"A-Aku..."
Perkataan Aomine terhenti ketika dokter Yukimura keluar dari UGD. Ia segera berdiri dan menghampiri pria itu.
"Bagaimana dengannya?" Tanya Aomine.
"Tumornya sudah menyebar dan butuh tenaga ekstra untuk bisa mengangkatnya. Saat ini ia sudah mendapatkan donor darah yang cukup untuk pengangkatan tumor tapi butuh persetujuan dari orang tua atau wali agar bisa secepatnya melakukan operasi. Dan maaf, karena ia telat dibawa jadi ia dinyatakan koma" Jelas dokter Yukimura.
"Koma?" Cicit Aomine. Ia tidak mengerti apa-apa di sini. Dan tadi dokter itu bilang apa? Tumor?
"Tumor apa? Maksudnya apa sih?" Tanya Aomine kesal.
"Aomine, ikut aku" Kata Akashi. Aomine berdecak sebelum ia mengikuti Akashi pergi. Sedangkan yang lain hanya bisa menunduk, terlalu terkejut mendengar pernyataan tentang Kise.
"Dia siapa?" Tanya dokter Yukimura.
"Dia yang disukai oleh Kise. Namanya Aomine Daiki nodayo" Jawab Midorima.
"Begitu. Nama yang unik, Aomine Daiki Nodayo. Jarang sekali ada orang yang memiliki 3 kosakata nama seperti itu" Kata dokter Yukimura.
"HAH?! A-Ma-Maksudnya namanya Aomine Daiki, nodayo"
Sial, wajah Midorima sudah memerah seperti rambutnya Akashi. Sedangkan pria itu hanya tertawa lalu menepuk bahunya.
"Hahaha aku hanya bercanda. Ngomong-ngomong ayahmu sedang dinas ke luar kota jadi aku yang bertanggungjawab menjaga temanmu. Dan untuk saat ini ia masih belum bisa dijenguk" Jelasnya.
Kuroko dan Momoi saat itu baru keluar dengan memegang tangan masing-masing. Tubuh mereka lemas karena mendonorkan darah yang agak banyak jadi mereka duduk di bangku sembari menghela nafas.
Mereka juga bisa mendengar perkataan dokter Yukimura tadi dengan jelas.
Murasakibara dan Midorima duduk di samping mereka.
"Kuro chin dan Sacchin baik-baik saja?" Tanya Murasakibara. Ia menyodorkan makanan yang sempat ia bawa tadi kepada mereka.
"Ah kami baik-baik saja. Terima kasih sudah mengkhawatirkan kami, Murasakibara kun, Midorima kun" Balas Kuroko.
Momoi menyender di bahu Murasakibara, ia sangat ngantuk sekarang dan ingin tidur namun tidak bisa. Pikirannya melayang memikirkan Kise.
"Sacchin tenang saja. Kise chin akan baik-baik saja" Gumam Murasakibara, ia mengelus kepala gadis itu.
"Kalau ngantuk tidur saja" Lanjutnya. Momoi pun mengangguk dan ia tertidur di bahu Murasakibara.
Sanada sendiri pun tadi pergi tepat setelah Kuroko dan Momoi masuk ke UGD untuk donor darah. Ia berkata akan pergi ke rumah Kise, siapa tau mendapat petunjuk. Dan menyuruh mereka menemani Kise.
✨✨AoKise✨✨
"Apa yang mau kau bicarakan?" Tanya Aomine. Posisi mereka saat ini agak lumayan jauh, tepatnya di taman belakang rumah sakit.
Akashi berbalik dan menatapnya tajam. Bahkan Aomine harus menelan ludahnya paksa ketika menatapnya balik. Sial, singa ini beneran mau memakanku, pikirnya.
"Aku tau kalian membuat sebuah perjanjian, bukan?"
Aomine tertegun. Kenapa Akashi bisa mengetahui hal itu? Apa Kise menceritakan semuanya pada mereka?
"Kalau iya kena-"
"Kau tau alasan ia membuat perjanjian itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Time (AoKise)
FanfictionKise Ryouta masih terus berusaha mendapatkan cinta dari Aomine. Hal itu diketahui oleh teman-temannya yang lain, kecuali Aomine tentunya. "Ne, Aominecchi. Mau coba pacaran ssu?" "HAH?! Kau gila?!" "Kumohon ssu. Seminggu saja tidak apa-apa ssu!!"