Extra chapter

315 27 4
                                    

Langkah Aziel terhenti saat melihat Hazel yang asik bercengkrama dengan Mama dan adiknya. Pemuda itu sempat terpesona melihat senyum dari gadis bertubuh mungil itu.

Satu kata yang cocok untuk menggambarkan senyum itu. Manis.

Yaaa, memang, senyum Hazel sangatlah manis bahkan kalau bisa dibilang sudah menjadi candunya.

Aziel tersentak kaget saat seseorang menepuk bahunya. Pemuda itu menolehkan kepalanya kebelakang untuk melihat pelakunya. Ternyata Edgar lah yang menepuk bahunya.

"Samperin. Jangan diliatin doang"suruh Edgar membuat Aziel menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hmm sebelum itu gua juga mau minta maaf sama lu karena udah bully lu"lanjutnya membuat Aziel tersenyum sebelum akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

"Santai. Asal lu jangan bullying anak orang lagi"balas Aziel.

"Siap"

Setelah itu, dua pemuda itu berjalan menghampiri Hazel,Tea,Mama serta adik Aziel.

"Ekhem"deham mereka membuat keempat perempuan itu menolehkan kepalanya.

"Abaaang"sorak Ziela senang.

"Kamu darimana aja bang ??? Kasian Hazel udah daritadi nunggu kamu sama Tea"tanya Mama.

"Abang ada urusan bentar Ma"balas Aziel membuat Mamanya menganggukkan kepalanya.

"Oke, jadi ayo kita ke Jepang"ajak Tea heboh.

"Eh kalian ikut ???"tanya Aziel tak percaya.

"Ikut lah. Lagian gua juga bakalan tinggal di Jepang"beritahu Hazel membuat Aziel menatap kearahnya.

"Hargain yang jomblo dong"celetuk Ziela saat melihat Aziel dan Hazel saling tatap satu sama lain.

Mendengar celetukan dari Ziela membuat Hazel mengalihkan pandangannya, begitupun dengan Aziel.

Mereka semua yang melihat itu lantas terkekeh geli. Lucu aja gitu melihat gaya pacaran antara Aziel dan Hazel. Malu malu kucing.

Setelah itu, Mama,Ziela, Edgar dan Tea langsung berjalan masuk kedalam bandara. Saat Hazel ingin masuk, tangannya langsung ditahan oleh Aziel membuat nya menghentikan langkahnya.

Gadis itu menatap bingung kearah Aziel. "Kenapa ?"

"Kamu hutang penjelasan sama kamu"ucap Aziel membuat Hazel terkekeh mendengarnya.

"Maaf"ucap Hazel.

"Sebenernya semenjak gua temuin gelang bahkan bukti yang ditemuin sama Kasa juga ngebuat gua langsung laporin ke polisi, ditambah lagi video cctv yang lu ambil padahal udah diapus"

"Ternyata juga Mama sama Papa juga lagi lacak siapa pelaku pembunuhan kakak. Gua pikir Mama sama Papa bakalan ikhlas dan anggap kasus itu selesai. Ternyata engga"

"Dan untuk Tea. Dia sepupu gua. Sebenarnya gua yang minta dia buat pindah sekalian bantuin gua nyari tau pelakunya. Maaf ya ga ngasih tau lu"

Aziel menghela napasnya sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya, pertanda tidak apa.

Pemuda itu menatap intens kearah Hazel membuat gadis yang berdiri dihadapannya ini sedikit salah tingkah.

"Kenapa lu liatin gua gitu banget ???"tanya Hazel.

"Hmm berarti kerjasama kita udah selesai ???"tanya balik Aziel dan dibalas anggukan oleh Hazel.

"Uangnya udah gua transfer. Dan masalah berobat Ziela, lu ga usah pikirin karena semua udah dibayarin sama Mama Papa gua. Gua cerita masalah Ziela dan mereka bilang mau biaya'in berobat Ziela"jelas Hazel.

Dark side (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang