3

491 60 0
                                    

Dua hari telah berlalu dari hari dimana Jisung membohonginya. Felix diam termenung di salah satu cafe. Segelas coffee yang berada di meja sudah tak hangat lagi. Felix masih mengerjakan beberapa tugas kuliahnya meskipun pikirannya tak bisa fokus.

"Kamu ih"

"Ya kan kamu yang mau"

Felix melirik pada sumber suara, suara yang sedikit berat itu tak asing di telinganya. Felix tak mengedipkan matanya saat melihat Jisung sedang bersama Yeji tak jauh dari tempat duduknya. Jisung terlihat berjalan menuju kasir, sementara Felix masih memandang ke arah Yeji yang kini juga tengah melihat kearahnya.

Yeji tersenyum kemenangan menatap Felix yang sepertinya cemburu. Senyuman Yeji seolah mengejek Felix membuat nya mengalihkan pandangannya dan kembali Fokus pada laptopnya. Felix yang masih berusaha tak menghiraukan suara Jisung yang sedang bercanda dan tertawa akhirnya menyerah. Ia merapikan peralatannya dan berlalu keluar dari cafe tersebut.

Jisung yang memang duduk membelakangi pintu terdiam saat Felix melewatinya 'bau parfum ini' batin Jisung saat mencium bau parfum sepertinya milik Felix. Ia mengedarkan pandangannya dan melihat sekeliling namun ia tak menemukan Felix disana.

"Kenapa sayang?" Tanya Yeji

"Ah nggak. Aku baru sadar kalo cafe nya rame" elak Jisung.

'Siapa suruh lo ngerebut milik gue' batin Yeji mengingat wajah Felix yang ketara kesal.

Sementara ditempatnya Felix menangis memeluk tas laptopnya. Ia kesal dan sakit hati sendiri melihat Jisung yang terlihat sangat bahagia saat bersama Yeji. Melihat sikap Jisung yang lembut kepada orang lain membuat hatinya teriris. Ia tak bisa menceritakan apa yang ia rasakan kepada siapapun Karena semuanya adalah kemauannya sejak awal.

~flashback on

"Kamu gak jalan kaya abang?" Tanya Nyonya Lee yang melihat Felix hanya menonton televisi di malam minggu.

"Mau jalan sama siapa?" Tanya Felix tak minat

"Pacar kamu. Masa masih gak punya pacar"

"Gak ada. Felix males kalo pacaran"

"Kenapa gitu? Bunda liat Changbin sama Lucasdekat sama kamu. Emangnya gak pacaran?"

"Nggak. Felix udah punya crush sendiri. Kak Changbin sama Lucas cuma temen doang"

"Siapa, Felix ngecrushin siapa?"

"Bunda gak boleh tau. Rahasia"

"Apa yang rahasia?" Tanya Tuan Lee yang mendengar percakapan anak dan istrinya itu.

"Hehe, nggak ada kan bun" ucap Felix.

"Oya bun, sahabat ayah yang dari Australia ada dateng tu di depan"

"Udah sampai?"

"Hm. Siapin makanan ya. Biar dia makan malem disini aja. Felix bantu bunda biar agak cepet" ucap sang ayah yang mendapat anggukan dari Felix.

Felix berjalan membawa nampan yang berisi beberapa makanan. Ia berusaha bersikap sesopan yang ia bisa. "Ini Felix?" Tanya pria paruh baya yang berada diseberang meja. Felix mengangguk dan tersenyum. "Aduh manis banget. Ini na anak tante namanya Jisung" ucap wanita paruh baya yang sukses membuat Felix menatap pemuda yang tengah manatap padanya juga, Jisung tersenyum manis pada Felix. "Ji-jisung?" Gumam Felix yang dapat didengar. Sang ayah terkekeh melihat Felix sedikit terkejut dan menatap Jisung.

"Jisung sebenarnya udah tinggal lama disini. Cuma tante sama om yang baru pindah kesini" ucap sang ayah. Felix tak mengalihkan pandangannya dari Jisung. Pemuda yang sudah cukup lama ia kagumi. 'ternyata makin ganteng ya' batin Felix ia masih sangat mengingat wajah Jisung saat masa-masa SMP dulu.

"Felix" panggil sang ibu membuat Felix tersadar dari lamunannya. "Iya bun". "Ayo duduk dulu kita makan sama-sama"

Makan malam berlangsung dengan cepat. Setelah selesai Felix berpamitan karena ingin mencari sesuatu untuk tugas kuliahnya. Saat berjalan keluar tak sengaja tatapannya bertemu dengan Jisung. Felix tersenyum canggung dan membukukkan badannya lalu keluar dari rumah.

"Jin lo tau gak?" Ucap Felix yang kini sedang menelpon dengan seseorang.

"Apaan?"

"Gue ketemu sama crush gue. Seneng banget"

"Yang mana?"

"Yang dulu"

"Masih sampe sekarang ngecrushin dia?"

"Hm. Makin ganteng tau. Tapi udah punya cewek"

"Tau darimana?"

"Gue sering ngeliat dia jalan ama ceweknya"

"Dia straight?"

"Mmmm.. mungkin. Gue gak tau juga"

"Siapa sih? Lo gak mau ngasih tau gue sampe sekarang"

"Udah ih. Lo gak Perlu tau. Tunggu undangannya aja"

"Idih. Lo mau jadi pelakor"

"Gak ada salahnya kan nyobain. Sebelum janur kuning melengkung masih bisa gue tikung. Lagian gue gak jelek-jelek amat, bisa kalik gue bikin dia suka sama gue"

"Ck. Yaudah deh serah elo"

Setelah mengobrol cukup panjang dengan sepupunya itu Felix memutuskan untuk kekasir dan membayar belanjaannya.

Dari saat itu Felix memberitahu kedua orang tuanya bahwa ia menyukai Jisung. Karena untuk pertama kalinya anaknya mengatakan menyukai seseorang, kedua orang tuanya sangat mendukung Felix. Tanpa mereka mengetahui kebenaran bahwa Jisung sudah memiliki kekasih. Alhasil orang tua Felix memutuskan untuk menjodohkan Felix dan Jisung dan malah disetujui oleh orang tua Jisung.

Flashback off~

Felix menghela nafasnya dan menghapus air matanya yang mengalir. "Gue salah banget udah maksa semuanya hiks"

"Seharusnya gue juga mikirin Jisung. Dia emang gak pernah sayang sama gue. Dia ngelakuin semuanya terpaksa. Tapi- tapi gue gak bisa" gumam Felix ditengah tangisannya akhirnya ia memutuskan untuk pulang meskipun dengan tangannya yang terus menghapus air matanya yang mengalir.

.

Jisung membuka Pintu rumahnya. Ia menyeringit bingung karena keadaan rumah sudah dalam keadaan gelap. Pasalnya ini baru pukul 7 malam. "Lix" panggilnya. Tak ada jawaban ia memasuki kamar namun tak menemukan Felix disana.

Ia meraih ponselnya dan mencoba menelpon Felix. Terdengar suara ponsel milik Felix disana. "Lah hpnya disini. Orangnya kemana" gumam Jisung.

Terdengar suara langkah kaki yang berlari. Felix berdiri didepan pintu kamar dengan hanya menggunakan handuk. "Kamu darimana?" Tanya Jisung.

"Gak kemana-mana"

"Mandi dimana?"

"Di kamar mandi kamar sebelah" jawab Felix santai lalu meraih ponselnya yang ada ditangan Jisung.

"Kenapa gak mandi disini?"

"Mulai malam ini gue mau tidur dikamar tamu aja. Biar gak ganggu lo lagi kalo kerja" jawab Felix. Jisung sedikit bingung mendengar penjelasan Felix. Apa ini 'lo gue' sejak kapan Felix memanggilnya seperti itu.

Felix meninggalkan Jisung yang masih diam dan berlalu. Namun langkah Felix dihentikan saat di tangga. "Kamu masih marah?" Tanya Jisung.

"Nggak. Biasa aja. Gue gak papa"

"Terus ini apaan. Kenapa tiba-tiba pindah kamar?"

"Kan gue-"

"Gue elo? Sejak kapan?"

Felix terdiam. "Felix" dingin Jisung. Namun Felix masih diam. "Kalo ada masalah seharusnya kamu bilang. Jangan malah kaya gini. Aku gak mau tau, gak ada yang pindah kamar. Kamu tetep tidur sama aku di kamar kita. Gak ada penolakan" tegas Jisung. Jisung menarik tangan Felix untuk memasuki kamar mandi yang berada dikamar mereka. "Mau mandi kan. Kamu mandi disini. Kalo ada yang mau diomongin aku tunggu di depan". Setelah mengatakan itu Jisung menutup pintu kamar mandi dan meninggalkan Felix yang masih diam.

'mau kamu apa sih sebenarnya' batin Felix

Two weeks | Sunglix Or Jilix?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang