happy reading.
🥭🥭
🥭
Voment guys..🥭🥭🥭
Mansion park. Korea Selatan.
16:35Kst."Beomgyu"
Beomgyu menoleh kearah Taeyong yg baru saja datang bersama dengan Lelaki dewasa yang tak lain adalah ayahnya ralat ayah pemilik raga ini.
"Beomgyu seharusnya kamu tidak mengucapkan kalimat kasar seperti itu" Ucap Gadis yg berdiri disamping Taeyong.
Sua Kim adik dari Kim Yeonjun yang juga merupakan Sang sepupu dan orang yg merundungnya selama ini.
"Ada masalah?" Tanya Beomgyu dengan tatapan yang menatap datar Jaehyun yg menatapnya dengan tatapan heran.
"Beomgyu kamu ke kamar ya, kamu masih butuh istirahat" Ucap Taeyong saat atmosfer disekitarnya mulai berubah.
"Kenapa dengan wajahmu Jay?" Tanya Sua saat melihat memar di hidung mancung tersebut.
Tatapan Jaehyun beralih kepada Jay yg kini mengusap tulang hidungnya yg masih terasa sakit akibat lemparan Beomgyu tadi.
"Beomgyu melemparkan botol minuman ini ke wajahku" Ucap Jay sembari menunjukkan botol minuman tersebut.
"Beomgyu" Panggil Jaehyun sembari menatap datar sang putra bungsu.
"Dia kakak sepupumu,tidak seharusnya kau bersikap tidak sopan seperti itu, hargai dia" Ucap Jaehyun.
"Apakah kau tahu cerita lengkapnya seperti apa? Aku hanya menghormati dan menghargai orang yg juga menghormati dan menghargaiku" Balas Beomgyu.
"Beomgyu sudah, Jaehyun sudahlah beomgyu baru saja pulih, kembali ke kamarmu beomgyu" Lerai Taeyong namun Beomgyu menggelengkan kepalanya.
Tangannya meremat pinggiran nampan dengan erat ketika mengingat prilaku Jaehyun yang kepada Beomgyu asli.
"Namun kau tidak seharusnya bersikap kasar kepada orang yang lebih tua beomgyu, dimana sopan santun mu?"
"Jangankan sopan santun bahkan orangtua saja aku tidak memilikinya" Ucap Beomgyu.
Semuanya terkejut ketika mendengar ucapan beomgyu. Haruto menahan nafas saat melihat wajah merah padam Jaehyun, tampaknya pria itu sudah tidak bisa menahan amarahnya.
PLAK!
BRAK!!
Suara tamparan bergema didapur, membuat siapapun meringis karena suara tersebut.
Nampan di tangannya terjatuh keatas lantai membuat cemilan diatasnya berserakan diatas lantai beserta dengan minuman botol nya.
Beomgyu hanya terkekeh pelan ketika merasakan rasa perih dan panas yg menjalar. Ada rasa karat dari dalam mulutnya.
Rasa ini sudah biasa ia rasakan namun tidak dengan perasaan sang pemilik raga sebelumnya yg ikut keluar setelah tamparan tersebut bergema.
"Cih"
Beomgyu meludahkan darah dari dalam mulutnya kesamping tubuhnya membuat Taeyong terkejut.
"Jaehyun!-"
"Mundur Taeyong"
"Aku tidak butuh pembelaan darimu. Kau sama saja dengan mereka, si pembunuh yg berkedok dibalik kata keluarga"
"Beomgyu cukup" Ucap sua saat melihat raut wajah Jaehyun yg mengeras.
"Kau tidak pantas untuk mendapatkan panggilan ayah, Tidak ada seorang ayah yang memukul anaknya dengan ringannya"
"Beomgyu bagaimanapun Papa dia tetap ayah kamu, orang yg memiliki hubungan darah denganmu" Ucap Sakura.
"Dan aku benci kenyataan itu, Kenyataan jika ada darah pembunuh itu di dalam tubuh ini" Balas Beomgyu.
Ingatannya kembali beralih kepada sang ayah kandung yang selalu melakukan kekerasan padanya hingga membuatnya lelah. Lelah dalam menjalani kehidupan yang tidak pernah berpihak padanya.
"Aku tidak membutuhkan seorang ayah karena pada dasarnya perannya saja tidak dapat kurasakan" Gumam beomgyu namun mereka masih bisa mendengarnya.
"Untuk apa seorang ayah jika perannya saja tidak ada? Untuk apa seorang ayah jika dia saja hanya bisa memberikan rasa sakit bukan perlindungan? Aku tidak membutuhkan ayah, ayahku sudah mati"
Deg!
Jaehyun mengerutkan keningnya ketika ada rasa sakit nan aneh ketika mendengar ucapan Beomgyu.
Ucapan yang diucapkan secara gamblang yang mengandung banyak arti dan rasa sakit tak kasat mata.
"Sebenci apapun kau padaku hal itu tidak merubah hubungan darah ini, aku tetap ayahmu dan kau tetap putraku" Ucap Jaehyun.
Air mata yg sedari tadi ditahan beomgyu menetes membasahi pipi putih yang terdapat jejak tangan Jaehyun yang terlihat sangat jelas.
Merasa sangat kesal dengan fakta yang diucapkan sosok di depannya, seberapa besar pun ia membenci ayahnya, tetap saja ia tidak bisa menyangkal bahwa mereka sempat Berbagi darah.
"Apakah seorang ayah akan melakukan ini? Dan sejak kapan kau mengakuiku sebagai putramu? Putramu hanya ada 2. Tidak ada beomgyu dalam kehidupan kalian" Ucap Beomgyu.
"Beomgyu"
Beomgyu memundurkan tubuhnya ketika Jaehyun berjalan mendekat kearahnya, membentang jarak dengan pria jahat didepannya.
"Beomgyu hanyalah figuran dalam kehidupan kalian, Tak berarti hingga kalian dengan ringannya ingin membuatnya menghilang dalam cerita indah keluarga kalian"
Taeyong menggelengkan kepalanya dengan air mata yang terus menetes. Penyesalan menyeruak ketika menyadari bahwa ia memang terlalu perduli dengan kedua putranya hingga mengabaikan putra bungsunya.
"Maafkan kami" Ucap Yeonjun sembari menundukkan kepalanya.
"..........."
Beomgyu tidak pernah merasa selemah ini, perasaannya dan perasaan pemilik aslinya beradu Menjadi satu.
"Maafin mama, kita kekamar yuk"
"Jika kata andai bisa merubah apapun maka dengan senang hati aku berucap andai aku tidak ada didunia ini"
🥭🥭
🥭
TBC
vote and koment ya guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Beomgyu(END)
Ficção AdolescenteBeomgyu tidak pernah menyangka jika dirinya akan mengalami hal tak masuk akal didalam hidupnya setelah jatuh dari tangga rumahnya. Transmigrasi/ perpindahan jiwa. Beomgyu mengalami perpindahan jiwa ke raga seorang remaja yg memilki nama dan kehidupa...