Pagi pagi sekali Hazel sudah berada disekolah, itu karena tadi bu Dita selaku guru Kimia meminta tolong kepada Hazel untuk mengambil berkas yang ada di laboratorium, karena bu Dita sedang sibuk membuat beliau meminta tolong kepada Hazel untuk mengambil berkas tersebut.
Walaupun sebenarnya laboratorium tersebut tengah dipasang garis polisi karena kasus terbunuhnya salah satu siswi yang bernama lengkap Queena Sofya di laboratorium.
Tapi karena Hazel dimintai tolong, jadi gadis itu diizinkan masuk kedalam laboratorium walaupun sebentar saja.
Gadis itu berjalan memasuki laboratorium tersebut. Mata nya menatap kearah sekeliling. Tangan nya bahkan sudah terkepal erat, menahan emosi yang sedari dulu ia tahan.
'Queena Sofya' batin Hazel.
"Astaghfirullah"kaget Hazel saat seseorang menepuk bahu nya.
Gadis itu menatap datar kearah pelaku dan dibalas tatapan bingung oleh nya. Ia adalah Marvel Anggara.
Masih ingat dengan Marvel ??? Salah satu antek antek Edgar yang membully Aziel dikantin kemarin.
"Lu ngapain kesini ??? Bukan nya semua orang kecuali yang berkepentingan dilarang masuk ???"tanya Marvel.
Hazel bersedekap dada. "Kayak nya pertanyaan itu lebih cocok buat lu deh. Lu ngapain kesini ???"
"Yeee gua nanya, malah nanya balik"
"Gua ketos disini, jadi harus nya lu paham kenapa gua ada disini"
Marvel menganggukkan kepalanya, pertanda ia paham akan maksud dari ucapan Hazel.
Ia yakin bahkan sangat yakin, gadis yang ia cap sebagai babu sekolah itu pasti dimintai tolong oleh guru.
"Mau aja lu disuruh suruh. Gua si ogah"cibir Marvel namun tidak dihiraukan oleh nya.
Hazel lebih memilih untuk berjalan menuju rak yang berada disamping meja guru, dan mengambil berkas yang dimaksud oleh Bu Dita.
"Oh ya Zel"panggil Marvel dan hanya dibalas deheman oleh Hazel.
"Lu... tau ga Sofya dibunuh atau bunuh diri ???"tanya Marvel membuat berkas yang berada ditangan Hazel mendadak terjatuh.
"Kenapa lu nanya kayak gitu ???"
"Gua penasaran aja. Banyak yang ngira dia bunuh diri karena posisi pas dia ditemuin itu kayak bunuh diri, lagian kalau emang dia dibunuh harus nya ada sidik jari ditubuh dia, tapi ini engga ada"jelas Marvel.
"Lu juga ketos, jadi mungkin lu tau suatu hal"
"Gua ga tau bahkan semua anak OSIS pun ga tau karena ga dikasih tau sama guru"balas Hazel jujur.
Memang benar, semua anggota OSIS bahkan termasuk diri nya yang menjabat sebagai ketua OSIS tidak ada yang tahu apakah Sofya membunuh diri nya sendiri atau dibunuh.
"Vel"panggil Hazel.
"Kenapa ???"
Hazel --- gadis itu mengambil berkas yang terjatuh sebelum akhirnya membalikkan tubuh nya menghadap kearah Marvel.
"Kenapa lu nanya tentang Sofya ??? Tumben banget"
"Yaaa aneh aja gitu, secara kan dia queen bullying, jadi masa iya dia ngebunuh diri nya sendiri"balas Marvel logis.
Memang benar, Sofya adalah queen bullying . Itu yang ia tahu.
Karena sejujurnya ia juga termasuk murid baru disini. Maksudnya ia tidak dari awal masuk ke SMA Bulan.
Ia masuk ke SMA Bulan saat kelas sepuluh semester dua, namun ia tetap mengikuti tes layak nya murid murid lainnya.
Hanya saja terjadi kesalahan, yang mana seharusnya Hazel masuk ke jurusan IPA menjadi masuk jurusan IPS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark side (END)
Teen Fiction"Now or never" ... "Jadi ini beneran ???"tanya Sikka membuat Tea yang memang murid baru menatap bingung kearah mereka. "Hah ??? maksudnya apa ???"tanya Tea membuat Hazel menepuk jidatnya. Ia lupa bahwa Kia adalah murid baru disekolah nya. "Lu emang...