yee, si butit nanya juga kan lo," Liva membalas dengan cengiran.
"Jadi disekolah kita udah ada yang hamidun anjir"
Liva dan Eyli memutar bola mata mereka dengan malas. "Hadeh, kalo itu mah udah tau gue. Butit lo," ucap Liva dengan malas.
Tesa menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kok gue baru tau ya?"
"Lo aja yang ketinggalan jaman," ujar Eyli.
"Enak aja lo, gini-gini gue itu tau info-info terupdate, dasar" Tesa membalas tak terima dengan perkataan Eyli.
Keasikan berbicara, mereka akhirnya sudah sampai di kantin.
Tampak Tesa sedang mencari keberadaan kawan-kawan mereka. Dan akhirnya mata nya tertuju kepada sekumpulan cowok-cowok yang sedang duduk di satu tempat.
Mereka menuju ketempat duduk teman-teman mereka.
"Kok ilang satu?" tanya Hean kepada ketiga cewek yang baru datang itu.
"Satunya makan bareng pacarnya," sahut Eyli.
Disana ada Vinder. Saat dia dan Vinder bertatapan moodnya menjadi buruk. Apalagi saat melihat tatapan tajam dari pria itu.
Tatapan Tesa jatuh kepada makanan yang berada didepan Glen. Bakso. Wah keliatannya enak.
"Cobain dong," ucapnya pada Glen. Lalu Glen menggeser sedikit mangkuk agar Tesan bisa mencapainya.
Tesa mengambil sendok lalu menyuapkan satu sendok kuah ke dalam mulutnya. Belum dua detik saat kuah bakso itu masuk ke dalam mulutnya, dia sudah mengipaskan satu tangannya ke mulutnya.
"Anjir pedes banget gila"
"Emang sepedes itu?" tanya Glen sambil memakan baksonya. Glen bertanya begitu karena tadi Hean juga merasakan baksonya dan kata Hean sama dengan Tesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINDEYLI
Teen Fiction"K0nt0l lo" Karena kesal gadis itu keceplosan dan mengeluarkan kata kasar itu. Dia menatap Vinder takut takut. "Mau gue jahit mulut lo?" Nyali gadis itu ciut melihat Vinder yang menatapnya tajam. "Cewek ngomong kasar lo kira keren?" Gadis itu h...