Kise membuka matanya. Ia merasa ada seseorang yang memeluknya erat dan ketika mendongak, ternyata Aomine tertidur sambil memeluknya.
Seketika pipinya merona.
Apa yang terjadi dengannya semalam?
Dan juga kenapa mereka sama-sama tidak pakai baju?
Seingatnya kepalanya tiba-tiba sakit karena ingatan yang selama ini hilang kini kembali dan termasuk ingatan pahit didalamnya.
Ia bersyukur sudah mengingat semua yang dilupakannya 8 tahun lalu.
"Ngg..."
Wajah Kise semakin memerah ketika Aomine memonyongkan bibirnya seolah ingin menciumnya.
"Muaahh Mai chan dwaiswuuki" Igau Aomine.
Seketika mood Kise menghilang dan ia lantas menendang Aomine hingga pria itu terjatuh dari ranjangnya.
"Aduh apa sih?!" Gerutu Aomine sambil memegangi kepalanya. Lalu ia terdiam ketika melihat Kise yang sudah terbangun.
"Ryota, kau sudah bangun! Apa kepalamu masih sakit?" Tanyanya panik.
Padahal yang ditendang dia, tapi Aomine malah mengkhawatirkan Kise. Bahkan sekarang sampai memeriksa seluruh bagian kepalanya. Tak lupa pria itu juga memeriksa tangan Kise yang sudah diperban.
"Mou!! Aku sudah baik-baik saja ssu!" Bentak Kise gemas melihat tingkah kekasihnya.
Eh?
Kekasih?
"Ryota, kau--"
"Aku udah ingat semuanya ssu"
Tes
Mata Kise membola. Di hadapannya, sang pria bersurai biru tua ini tiba-tiba saja menangis. Dasar cengeng! Lihat wajah jeleknya itu. Sudah jelek malah makin buruk rupa karena menangis!
"Ryota. Maafkan aku hiks selama ini aku--"
"Ssstt"
Kise menempelkan telunjuknya di bibir Aominr. Tatapannya berubah menjadi sangat lembut. Bahkan pria itu bisa merasakan jari telunjuk Kise yang hangat.
"Maaf aku melupakanmu, Daikicchi"
"Ryota!!"
Aomine pun sontak memeluk Kise sembari terharu. Sedangkan pria bersurai pirang itu hanya membalas pelukannya erat.
Aomine nyaman seperti ini.
Ia tidak ingin Kise menjauh darinya lagi.
Ia tidak mau Kise melupakannya lagi.
Ia sungguh mencintai Kise.
"Ekhm!!"
Kedua insan itu seketika melepas pelukannya lalu menoleh ke arah pintu. Terlihat sosok dengan tatoo di lehernya menatap keduanya tajam.
✨✨AoKise✨✨
Aomine dan Kise duduk di karpet dengan kaki dilipat dan tangan diatas paha. Mereka tidak menyangka kalau sepupunya Kise akan datang berkunjung. Terlebih saat itu Kise sedang tidak pakai baju dan juga tangannya yang terdapat perban.
"Tanganmu kenapa?" Tanya Nash dengan nada juteknya. Kali ini ia sedang tidak ingin bercanda.
"Kemarin Ryota terkena pecahan--"
"Aku tidak tanya padamu, burik. Jelaskan semuanya, Ryota! Dan kenapa meja bisa rusak seperti ini?" Tanya Nash sambil menunjuk ke arah meja yang sudah tidak berbentuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Time (AoKise)
FanfictionKise Ryouta masih terus berusaha mendapatkan cinta dari Aomine. Hal itu diketahui oleh teman-temannya yang lain, kecuali Aomine tentunya. "Ne, Aominecchi. Mau coba pacaran ssu?" "HAH?! Kau gila?!" "Kumohon ssu. Seminggu saja tidak apa-apa ssu!!"