3 A1. Malam Gamers

100 12 3
                                    

Hari menjelang subuh, Relax tersadar menyia nyiakan 2 jam waktu sewa warnet, menjadi murka. Teledor sekali bagi Relax, sampai tak terjaga dan malah ketiduran. Bukankah hanya pada tengah malam seperti ini, dia bisa menikmati waktunya!

Lagipula, semua orang tentu suka begadang.

Baru juga Relax kepingin membaca tips and trick lanjutan khusus area goblin, matanya melotot. Benar, rumah? Ia bahkan tidak punya tempat tinggal, sial karena Relax terlalu mabuk, tanpa dia sendiri sadari, rumah yang dia masukkan tak lain dan tak bukan, adalah rumah lawasnya yang kini dijual disebabkan terlilit hutang.

"Loh, loh, loh, apa-apaan ini."

"Saya tidak memesan virtual reality dari tokopedia?"

Ucap seseorang, menatap kurir gojek didepannya. Yang lebih extreme, adalah kurir itu mengantarkan barang tak dikenal dalam waktu yang diluar nalar, jam 4:07 pagi!

"Mas dengan nama Relax, betul?"

"Hah, siapa ya, saya Mr Coffee tidak punya nama selain itu deh, kayaknya?" Lanjut Mr Coffee, dengan ekspresi heran.

"Kalau begitu, pernah kah Anda berteman dengan seseorang bernama Relax, atau pernah mendengarnya?!" Selidik kurir gojek, yang tertekan. Bisa saja dia salah tempat.

"Ahhh saya teringat seseorang, dulunya dia pemilik tempat ini. Namanya bila tidak salah, Tailor apa gitu lupa, namun tanda tangan yang dia coret justru bertuliskan Relax." Jelas Mr Coffee, menyimpulkan bisa saja Tailor pemilik rumah terdahulu itulah yang memesan barang ini. Tapi itu aneh, pikirnya lagi.

"Apa Anda masih memiliki nomer orang itu, bisa saja dialah Relax yang kami cari cari selama ini." Penuh suara dramatis yang dikeluarkan oleh gojek itu, tak tahan dengan Mr Coffee.

"Ok ok sebentar." Jawab Mr Coffee lagi. Beberapa kata bersahutan terdengar dari Mr Coffee, barulah kemudian menjelaskan kalau Relax sebentar lagi kemari.

Ting tong dabom! Relax yang salah menekan bell, justru mengaktifkan tombol peledak aktif yang seharusnya benda siaga untuk menghalau perampokan. Tanpa peduli kebun orang yang hancur lebur, Relax menatap datar ke Mr Coffee yang merupakan rentenir paling dia benci.

Sat set tercoret coret persetujuan dan tanda tangan Relax disana, secara resmi benda itu menjadi miliknya. Yap, lagi lagi orang itu membayangkan dirinya dikelilingi bunga bunga indah bertebaran. Virtual reality loh, benda ini seharga 27 juta! Bisa bisanya Relax mendapatkan itu secara gratis, tanpa melakukan effort yang berarti.

"'Sungguh zaman yang instant ini," Relax menghela napas, melanjutkan kata katanya, "Oh tuhan terimakasih!" pergi begitu saja. Mr Coffee, dan mas kurir hanya menatap datar itu.

Sekembali di warnet, sebisa mungkin Relax menyelesaikan 3 jam sisa waktu sewa yang dia pesan terlebih dahulu. Nantinya virtual reality itu bisa di urus oleh Relax.

Yap, dengan 3 jam itu, Relax berniat memainkan akun IGN Relax dalam game Teradium versi ponsel dan komputer. Tujuannya, tentu. Yup, menjual semua item yang telah dia miliki selama memainkan Teradium. Ia ingin melakukan itu, bila tidak maka Relax jelas kesusahan untuk menyewa kos kosan nantinya.

Darimana coba uang yang dia miliki, selain bertaruh dengan menjual semua item miliknya ke website MyItem.

[Lifesteal Necklace] 120 ribu rupiah.
[Haste Boots] 75 ribu rupiah.
[Bone Armor] 41 ribu rupiah.
[Ring of Knockback] 600 ribu rupiah.
[Steel Glove] 13 ribu rupiah.

Semua benda tidak akan langsung dibeli oleh orang, maka dari itu Relax melakukan penurunan harga yang tidak masuk akal, dengan cara mendiskonkan 30% potongan harga dari setiap benda yang dijual olehnya. Salah satu cara licik, yang sangat dibenci banyak seller, karena sama saja menghancurkan harga dari benda yang dijual oleh seller lain.

***

Psst psst, maaf pendek, teehe! Ano, vote dan komen bisa yak? Sepi tau kalau cuma dibaca tanpa meninggalkan jejak, mohon ya! Supportnya untuk mendukung Author biar semangat.

Teradium OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang