30 A2. Gerbang Ujian III

12 3 0
                                    

[Anda memiliki keberanian yang tinggi, jika saja Anda menekan tombol tadi, mungkin Anda memiliki kesempatan penyelesaian quest ini dengan tidak meneruskan resiko yang berbahaya.]

"Bodo amat." Ketus Erzion, menyambar teks didepannya itu, sekalipun tahu kalau teks tidak akan pernah membalas ucapannya.

Dirinya mengambil scroll didepan meja, karena kini berbeda dari biasanya. Waktu lalu dia tiba tiba saja menjalankan ujian 2 dan 3, tanpa memberinya izin untuk memilih. Tapi kini, nampaknya lembaran scroll itu muncul kembali.

[Ujian 4: Hindari Monster Tanpa Terkena Hit]
[Durasi: 1 Jam Penuh]

"Seriusan?"

Selama itulah Erzion selayaknya badut sirkus yang digerakkan oleh satu emosi, bernama, "keinginan," untuk menyelesaikan gerbang 9 ujian ini. Dengan maunya Erzion menghabiskan selama 1 jam penuh, hanya untuk menghindari serangan slime itu. Menguras banyak fokusnya, ujian itupun selesai.

"Sekarang apalagi?" Erzion menepuk jidat. Berharap ujian yang diberikan sedikit menantang dengan bumbu yang lebih mengarah pada game. Tapi, nampaknya semua itu percuma.

Lagi lagi ujian mental.

[Berteriak dalam hati sampai volume sistem mendeteksi suara itu, hingga memenuhi angka bar yang diinginkan]

"F*CK, hentikan keabsurdan ini!" Erzion memukul angin tanpa bisa apapun, selain menerima ketidakberdayaannya. Permainan ini seakan mempermainkan kesehatan jiwanya, dengan berteriak sekencang itu didalam pikiran. Bukankah sama saja seperti memberinya beberapa penyakit dadakan, seperti sakit kepala.

[Volume Terdeteksi: 102/100]

"Selesai."

"Benar selesai, setidaknya selesai setelah aku tersiksa secara mental." Erzion tertawa selayaknya orang gila, dengan masih berkeinginan melanjutkan gerbang 9 ujian ini.

Ujian kelima, keenam, ketujuh, kedelapan. Semua ujian dilalui olehnya tanpa mengalami kesulitan berarti, seakan akan ujian ini tidak ada apa apanya dibandingkan ujian 1 2 3 dan 4.

Baru keabsurdan dimulai lagi setelah ujian ke sembilan dimulai, Erzion tanpa bisa memberikan perlawanan apapun, hanya membaca gulungan itu dengan ekspresi datar. Apalagi ini, pikirnya.

[Fokus pada suara napas Anda selama 1000x pengulangan, jaga kepekaan terhadap suara itu, tanpa perlu mengubah alur pernapasan, biarkan lepas seperti normalnya.]

Jidat Erzion meledak. Habis sudah kesabarannya. Disini dia seakan ditempatkan pada posisi sebagai anak idiot yang menderita banyak gangguan mental, dengan seakan akan mau mengiyakan setiap apapun yang diucapkan oleh teks itu.

"F*CK DAMN OFF!"

Namun Erzion tidak memiliki pilihan lain, selain mengikuti setiap perinah teks itu, lagipula ini yang terakhir, kan, pikirnya. Disisi lain, Erzion merasa tetap saja ini adalah hal paling konyol yang pernah ditemui olehnya didalam game Teradium Online.

Singkat waktu, 1000x mendengarkan suara napasnya sendiri pun terselesaikan dengan waktu yang terbilang singkat, berkisar satu jam lebih. Dengan ini pula, Erzion diberikan sebuah title Unstoppable karena penyelesainnya pada quest ini.

Log chat tersebar memberitahu akan hal itu, Erzion yang masih didalam gerbang 9 ujian tidak tahu menahu, kalau dirinya akan dikenal luas oleh banyak orang akibat pemberitahuan itu.

Ditempat lain pula, Galp Suicide memasang ekspresi tersenyum menyudut keatas. Tersirat banyak rasa penasaran akan siapa pemain bernama Erzion itu, yang dirinya bahkan tidak mampu melalui gerbang 9 ujian itu.

Ditempat bernama Aula dari Redixed pula, Sigma memasang ekspresi tak sedap dipandang. Salah satu musuh yang masuk dalam blacklist karena telah menganggu adiknya, Corn.

Menjadi muak, ketika Erzion ternyata berhasil menerobos gerbang 9 ujian yang penuh jebakan serta tipu logika itu.

Teradium OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang