3. Perasaan Kise

131 16 3
                                    

"Kenapa? Kau menyukai laki-laki?"

Oh shit

Tebakan sepupunya kali ini tepat. Kise meremas celananya sembari menundukkan kepala. Nash terkejut, ternyata tebakannya benar.

"Tenang. Aku tidak membela siapapun. Kau menyukai pria atau wanita juga bukan urusanku kan?"

"Ano!!"

Nash menoleh pada Kise.

"Kemarin aku sudah menyatakannya tapi aku ditolak ssu. Sepertiny aku tidak akan mendapatkan kekasih sampai mati ssu ne"

Plak

"Kalau kudengar kau bicara seperti itu lagi, habis kau ditanganku" Nash menepuk pipi Kise hingga membuatnya tercengang.

"Nacchi.."

"Jangan menyerah, Kise. Teruslah berjuang. Demi teman-temanmu, keluargamu.. dan.. orang yang kau sukai" Kata Nash.

"Terima kasih, Nacchi" Lirih Kise. Ia kemudian bangkit dan menuju kamar.

"A-Aku akan berjuang lagi ssu!! Terima kasih, Nacchi!!!"

Nash menghela nafas lega sambil berkacak pinggang. Sepertinya ia berhasil membuat mood Kise kembali.

✨✨AoKise✨✨

Aomine duduk di pinggir lapangan. Membosankan sekali harus latihan setiap hari karena winter cup sudah seminggu lagi. Padahal baru saja kemarin mereka mengadakan latih tanding tapi sangat membosankan karena lawannya lemah.

Seseorang duduk di sampingnya dan menyodorkan minuman. Aomine melihat senyuman itu. Menyilaukan tapi baginya sangat menjijikan.

"Kau masih berani mendekatiku?" Tanyanya.

"Aku tidak akan menyerah ssu. Ayolah Aominecchi. Pacaran denganku ne ne ne??" Kise semakin mendekat bahkan bahu mereka bersentuhan.

"Apa untungnya aku pacaran denganmu? Kau tidak punya dada yang besar, Kise. Jangan berharap" Aomine meminum minuman itu.

"Aku tau ssu. Tapi aku sangat menyukai Aominecchi ssu. Bagiku, Aominecchi sudah seperti upil ssu" Jelas Kise.

"Upil?"

"Iya ssu. Walaupun kotoran tapi ia tetap bagian dari tubuh ssu. Banyak yang bilang ketika mengupil itu sedang menggali emas dan kau emasku ssu, Aomineechi"

"Kau yang seperti upil, Kise"

"Ah! Ngomong-ngomong, itu bekas aku ssu. Ini tandanya ciuman tak langsung bukan, Aominecchi?" Seru Kise. Aomine segera menghentikan kegiatannya dan menatap botol itu.

Ia mengembalikannya kepada Kise dengan kasar, lalu ia bangkit.

"Ngapain pula aku minum minuman darimu?" Gumamnya sebelum pergi.

Tanpa mereka sadari, beberapa pasang mata sejak tadi memperhatikan mereka.

"Kise chin payah dalam hal ungkapan ne" Kata Murasakibara.

"Hm! Justru dia yang seperti upil nodayo"

"Midorima kun benar. Upil akan terus tumbuh, seperti semangat Kise kun mengejar cinta Aomine kun"

Semua menoleh ke arah Kuroko. Tak menyangka Kuroko akan mengatakan hal seperti itu.

"Kalau aku bagaikan apa, Tetsuya?" Tanya Akashi.

Precious Time (AoKise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang