32

866 65 1
                                    

Pagi harinya, Sunoo disambut dengan suara kencangnya dari anak Haruto dan Junkyu.

"Pagi bunda, pagi ayah!"

Semua tersenyum manis dan menjawab sapaan si jagoan Junkyu ini, "Pagi boy, udah rapi aja mau kemana?"

"Mau pulang, yah lingga udah mau pulang em papa kapan kapan kesini lagi ya?" Tanyanya kepada sang papa.

"Of course boy, nanti kita sering ke sini kok."

Dan pagi itu keluarga Haruto pulang dikarenakan Kalingga harus sekolah dan Haruto bekerja di perusahaan Sunghoon.

"Nah sayang, ayah mau kerja kamu jangan nakal didalam sana, tunggu ayah pulang ya? jangan menendang terlalu keras."

Seolah mengerti ucapan sang ayah, si bayi pun menendang pelan sebagai respon, "Pinternya anak bunda."

"Kakak berangkat sayang, tidak apa sendiri dirumah? jika terjadi sesuatu segera hubungin kakak oke?"

"Oke suamiku, adek ga bakal rewel kok kan udah dikasih wejangan sama ayahnya tadi."

Chup.

Sunghoon mengecup sekilas bibir sang istri lalu mengecup semua wajah sang istri, "I love u and thank you, babe."

"I love u too my husband and ur welcome, sana udah berangkat atasan tidak boleh memberi contoh yang buruk untuk karyawan."

Tertawa. Sunghoon pamit dan Sunoo mengantarkan sampai teras saja karna sudah diperingatkan oleh Sunghoon.

"Pak, jangan bolehin istri saya tutup gerbang ya." Ujar Sunghoon kepada satpam dirumahnya.

"Siap nak."

Sunghoon dan Sunoo enggan dipanggil tuan dan nyonya mereka meminta kepada pak satpam dan bibi memanggil dengan sebutan 'nak' atau nama saja.

Lalu Sunghoon benar benar berangkat dan Sunoo pamit kepada pak satpam dia akan masuk kedalam rumah.

Soal satpam apakah keduanya membutuhkan? jelas untuk keamanan Sunoo dan bibi.

Dari satpam sampe bibi untuk menemani Sunoo, Sunghoon carikan yang benar benar baik dan treat keluargannya.

"IBUU!"

Bibi atau yang Sunghoon dan Sunoo panggil Ibu terkejut ketika Sunoo memanggilnya dengan keras, "Astaga Sunoo, ibu terkejut."

"Maafkan, oh ibu hari ini kita akan ngapain saja?"

"Seperti Sunghoon bilang, kamu ada yoga hari ini ibu akan siapkan camilan dan minuman untuk menemanimu."

Sunoo mengangguk lucu.

"Tidak keberatan kamu ketika hamil diusia muda?"

"Eum...awalnya aku tuh keberatan soal kakak minta punya momongan segera bu, tapi diliat dari kakak akrab dengan keponakan aku dan dari keponakan kakak itu udah ketara kalo kakak itu pengen punya anak juga." Jelas Sunoo sambil menatap buah buahan di piring.

"Aku juga sering ngerasa payah soal momongan, kakak begitu harap aku segera hamil tapi nyatanya baru usia pernikahan yang akan genap 4 bulan itu Tuhan kasih aku berita yang menyenangkan, apa ibu tau apa itu?"

"Kamu tau hamil saat mengeceknya?"

Sunoo ngangguk dan tersenyum, "Aku nikah sama kakak itu bu saat aku masih duduk dikelas 2 sma dan kakak tingkat akhir ah lebih tepat saat kakak akan lulus sma."

"Kakak itu sangat posesif dan protektif ke aku, dengan alasan dia gak mau orang dia sayang dan cintai meninggalkanya, aku juga merasa kasihan dengan trauma kakak dulu bu."

Bibi mengangguk mendengarkan Sunoo cerita, berbagai cerita dia dengarkan dari mulut kecil Sunoo.

"Kakak itu lucu bu, dulu bilangnya straight tapi sekarang jadi miliku dan ini anak yang aku kandung darah dagingnya."

Keduanya tertawa, bibi pun bercerita dari dia menikah dan ditinggalkan sendiri sebatang kara. Dengan senang hati mendengarkannya.

"Ibu merasa orang pendosa yang tidak diharapkan, dari suami hingga anak ibu saja meninggalkan demi harta mereka cari."

"Ibu tak perlu sedih dengan itu, sekarang kan ada aku sama kakak jadi anggap saja kita anak ibu, seperti ucapan kakak saat ibu datang kesini."

'Ibu, tak usah sujud seperti itu apalagi panggil tuan dan nyonya, panggil saja nama kita bu anggap kita anak ibu.'

Bibi sangat bersyukur mendapatkan majikan seperti Sunoo dan Sunghoon, yang dimana dia dan pak Yeon sudah dianggap orang tua sendiri begitu juga dengan keluarga Park dan Kim mereka menganggap bibi dan paman seperti keluarga.

"Cha, sudah jam 8 pas sekarang sana yoga ibu akan membereskan rumah."

Bibi membantu menyiapkan alat alat yoga, sembari membukakan zoom untuk melihat para ibu hamil saling menunggu.

"SUNOO-SSIII AKHIRNYA KITA BERTEMU LAGI!"

Sunoo membalas dan tersenyum memang dirinya sudah akrab dengan beberapa peserta yoga, "Haloo Cho, haha iya."

'Baik, kita mulai pemanasan terlebih dahulu ya moms.'
Ujar sang pelatih yoga.

.

.

.

.

"Bang, ini proyek yang kemarin lu minta buat urus udah."

Sunghoon melihat dengan teliti dan fokus sembari memberi tanda yang benar bagaimana.

"Jadi kalo ini dirapihin dikit lagi sebelah sini ada taman buat anak anak bermain."

Doyoung melingkari gambarnya dan diberi penjelasan setelah selesai dirinya pun pamit untuk membenarkan.

Beberapa menit Doyoung keluar Haruto dan Ni-ki pun masuk, Ni-ki ini seketaris Sunghoon.

"Bang, ini tadi proyek dari kantornya Bang Jay."

"Jadi pihak pengen renovasi suatu gedung?" Tanya Sunghoon dan dapat anggukan dari Haruto.

"Gedung ini bakal dijadiin entertaiment lu sama Bang Jay, bang."

Sunghoon manggut manggut dan menatap lekat denah gedung tersebut, "Gedung ini baru baru ini ditinggal? nah kita renov senyaman mungkin buat para trainee nanti."

"Terus kita kasih warna kayak coklat muda atau abu abu buat catnya, terus kita bikin yang anak muda sekarang sukai."

Haruto mendengarkan dan menulis dibeberapa lembar kertas.

"Pintunya kita kasih otomatis saja, bagian ruangan berlatih, kafe, store kita bikin senyaman mungkin, disini kita pentingin kenyamanan trainee nanti dan kesukaan para anak muda."

Setelah selesai Haruto pamit untuk merancang apa yang Sunghoon sampaikan, Sunghoon pun meminta Jay datang ke kantornya.

"Ada jadwal meeting tidak Nik?"

Ni-ki menggelengkan kepalanya dan memberi tahu jika hari ini dia tidak ada meeting sama sekali, "Hari ini free meeting bang, besok ada dua klien yang minta dipercepat proyeknya."

Mengganguk lalu Sunghoon keluar dan menatap para karyawan bekerja sembari menunggu Jay.












Halo halo

Straight or Belok? || Sunghoon x Sunoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang