9

429 52 0
                                    

Dinginnya malam membuat Felix mengeratkan pelukannya pada Jisung. Ia menenggelamkan wajahnya didada bidang milik calon suaminya itu. "Bunda udah manggil kamu tuh. Ayo masuk udah malem" ucap Jisung mencoba membujuk Felix. Kini mereka tengah berada ditaman depan rumah kediaman Lee.

"Bentar lagi yah. Please" mohon Felix dengan memelas. Ia masih merindukan Jisung sekarang.

"Besok aku kesini lagi. Sekarang kamu masuk, Istirahat yang cukup"

"Tapi aku masih kangen" cicitnya

"Aku juga kangen sayang. Tapi nanti Ayah marah kalo kemalaman. Kamu bisa sakit. Mana gak pakek baju panjang lagi"

Felix mempoutkan bibirnya lucu, melepaskan pelukannya lalu berdiri menghentakkan kakinya menjauhi Jisung. Jisung hanya menggeleng dan terkekeh, betapa menggemaskan calonnya itu. Ia berlari kecil mengejar langkah Felix yang sepertinya tengah merajuk.
"Bae, masa marah sih"

"Tau ah. Kamu nyebelin" ketus Felix enggan menatap Jisung. Felix berlari memasuki kamarnya membiarkan Jisung yang hanya diam menatap punggungnya.

"Jisung" panggil tuan Lee. Jisung menoleh dan menghampiri calon mertua dan iparnya itu.

"Felix emang gitu. Lo harus sabar-sabar" ucap Minho yang tengah memakan cookies. Jisung tersenyum dan mengangguk.

"Kan sebentar lagi tanggung jawab Felix jatuh ke kamu. Ayah cuma mau pesan jagain anak ayah baik-baik, dia emang manja tapi anaknya baik dan penurut. Ayah harap kamu gak kasar kedia, karena dari dia lahir sampai sekarang tangan ayah gak pernah mukul dia sama sekali bahkan ngebentak dia aja gak pernah"

Jisung menelan ludahnya kasar. 'apa gue udah keterlaluan sering ngebentak Felix' batin Jisung yang kini menundukkan kepalanya.

"Gue gak tau lo ngasih apa kedia makannya bisa bucin banget ke elo. Tapi gue harap rasa sayang dia ke elo bisa lo balas dengan sebaik-baiknya. Kalo dia salah marahin aja biar dia juga belajar jadi lebih dewasa" ucap Minho memberi wejangan kepada calon adik iparnya itu. Jisung hanya bisa menganggukkan kepalanya mengerti.

Setelahnya mereka mengobrolkan hal hal tentang bagaimana pekerjaan jisung di kantor dan beberapa pertanyaan tentang hobi Jisung yang ternyata sama dengan calon mertua dan kakak iparnya itu yaitu memancing Jisung memutuskan untuk berpamitan karena ia harus pulang.

"Jisung gak mau pamit sama Felix dulu?" Tanya Nyonya Lee pada Jisung yang sedang berpamitan.
Jisung menatap Minho dan tuan Lee "emangnya boleh yah?" Tanya Jisung, tuan Lee mengangguk dan Jisung tersenyum senang.

"Kalo lo gak pamitan yang ada anaknya nangis entar" cibir Minho "yah, bun, Minho masuk kamar dulu. Mau Istirahat" ucap Minho.

Jisung memutar knop pintu kamar Felix perlahan berusaha tak mengeluarkan suara sedikitpun. Ia tersenyum simpul menatap wajah tenang Felix yang tertidur pulas. Felix menggeliat dan menatap Jisung yang masih berdiri didepan pintu. Cukup lama mereka saling menatap.

"Hiks"

Jisung panik saat mendengar isakan Felix. "Bae kenapa?" Tanyanya menghampiri Felix dan mendekapnya.

"Kamu nginap yah. Jangan pulang"

"Sayang" Jisung menghapus air mata Felix dan sedikit terkekeh, "kenapa sih, moodnya lagi gak baik apa gimana?" Tanya Jisung mengelus pipi Felix dengan lembut.

Felix hanya menggeleng "aku ada mimpi kalo kamu ninggalin aku. Kamu gak bakal ninggalin aku kan?" Tanya Felix dengan wajah memelas.

"Astaga sayangnya aku. Lucu banget sih. Sini cium dulu"

Cup

Cup

Cup

Cup

Kening, pipi kanan dan kiri serta bibirnya menjadi tempat mendarat nya kecupan Jisung. "Aku nggak kemana-mana. Nih liat aku disini" ucapnya lembut sembari membawa tangan Felix untuk menangkup pipinya. "Liat, aku disini kan. Tapi sekarang aku pulang dulu. Inget besok aku kesini kamu jangan jalan kemana-mana yah. Jaga diri baik-baik" sambungnya dan kembali mendekap tubuh mungil Felix. Felix mengangguk dan dengan terpaksa melepaskan pelukannya.

.

Jisung mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk. Sesekali ia menggeliat. Matanya menatap pada jam diatas nakas. "Lima hari lagi ya" gumamnya saat melihat kalender ia memutuskan untuk mendudukkan tubuhnya.

Ia menyeringit bingung menatap ponselnya, terdapat banyak panggilan tak terjawab dari Felix dan nyonya Lee.

"Jisung~" panggil nyonya Han dari luar kamar

"Iya mah bentar" Jisung melangkahkan kakinya dan membuka pintu. Terlihat wajah ibunya yang panik dan khawatir "cepet kerumah sakit. Felix jatuh dari tangga"

"Hah serius?!" Tanya Jisung dengan tak santainya.

Ia meraih ponselnya dan mencoba menelpon Felix "hal-"

"Ji maafin aku hiks"

"Kamu gak papa kan? Aku kesana bentar lagi"

"Maafin aku"

Dengan cepat Jisung bersiap-siap. Setelahnya memasuki mobil dan melajukannya kerumah sakit tanpa menghiraukan sang ibu yang belum siap. Ia khawatir sekarang. setelah sampai rumah sakit ia berlari menuju kamar tempat Felix dirawat. Saat membuka pintu ia dapat melihat Felix yang tengah menangis dan ditenangkan oleh nyonya Lee dan Jeongin.

"Bae" lirihnya menghampiri Felix. Felix memeluk pinggang Jisung dan menangis disana. Nyonya Lee dan Jeongin memutuskan untuk keluar membiarkan Jisung dan Felix mengobrol.

"Maafin aku" rengek Felix yang sebenarnya Jisung tak mengerti.

"Kenapa bae, maaf buat apa?" Tanya Jisung bingung

Felix mendongak masih menangis "aku- aku keguguran" lirihnya dengan air mata yang mengalir.

"Hah, kamu hamil?"

Felix mengangguk pelan "tapi udah nggak lagi hiks"

Jisung mengelus kepala yang lebih muda jujur ia bahagia mendengar kabar bahwa Felix hamil meskipun sekarang sedikit sedih karena kini calon bayinya sudah tidak ada. "Nggak papa. Tapi kamu gak papa kan? Kenapa bisa jatuh dari tangga, kan aku bilang hati-hati jaga diri baik-baik"

"Aku gak papa. Tapi dedek bayinya "

"Ssstt.. nggak papa. Yang penting kamu gak papa. Masalah anak ntar buat lagi kan bisa hm. Jangan nangis lagi" bujuk Jisung.

"Kamu gak marah?" Tanya Felix . Jisung tersenyum dan menggeleng. 'pantesan belakangan ini moodnya suka berubah' batin Jisung menatap lamat wajah Felix. Ia mengelus rambut Felix "nggak, buat apa aku marah. Kamu gak luka parah aja udah cukup buat aku" ucap Jisung lembut. Felix kembali memeluk Jisung dan mencoba menenangkan dirinya "emangnya gak sadar kalo hamil?" Tanya Jisung dan Felix mengangguk lucu.

"Tadi pagi pas jatuh aku ngerasa perut aku sakit banget, makannya mamah sama Ayen langsung bawa aku kesini. Kata dokter aku hamil satu bulan, tapi-"

"Sssstt.. udah bae jangan dipikirin lagi"

Nyonya Lee dan nyonya Han yang melihat kejadian itu hanya bisa tersenyum, sedikit heran kenapa Felix sangat khawatir jika Jisung akan marah karena Felix tak bisa menjaga kandungannya "bun, Felix takut Jisung marah. Felix gak bisa ngejaga anaknya dia" nyonya Lee tersenyum simpul mengingat apa yang anaknya racaukan sebelum Jisung datang "saya ngerasa beruntung bisa punya calon mantu kaya Jisung" ucap Nyonya Lee membuat nyonya Han tersenyum bangga pada putra satu satunya itu. Jeongin tersenyum bahagia melihat sikap Jisung yang ternyata cukup dewasa 'pantesan Felix bisa bucin sama dia' batinnya.

Two weeks | Sunglix Or Jilix?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang