25 A2. Mushroom Village II

17 3 0
                                    

Semua Wrath terselesaikan dengan begitu mudahnya sewaktu trik dari Erzion dengan cara membakar, nampak efektif. Tinggal mengalirkan waktu saja, lambat laun para Witch kalah jumlah dengan semakin mudah dibasmi oleh Erzion dan Losaga.

Meski begitu, teringat masih akan ingatan debuff yang menyusahkan dari para Witch itu. Mereka benar benar kewalahan sewaktu menangani tiap efek debuff, yang andai saja Losaga tidak berjaga Potion of Purity, entah apa yang akan terjadi.

Sungguh beruntung mereka kali ini.

Dikarenakan quest memburu para Witch sudah terselesaikan, seiring mereka berjalan menjauh dari banyak tower itu, pelan pelan satu persatu debuff effect mulai menghilang. Sirna.

Angin berhembus kencang meniup pepohonan menjatuhkan beberapa lembar dedaunan, mereka kini sudah tiba didepan tempat terakhir mereka pergi, Mushroom Village.

Membuka pintu bar, suara ramai terdengar begitu riang.

Erzion dan Losaga yang sudah terbiasa tidak lagi terpecahkan fokusnya, dengan segera mengambil reward dari perburuan quest memburu Witch. Lumayan untuk sebuah quest.

Sewaktu keluar dari sana, Erzion pula Losaga bergegas mencari tempat aman untuk bersembunyi. Apa yang mereka lihat adalah sekelompok pemain berbaju khas member guild Redixed.

Langkah mereka terdengar penuh tekanan, menutupi suara keributan bar akibat dentuman besi sepatu mereka. Kedatangan itupula memicu banyak mata warga disekitar, lebih lagi diperhatikan dengan satu orang dibunuh tanpa aba aba.

"Siapa kalian!"

"Beraninya kau membunuh rekanku, mati kau!"

"Slark!"

"Kyaaah!"

"Tolong selamatkan aku-"

Erzion yang kesal tergerak untuk menolong namun itu ditahan oleh Losaga, mengatakan hanya akan mengantar Erzion pada rantai masalah berkepanjangan. Iapun berdecak.

"Meski mereka hanya npc, tapi ini berlebihan!"

Berbalik badan dengan ekspresi tak tega, Erzion dipenuhi rasa sesak dari ketidakberdayaan. Meninggalkan Mushroom Village, menjauhkan mereka dari masalah para Redixed.

Diketahui pula alasan Redixed lebih dulu mengeksplorasi area Mushroom Village, dikarenakan tersebarnya informasi dari Wardrone yang meniatkan Mushroom Village sebagai desa yang ingin mereka kuasai. Tapi kini, Redixed mendahuluinya.

Potensi Mushroom Village terlalu besar untuk sebuah guild, yang sangat mungkin akan menguntungkan jika dikelola dengan baik. Itu pula menjadi alasan para Redixed menginginkan ini.

Reaksi pemimpin Wardrone melihat Mushroom Village dikuasai? Ia tidak peduli, lebih mementingkan desa lain yang sama pula potensinya. River Teach, desa didekat sungai.

Berbeda dengan desa dibawah dungeon yang juga milik Galp Suicide, yang masih dalam tahap pengembangan. Desa River Teach sudah mumpuni untuk menghalau serangan besar, dilengkapi dua archer tower yang berdiri tegak didepan gerbang.

Siapapun akan terintimidasi melihat itu, tak terkecuali Redixed.

Ya. Hanya Redixed yang berani bertindak. Hal itu ditandai, dengan saat ini mereka satu persatu dengan kelompok terpisah pisah berjejer rapi selayaknya barisan semut, menuju satu direksi yang sama, River Teach.

Desa itu seketika dibombardir oleh keroyokan masa, yang semuanya merupakan anggota Redixed itu sendiri. Musuh bebuyutan guild Wardrone. Pula penyerangan River Teach diketuai oleh pemimpin Redixed itu sendiri, Sigma.

Satu persatu pagar River Teach mulai diruntuhkan.

Ditempat Dungeon Village, Galp Suicide mendapati reputasi buruk, sebabkan kegagalannya menciptakan kedamaian desa River Teach. Begitulah konsekuensi yang harus mereka terima, semana normalnya aturan yang tertulis dalam Teradium Online.

Galp Suicide yang tidak peduli akan River Teach, hanya kecewa pada satu hal, yaitu reputasi buruk.

Kegagalan dalam menciptakan desa. Itu mengartikan dengan minusnya reputasi itu, akan sulit nantinya untuk berdiplomasi dalam Dungeon Village ini.

"Merepotkan." Kata Galp Suicide.

Teradium OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang