"Lihat? Kau tidak bisa mengalahkanku" Ejek Aomine.
Skor 20 - 7 dengan pemenangnya adalah Aomine Daiki.
"Sudahlah. Ini kemenanganku yang ke 195" Kata Aomine. Ia berdecak pinggang di hadapan Kise yang duduk sembari mengatur nafasnya.
"Kise kun, kau baik-baik saja? Wajahmu pucat" Ucap Kuroko. Kise terkejut melihatnya yang tiba-tiba sudah di sampingnya.
"Ku-Kurokocchi.."
Setelah dirasa nafasnya normal, Kise merentangkan tangannya dengan wajah memelas.
"Kurokocchi, peluk!!!" Pintanya.
"Tidak, terima kasih" Kuroko langsung membalikkan badannya. Akashi yang melihat itu dari kejauhan tersenyum puas.
Aomine menatap Kise sinis sebelum pergi ke luar gym. Tak ada yang melarangnya, mereka hanya menatap kepergian pemuda itu dengan tatapan kesal seperti biasa.
"Oi, Aomine!!" Panggil Midorima namun Aomine tetap berlalu.
"Biarkan saja, Midorima. Kita lanjutkan latihannya" Ucap Akashi.
"Tapi besok ada latih tanding nodayo"
"Kau pernah lihat dia gagal memasukkan bola?"
Pertanyaan dari Akashi seketika membuat Midorima terdiam. Biarlah Aomine membolos, toh ia juga tidak pernah gagal melempar bola.
"Ki chan!"
Mereka menoleh dan melihat gadis bersurai pink menghampiri Kise. Pemuda itu seperti susah payah mengambil nafasnya. Padahal tadi saat melawan Aomine, ia masih baik-baik saja. Apa yang terjadi padanya?
"Apa yang terjadi?" Tanya Naoto Sanada, pelatih utama di Teiko. Pria itu baru datang dan melihat Kise sesak nafas.
"Kantoku, apa ada oksigen?" Tanya Akashi.
"Midorima, Kuroko, tolong ambilkan di UKS. Cepat!" Kata Sanada. Ia berjongkok dan mengelus punggung Kise. Pemuda itu meringkuk dengan melipat kedua lututnya di depan dadanya.
"Uhuk uhuk"
"Kise, tarik nafas pelan-pelan" Ucap Akashi. Namun Kise menggeleng, cengkraman di dadanya semakin kuat.
"Sa....ki....t hh haa" Ringisnya.
Tak lama Midorima dan Kuroko datang. Sanada memasangkan masker oksigen pada Kise dan menyuruhnya bernafas pelan-pelan.
Perlahan nafas Kise berangsur membaik, ia tertidur karena kelelahan. Sanada menggendong Kise di pundaknya.
"Kalian lanjutkan saja. Aku akan mengantarnya ke rumah sakit"
"Kamtoku, aku ikut"
"Kantoku, aku ikut"
Ucap Momoi dan Kuroko bersamaan. Mereka terkejut sendiri karena mengucapkan kalimat itu berbarengan.
"Baiklah. Akashi, kau gantikan Momoi awasi mereka" Kata Sanada.
"Baik!"
✨✨AoKise✨✨
Setelah 1 jam menunggu, dokter bersurai cokelat menghampiri mereka.
"Ano, bagaimana kondisi Kichan?" Tanya Momoi.
"Kise kun sudah baik-baik saja. Kalian bisa melihatnya" Kata dokter itu, sebut saja Yukimura. Kuroko dan Momoi pamit untuk menemani Kise sedangkan Sanada berbincang dengan Yukimura.
"Apa yang terjadi?" Tanya Yukimura. Sanada menggeleng, ia tidak ada di tempat saat itu.
"Yang kutau dari cerita mereka berdua, Kise bermain basket seperti biasa tapi tiba-tiba ia sesak nafas seperti punya asma" Jelas Sanada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Time (AoKise)
FanfictionKise Ryouta masih terus berusaha mendapatkan cinta dari Aomine. Hal itu diketahui oleh teman-temannya yang lain, kecuali Aomine tentunya. "Ne, Aominecchi. Mau coba pacaran ssu?" "HAH?! Kau gila?!" "Kumohon ssu. Seminggu saja tidak apa-apa ssu!!"