Selain ziarah masjid bersama abangku, akujaga pernah berziarah ke masjid lainnya. Kota ini memang memiliki banyak masjid, bahkan terkadang jarak dari satu masjid ke masjid lainnya hanya beberapa rumah saja. Belakangan setelah bertahun-tahun tinggal di sana, aku pernah diajak Hubabah ziarah ke masjid khusus. Sebuah masjid yang sangat sepi meski letaknya strategis persis di depan pekuburan Zanbal.
"Masjid ini namanya Jabanah, hanya digunakan untuksholat jenazah dan sholat led," jelas Hubabah.
Aku pun akhirnya mengerti mengapa masjid tersebut sangat sepi dan lokasinya berdekatan dengan pekuburan. Yang tak kupahami adalah kaitan antara sholat jenazah dengan sholat hari raya. Bukankah yang satu berduka sementara yang lain bersuka cita? Apakah bagi warga Tarim, Hari Raya Idul Fitri adalah hari kesedihan atas berlalunya Ramadhan dan Idul Adha duka cita atas berlalunya sepulul hari pertama bulan Dzulhijjah hingga setara dengar hari kematian seseorang? Ataukah sebaliknya bagi mereka kematian seseorang setara ham raya yang merupakan hari bersuka cita karen hari pertemuannya dengan Allah SWT.
Atau karena 'Hari raya yang sesungguhny adalah hari engkau kembali kepada Allah sedangka Dia ridha kepadamu, sebagai mana yam diucapkan oleh seorang arif bijaksan
Entahlah....
KAMU SEDANG MEMBACA
assalamualaikum Tarim
Historical Fictionuntuk mengenalkanmu bahwa di atas muka bumi ini ada sebuah kota kecil. yang meski tak terlihat menarik pemandangan alamnya, tak bersahabat cuaca dan kulinernya, namun kota ini membuat saya mengerti hakikat hidup yang sesungguhnya yaitu berbekal menu...