21 A2. Speedy Scarf

17 4 0
                                    

Perjalanan Erzion setelah memisahkan diri dari Flossa, menggiring langkahnya melalui hutan Blue Forest. Semak semak ditebas olehnya, beragam area monster dilalui.

Pada penghujung dari Blue Forest, Erzion peka akan sesuatu, itu tentang dataran yang seiring dia melangkah semakin meninggi. Benar, tanda bahwa dia sudah berada di mata kaki dari, gunung Evalost.

Gunung salju inilah yang memang menjadi tujuan Erzion, semisal dia menginginkan title surpass the limit itu, pun demi membuka batas agar levelnya mampu menembus angka 41.

Jalan satu satunya, berbentuk seperti obat nyamuk yang diangkat tengahnya di angkat keatas. Dengan kata lain, Erzion mengelilingi bagian gunung ini, melalui curam yang terjang.

[Goblin][Lv. 27]

Satu satunya tipe monster yang berjaga di area sekitar tebing, terkadang Erzion juga harus membunuh banyak dari mereka. Belum lagi, di beberapa tubuh gunung Evalost terdapat lobang goa yang dijadikan tempat para goblin berkembang biak.

Tak heran, kini. Puluhan, goblin. Jumlah sebanyak itulah yang menyerangnya serentak, meski begitu Erzion tetap kokoh.

Sesekali dia hanya menggunakan skill Stealth, pada saat terdesak sewaktu hampir jatuh di ujung ketinggian tebing.

Ketika mendekati bagian atas dari gunung, Erzion dihadang sekelompok monster dengan tipe berbeda, ular piton.

Hanya saja, dirinya dengan mudah meng corrupted mereka semua, Equilibrium benar benar senjata yang mematikan.

Diatas puncak gunung Evalost, Erzion merasakan hawa sejuk yang minus dua derajat celcius. Pikirannya sedikit tenang sewaktu berada disini, "Jika saja aku bisa bersantai lebih lama ditempat yang seperti ini," Erzion menghela napas.

"Itupun jika bisa sih."

Satu monster berbadan kekar dengan fisik es keseluruhan, Icyclaff. Inilah monster terakhir yang perlu dihadapi olehnya, sebelum mencapai titik akhir dari telur Naga Es.

Monster itu berniat mendorong Erzion dengan lari tanpa rem, membentuk posisi tangan terbuka selama dia berlari.

Tetapi Erzion tidak ingin membiarkan monster itu mati akibat terjatuh konyol, lebih memilih membingungkannya dengan skill penghilang keberadaan, Stealth.

Karena tak ingin membiarkan monster mati itulah, dirinya yang tanpa melihat ke belakang, hampir saja terjatuh akibat ulahnya sendiri. Tidak terjaga, dan tidak waspada.

Erzion yang merasa muak dengan pola serangan Icyclaff yang selalu melemparkan bongkahan batu, atau berlari tanpa rem dengan lengan membentang, pun merencakan ide gila.

"Apa kelemahan dari Icyclaff?" Erzion bertanya diri sendiri.

"Tentu saja, seeds of Fireblossom," Erzion tersenyum penuh keramahan, mencoba itu ternyata seedsnya digagalkan oleh suhu dingin dipermukaan puncak gunung ini, "Bippp!" kata kasar.

Pada akhirnya karena suatu alasan, monster Icyclaff justru tergelincir sendiri akibat selalu berlari tanpa rem, lalu terjatuh dengan drop loot yang berhamburan dibawah Blue Forest sana.

"Sial, banyak juga?!" Erzion meneguk liur, nasi telah menjadi bubur. Membiarkan yang terbuang dibawah sana, dengan kembali fokus pada apa yang menjadi tujuannya.

Mendekati Naga Es yang tertidur, Erzion mengambil telur dari naga itu. Tiba tiba, setelah dirinya mendapatkan CoE di Lv. 40, yang menghadiahi dirinya Speedy Scarf, yang merupakan item dengan buff kecepatan tambahan 100%, Erzion terkaget sewaktu mata Naga Es terbuka melirik dirinya.

"Matilah aku!"

Jleb, hanya dari teriakkan naga itu, health point milik Erzion berkurang setengah. Jleb lagi, HP nya benar benar minus, dengan bar HP yang kosong total.

Turun dari Lv. 41 ke Lv. 40 kembali, ditambah restriksi tanpa bisa log in ke dalam game sebagai penalti dari kematian, selama 2 hari, mengubah ekspresi Erzion menjadi lesu.

"Oi, beri aku sedikit ampun dong."

Teradium OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang