7. Kepergian Kise

139 14 0
                                    

Kosong

Tidak ada

Aomine meraba kasur dan ternyata sudah dingin. Berarti Kise sudah tidak ada sejak tadi siang atau kemungkinan tadi pagi.

"Are? Nak, sedang apa kau di sini?" Tanya suster yang saat itu ingin mengecek ruangan ICU.

"Ma-Maaf, apa anda tau pasien yang di sini kemana?" Tanya Aomine dengan nada terbata-bata.

"Maaf, nak. Tapi..."

✨✨AoKise✨✨

Aomine berjalan dengan tatapan kosong. Ia pun duduk di taman lapangan basket jalanan dan menaruh piala di sampingnya.

Air mata tidak berhenti menetes dari kelopak itu.

Kenapa??

Kenapa disaat ia ingin membalas perasaannya, Kise malah sudah pergi?

Ia harus apa tanpa Kise?

Kantong celananya bergetar, menandakan adanya telepon dari seseorang. Ia melihat dan ternyata nama Momoi terpampang di sana. Ia pun memencet tombol hijau.

"Moshi-moshi, Dai chan! Bagaimana? Apa Ki chan sudah bangun?"

Aomine terdiam cukup lama sampai suara Akashi menggantikan Momoi.

"Aomine, kami akan tiba di sana sekitar 10 menit lagi. Jadi tunggu sa-"

"Tidak usah"

Tidak ada suara dari sebrang sana. Aomine mengadahkan kepalanya, menahan air mata yang hendak keluar lagi.

"Kise sudah pergi" Nadanya serak dan bahkan tercekat. Namun sepertinya Akashi mengerti apa yang ia ucapkan.

"Kau dimana?" Tanya Akashi lagi.

"Tempat kita bermain basket jalanan"

"Baiklah kami ke sana"

✨✨AoKise✨✨

8 tahun kemudian

Sudah 8 tahun terlewati dan Aomine masih tidak terima Kise pergi. Terkadang ia sempat bermimpi bertemu dengan pemuda itu namun ia tidak bisa mendengar jelas Kise berkata apa.

Kini ia sudah lulus dan menjadi polisi. Yahh walaupun sejak dulu ia malas, tapi cita-citanya adalah menjadi polisi.

Dan untungnya ia diterima dengan cepat karena postur tubuhnya dan juga wajahnya yang mendukung.

Tunggu

Wajahnya saja seperti maling, sangat seram.

Yahh meskipun ia sempat curiga kenapa ia diterima padahal jelas-jelas saat itu kepala polisi berkata ingin menangkapnya karena wajahnya mirip preman.

"Aomine, bisa kau belikan kami roti di sebrang sana?" Pinta seorang bernama Imayoshi. Ia dulu adalah senior Aomine saat di Touou Akademi, dan sekarang menjadi atasannya di kepolisian.

"Mattaku.. Sudah tua masih suruh-suruh orang. Kalau kau tak gerak sendiri nanti lumpuh loh" Ancam Aomine. Tapi ia tetap menerima duit Imayoshi dan berjalan ke toko roti depan.

Precious Time (AoKise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang