Edgar,Rio,dan Marvel tersenyum miring saat melihat mainan mereka alias Aziel tengah berdiri mematung di ujung koridor.
"Udah lama gua ga liat dia"ucap Rio.
Udah lama ??? Padahal baru kemaren ga ketemu.
Oke, back to story...
"Dia sama yang berani laporin kita, itu yang bakalan jadi mainan kita. Cih sok berani banget dia ngelaporin kita ke bk"desis Marvel membuat Edgar dan Rio menatap kearahnya dengan tatapan bingung.
"Kenapa ???"tanya Marvel yang merasa diperhatikan.
"Lu tau darimana kalau ada yang ngelaporin ??? Kan kata guru itu karena mereka ngeliat cctv"tanya Edgar.
Marvel tersenyum sinis mendengar pertanyaan yang terlontar dari Edgar. Pemuda itu menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa ia tidak percaya jika Edgar akan percaya semudah itu.
"Cctv dikantin mati, kalau kalian lupa"beritahu Marvel membuat kedua teman nya itu menatap kaget kearah nya.
"Serius ???"tanya Rio tak percaya, sedangkan Marvel hanya menganggukkan kepalanya.
...
Sedangkan di ujung koridor, terlihat Aziel yang tengah menghela napas nya. Ia harus merelakan seragam nya yang kotor atau bahkan luka ditubuh nya bertambah.
"SINI LU"seru Rio.
"PENGECUT AH, MASA GA MAU LEWAT"sambung Edgar.
"ANAK MAMI HAHAHA"tawa Marvel.
Aziel memejamkan mata nya sejenak sebelum akhirnya melewati Edgar cs. Kening nya mengernyit, saat tiga pemuda itu justru hanya menatap nya saja. Tidak meng ---
Bugh...
Baru juga Aziel merasa heran dan bersyukur karena mereka tidak menggangu nya. Tapi dugaan nya salah.
Sebuah bola basket dilempar sampai mengenai kepala belakang nya.
"Hahaha kasian bangeeet si lu"tawa Rio sembari berjalan mendekati Aziel.
Cuih
Aziel memejamkan mata nya saat Rio meludah bahkan sampai mengenai sepatu nya. Sebenarnya bisa saja Aziel membalas perbuatan mereka, tetapi ia tidak mau melakukan hal itu.
Jika ia membalas perbuatan mereka itu sama saja Aziel bertengkar, dan pemuda bermata sipit itu takut jika beasiswa nya dicabut karena ia bertengkar.
Memang, Aziel bersekolah di SMA Bulan karena beasiswa yang ia miliki.
Edgar berjalan mendekati mereka. Ia menatap tangan Aziel yang terkepal erat.
"Waaaah ada yang nahan marah nih"ledek Edgar.
"Eh pukul dong pukul"pinta Marvel tapi tidak dihiraukan oleh Aziel.
"Gimana mau mukul, dia kan takut nanti berantem terus beasiswa nya dicabut. Maklum, orang miskin"ejek Rio.
Edgar berdeham sejenak. Tangan nya bergerak menepuk nepuk pipi chubby Aziel dengan pelan.
"Makanya miskin yaudah miskin aja, gausah belagu make sekolah di sekolah nya anak orang kaya"ucap Edgar pedas.
Setelah itu, tangan Edgar terangkat di udara. Bersiap memukul Aziel.
Para murid hanya bisa melihat kejadian itu tanpa bisa melerai atau membela Aziel. Membela Aziel yang tengah di bully oleh Edgar cs itu sama saja mereka memberikan nyawa mereka secara cuma cuma kepada Edgar cs.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark side (END)
Teen Fiction"Now or never" ... "Jadi ini beneran ???"tanya Sikka membuat Tea yang memang murid baru menatap bingung kearah mereka. "Hah ??? maksudnya apa ???"tanya Tea membuat Hazel menepuk jidatnya. Ia lupa bahwa Kia adalah murid baru disekolah nya. "Lu emang...