14 (END)

605 49 4
                                    

Pagi tiba. Felix yang baru bangun menemukan tubuhnya sudah lengkap memakai pakaian, pasti Jisung yang memakaikannya pikirnya. Ia meraba kasur disebelahnya, tak ia temukan suaminya disana.

"Ji" panggilnya namun tak mendapat jawaban.

Felix berlari keluar kamar dan menemukan Jisung tengah memasak didapur. Ia bernafas lega. Ia pikir Jisung meninggalkannya.

"Udah bangun?" Tanya Jisung. Bukannya menjawab Felix memeluk pinggang yang lebih tua dan menenggelamkan wajahnya dileher Jisung.

"Kenapa bae?"

"Sung"

"Hm, kenapa?"

"Ayo lanjut yang tadi malam"

Jisung terkekeh dan membalikkan badannya. Dapat ia lihat wajah Felix yang memerah. "Nanti yah. Kita makan dulu. Kamu gak laper?"

Felix menggeleng lalu meraup bibir Jisung dan melumatnya pelan. Jisung membiarkan apa yang Felix lakukan. Tangannya ia bawa untuk meraih pinggang yang lebih muda. Felix memasukkan tangannya kedalam kaos yang Jisung kenakan mengelus abs suaminya dengan lembut.

"Eunghh" desahan pelan keluar dari mulut Jisung. Felix tersenyum dan menyudahi Ciuman itu.

"Ayo makan" ucapnya tanpa rasa bersalah.

"Eh. Kamu udah bikin Jisung jr. bangun bae"

"Nggak mau. Aku mau makan"

Tanpa basa basi Jisung mematikan kompor dan membopong tubuh Felix. "Kamu boleh makan tapi biarin aku makan kamu dulu" dingin Jisung membawa tubuh Felix memasuki kamar.

Jisung menghempaskan tubuh Felix pelan dan dengan cepat mengunci pintu lalu membuangnya sembarang arah. "Sampe dimana tadi" ucapnya dengan suara beratnya. Felix menelan ludahnya kasar. Jisung melepaskan kaos yang ka gunakan hanya menyisakan celana pendek ditubuhnya. Mengukung tubuh Felix dan mengelus rambut si manis.

"Mau pemanasan dulu apa langsung?"

Felix menatap mata Jisung dan tersenyum. Ia menarik tengkuk Jisung dan membiarkan yang lebih tua memperdalam ciumannya. "Eungh" desahan kecil lolos dari mulut Felix yang masih bertaut dengan Jisung, ia merasakan miliknya dimainkan oleh suaminya itu. Kini Jisung melepaskan ciumannya dan mulai mencium leher Felix memberi tanda disana. "Kamu mau punya dedek bayi kan bae" bisik Jisung. Felix mengangguk lemah sembari memejamkan matanya.

Jisung kembali menyatukan bibir mereka. Felix memejamkan matanya dan menggigit bibir bawah Jisung saat merasakan sesuatu memasuki tubuhnya. "Akhh.. masih sakith" rintihnya.

Jisung memulainya dengan perlahan. Desahan demi desahan keluar dari mulut Felix di pagi yang cerah itu. Dan entah beberapa kali ia menyemburkan cairannya kedalam lubang milik Felix. Setelah merasa puasa dengan posisinya Jisung mengangkat tubuh istrinya.

"Kemana?"

"Kamar mandi. Sekalian mandi" jawab Jisung.

Plak

"Sakit" rengek Felix saat merasa pantat mulusnya di pukul Jisung.

"Pantat kamu candu" ucap Jisung lalu mengecupnya. "Nungging bae" titahnya

"Lah belum? Katanya mau mandi?" Felix menurut dan menunggingkan pantatnya dengan dia yang berpegangan ke dinding.

"Belum sayang. 1 ronde lagi hm. Masih kuat kan?"

Felix mengangguk sebagai jawabannya

"Akhh

Sungh"

Felix menggigit bibir bawahnya. Gempuran Jisung membuat kakinya lemas. Ini nikmat tapi cukup sakit

"Ji~ lebih cepet. Ahh"

"Yesh babehh"

Keduanya kembali melanjutkan kegiatan panas mereka dikamar mandi tanpa menghiraukan orang yang memencet bel rumah mereka berkali-kali.




End

Terimakasih sudah meluangkan waktu buat ngebaca book gue yang sedikit gaje ini.

Gue mutusin buat ngeup book ini lagi karena temen gue bilang "buat apa gue bikin kalo ngga gue up"🤏

Two weeks | Sunglix Or Jilix?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang