Indramayu, tahun '90-an
Semasa aku kecil setiap malam selepas Maghrib, ayah yang biasa kupanggil abah mengajak kami membaca Ratib Al-Haddad. Lalu beliau mengakhirinya dengan doa.
"Ya rabbanaa yassir lanaa umurana bijahi Sayyidina Muhammad bin Ali Ba'alawy."
Namun barulah setelah aku SD, ketika belajar di Pondok Pesantren Darullughah, aku mulai memahami artinya.
"Wahai, Tuhan kami, mudahkan urusan kami dengan keberkahan Sayyidina Muhammad bin Ali Ba'alawy."
Sayyidina Muhammad bin Ali Ba'alawy. Nama tersebut asing bagiku.
Aku pun bertanya kepada Abah, "Siapakah Beliau,
Bah?"
"Abah tak tahu siapa beliau, Nak. Bacaan itu dulu diajarkan guru Abah, lalu Abah amalkan. Yang pasti beliau salah seorang kekasih Allah atau disebut waliyullah yang kalau kita berdoa dengan keberkahan beliau, hajat dan permohonan kita - insya Allah - diijabah oleh Allah."
Mendengar keterangan Abah, aku pun turut mengamalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
assalamualaikum Tarim
Historical Fictionuntuk mengenalkanmu bahwa di atas muka bumi ini ada sebuah kota kecil. yang meski tak terlihat menarik pemandangan alamnya, tak bersahabat cuaca dan kulinernya, namun kota ini membuat saya mengerti hakikat hidup yang sesungguhnya yaitu berbekal menu...