Felix menekuk wajahnya, ia kesal karena sudah dua hari tak bertemu dengan Jisung. Besok lusa adalah hari pernikahannya. Meskipun Jisung ada memberinya kabar lewat Chat namun ia tak puas karena calon suaminya itu tak ada menelponnya sama sekali.
Minho hanya menghela nafas menatap wajah masam adiknya itu. "Jelek banget muka lo kalo gitu" ejeknya namun tak di gubris.
"Yok gue traktir es krim"
"Nggak"
"Tumben banget lo nolak es krim"
"Gue lagi gak mood. Sana keluar" usir Felix. Ia mendorong tubuh kakaknya agar keluar dari kamarnya.
"Serius ni lo gak mau?" Tanya Minho
"Mau, keluar dulu gue mau siap-siap"
Minho terkekeh mendengar jawaban Felix. Setelah selesai bersiap-siap Felix berlari kecil menghampiri Minho yang sudah berada didalam mobil. "Mau beli es krim dimana?" Tanya Minho yang melihat wajah bersemangat adiknya.
"Eumm.. toko es krim yang dulu biasa kita datengin itu boleh? Udah lama banget gak kesana"
"Oke"
Felix melihat sekitar "Ayen gak diajakin?" Tanya Felix yang di jawab gelengan. "Kenapa?" Tanyanya lagi.
"Kan bentar lagi lo nikah. Gue mau habisin waktu berdua sama lo. Siapa tau lo kangen entar sama gue kalo gue dah balik ke Australia" jawab Minho fokus dengan jalan.
Felix hanya memutar bola matanya malas "yang ada elo yang bakal kangen sama gue"
"Idih. Awas aja lo nelpon gue minta gue pulang"
"Itukan bukan berarti kangen"
"Terus lo nelpon sambil nangis-nangis gitu. Yakin dek itu bukan kangen?"
Felix hanya mempoutkan bibirnya, alhasil membuat Minho tertawa. Ia mengusak rambut Felix dengan lembut "kalo lo udah nikah harus bisa lebih dewasa lagi, tapi jangan berubah. Harus tetep Jadi Lixxie nya ayah, bunda sama abang hm. Sering-sering pulang jengukin bunda" pesan Minho.
Mata Felix memanas, "apaan sih, kenapa jadi melow gini" ucapnya dengan suara yang sedikit serak.
Lagi lagi Minho tertawa "uduy uduy, cengeng banget lo" ejeknya sambil tertawa "Sering-sering pulang lo, kalo gak gitu ntar ayah sama bunda punya anak lagi. Siapa tau kan bikinin lo adek"
Felix menggeleng ribut "nggak. Gue gak nerima adek baru" ucapnya dengan wajah seriusnya. Minho terkekeh, adiknya ini ternyata masih seperti dulu, adik kecil yang sering ia gendong dan bawa kemanapun ia mau, meskipun saat pulang akan dimarahi oleh ibunya. Tak lama merekapun tiba ditempat yang mereka tuju. Felix langsung keluar dari mobil dan meninggalkan Minho yang hanya menggeleng menatap punggungnya dari dalam mobil setelahnya menyusul langkah Felix.
"Abang mau rasa apa?" Tanya Felix pada Minho. "Yang biasa aja. Lo udah mesen?"
"Udah" jawab Felix lalu tersenyum khas senyuman cerianya.
Dering ponsel Minho membuatnya merogoh kantongnya. "Lix gue angkat telepon dulu. Lo pesen aja yang lo mau" setelah mendapat persetujuan Felix, Minho keluar dari tempat itu.
"Eh Felix. Gak nyangka ya bisa ketemu disini" ucap seorang wanita membuat Felix menoleh. Enggan menjawab sapaan wanita itu Felix kembali melanjutkan kegiatannya.
"Gue denger lo keguguran ya" ucap wanita itu lagi masih dengan Felix yang tak menghiraukannya.
"Kasian banget. Oya Felix gue mau ngasih kabar gembira buat lo. Gue hamil anaknya Jisung"
"Ck. Lo yakin itu anaknya Jisung." ketus Felix tanpa menatap Yeji.
"Kenapa gue harus ragu. Jisung kan pacar gue"
"Sorry. Mantan biar lo inget" Felix menatap Yeji dari bawah sampai atas "kok gue gak yakin ya yang lo kandung anaknya Jisung. Lo kan lonte" ucapnFelix dengan senyuman diwajahnya.
"Jaga ya mulut lo!" Bentak Yeji membuat Felix menatapnya nyalang.
"Kenapa? gak terima? Bukannya gue bener" Felix mendekatkan wajahnya "lo kan suka bram" bisiknya dengan senyumnya lalu menjauhkan wajahnya dari telinga Yeji. Tak ingin berlama-lama disana Felix mengambil pesanannya yang sudah siap dan keluar dari toko itu. Minho yang baru akan memasuki toko di tarik oleh Felix.
"Loh. Mau kemana? Udah selesai?"
"Gue mau pulang"
.
Keluarganya dibuat bingung oleh Felix yang baru pulang dan meminta pernikahannya dibatalkan. Semuanya bingung termasuk Minho. "Kamu ngajak dia kemana?" Tanya sang Ayah
"Minho cuma ngajak dia ke toko es krim. Tiba-tiba dia ngajak pulang. Minho gak tau kenapa" jawab Minho.
"Yaampun Felix kenapa gini lagi" gumam nyonya Lee membuat suaminya menatapnya.
"Felix pernah minta pernikahannya dibatalin?" Tanya Tuan Lee pada sang istri membuat Minho menatap ibunya.
Nyonya Lee diam. Ia tak tau harus mengatakan apa. Pasalnya jika ia jujur maka pernikahannya akan benar-benar dibatalkan sekarang juga.
"Anu, Felix-"
"HALLO EVERYONE. PANGERAN DATANG!" Teriak seseorang dari pintu membuat semuanya menoleh.
"Lah, kenapa mukanya pada tegang?" Tanya orang itu lagi.
"Hyunjin, udah disini?" Ucap Nyonya Lee dan menghampiri Hyunjin lalu memeluknya.
"Hehe. Iya tan. Ni si bego disuruh jemput ke bandara gak dateng-dateng" ucap Hyunjin melemparkan tas yang ia bawa pada Minho. Setelahnya Hyunjin memeluk Tuan Lee.
"Mamah papah kamu mana?" Tanya Tuan Lee
"Besok baru kesini. Hyunjin duluan soalnya mau ketemu Lixxie" jawab Hyunjin dan memeluk Minho.
"Mana bini lo?" Tanya Hyunjin pada Minho membuatnya mendapat tatapan datar dari sang empu
"Ngapain lo nyari bini gue?" Ketus Minho
"Mau gue cium. Nanya doang bego. Basa basi. Basi lo gitu doang marah" cibir Hyunjin
Nyonya Lee menghela nafasnya. Setidaknya suaminya tak menanyakan perihal Felix lagi. "Hyun, Felix dikamarnya. Datengin aja" ucapnya
"Hm. Bantu bujukin juga. Anaknya lagi ngambek" ucap Minho
"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Hyunjin
"Dia tiba-tiba mau batalin pernikahannya" sahut tuan Lee membuat Hyunjin diam. Tak berpikir lama ia berjalan kearah kamar Felix dan langsung membuka pintunya karena memang tak di kunci. Hyunjin adalah sepupu Felix yang pernah ia telepon di chapter sebelumnya kalo kalian ingat.
Hyunjin menyeringit melihat Felix yang tengah menangis, "lo nangis?" Tanyanya sontak membuat Felix menatapnya.
"HUAAA HYUNJEEN" tangisannya pecah saat melihat Hyunjin disana. Ia berhambur kepelukan yang lebih tua. "Lo dateng hiks. Bunda bilang lo-"
"Suprise. Hehe" ucap Hyunjin mengelus punggung adik sepupunya itu. Hyunjin membiarkan Felix menangis dipelukannya. Sejujurnya ia sangat merindukan Felix karena mereka sudah tak bertemu selama satu tahun sejak Felix dijodohkan. Setelah puas menangis Felix melepaskan pelukannya, mendongak menatap wajah Hyunjin membuat yang ditatap hanya terkekeh. Hyunjin menangkup pipi gempil Felix dan menghapus jejak air matanya.
"Yok jalan. Biar lo bisa ceritain semuanya ke gue kenapa bisa nangis gini. Gue kangen banget sama lo" ucapnya membuat Felix terkekeh. "Tumben lo bilang kangen ke gue" cibir Felix
"Emangnya gak boleh?"
"Ayok jalan. Gue siap-siap dulu" ucap Felix.
"Gak perlu siap-siap. Lo udah cakep kaya gini" setelah mengatakan itu Hyunjin menarik tangannya keluar kamar. "Ho pinjem mobil" ucapnya lalu Minho yang memang tengah duduk diruang tamu melemparkan kunci mobil miliknya.
"Moga si Hyunjin bisa bujuk Felix" ucap nyonya Lee
"Kan biasanya juga gitu. Hyunjin doang yang bisa ngebujuk dia" sahut Minho yang mendapat anggukan dari ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two weeks | Sunglix Or Jilix?
RomanceSepenggal cerita dua minggu sebelum pernikahan yang menjadi impian Felix. "FELIX!" -Jisung "Apa?" -Felix "Jangan bikin aku marah sehari aja bisa gak?" -Jisung BXB SUNGLIX AREA JISUNG -top FELIX -bot