18 A2. Intel Guild Wardrone

20 4 0
                                    

Sewaktu asyik meng hit beberapa monster yang berkelahi dengan corrupted monster akibat efek ditimbulkan dari Equilibrium Sword, Erzion yang saat itu keenakan bisa berlindung dari rentetan damage menggunakan tubuh monster yang terkorupsi, tiba tiba menghentikan kegiatannya.

Kemunculan pemain perempuan dengan IGN Flossa, berpenampilan rambut hitam terurai sampai pinggang. Mengenakan jubah hitam, dengan rok yang juga hitam, menimbulkan kesan misterius padanya.

"Ano, apa maksudnya ini?" Erzion risih ditatap begitu oleh perempuan yang tidak dikenal olehnya.

Flossa sendiri adalah wakil ketua Wardrone. Semenjak perseteruan Wardrone dan Redixed masih berlanjut, Flossa memundurkan diri untuk alasan tertentu, namun tetap berpihak setia pada guildnya, Wardrone.

Kedatangan Flossa tentu karena mengenal Erzion dari nama orang yang di blacklist dalam Redixed, yang salah satu didalamnya juga berisi nama pemimpin guild Wardrone itu sendiri.

Ingin beralasan begitu, Flossa tertahan, mencoba memikirkan topik lain, pun bersuara, "Tidak, wahai pemain, aku hanya sekedar lewat untuk ke tempat itu," tunjuknya ke goa Red Valley, "Itulah tempat leveling terbaik, di Red Valley." katanya lagi.

"Hm," Erzion berpikir sesaat, berkeinginan, "Jika kamu berkenan, bisakah kita party bersama?" tanya Erzion.

Tentulah, Flossa menyetujui itu, dia ingin mengetahui lebih banyak hal mengenai setiap orang yang berseteru dengan Redixed, untuk dijadikan aliansi di masa mendatang nantinya.

Jauh jauh sebelum Flossa tiba tiba muncul di Red Valley, didalam Blue Forest, dia sudah mengetahui keberadaan Erzion karena tak sengaja melihat Erzion yang merupakan pemain low-level, anehnya bisa bertahan di area berlevel tinggi.

Menggunakan mata elang, kemampuan yang memindai area selayaknya teknologi drone, dia menyimpulkan satu hal, bila yang dilihatnya memang Erzion, berdasarkan penampilan fisik yang sesuai dalam foto blacklist Redixed.

Sekalipun memang, informasi berupa level dan IGN tertutupi dalam game ini. Namun jika seseorang piawan, tak sulit mencari orang yang diincar apabila sesuai dengan kriteria yang tergambarkan didalam foto.

"Yasudah, ayo." Flossa meraih telapak tangan Erzion, menggiring langkahnya memasuki goa dari Red Valley. Setiba disana, suasana mencekam, atau tepatnya mengintimidasi langsung dirasakan oleh Erzion, dengan debuff Intimidation.

"Wajar jika kamu terkena debuff, ini Potion of Stamina, dengan meneguknya kamu bisa menetralisir beberapa debuff disini."

Melirik botol yang dia benci, karena botol itulah dia kehilangan 1500 gold berharganya, Erzion menolak dengan simpul senyum. Seraya berkata, "Tak apa, aku punya botol itu, banyak." katanya.

"Iyakah?" Flossa merasa bantuannya sama sekali tidak berguna, hanya memendam perasaan kesal itu. Diwaktu asik menyelusuri bagian dalam goa, teriakkan monster terdengar dibalik pintu yang ingin mereka buka. Lorong akhir dari goa ini.

Sreeek pintu dibuka, sesosok naga tanpa sayap menatapnya dengan mata yang begitu tajam. Flossa langsung berjaga, sementara Erzion memasang kuda kuda.

"Bersiaplah, jika beruntung maka kita akan mengulangi de-spawn dari monster ini, atau jika tidak, kamulah yang tewas terbunuh olehnya." Flossa memberikan tekanan.

"Tch, aku tau kok!"

Meski begitu, meski berpikiran dengan adanya monster didepannya ini maka levelnya meningkat pesat. Tetap saja, monster dengan angka level 40 keatas.

Itu menekan salah satu emosi yang Erzion miliki sebagai manusia, ketakutan. Spesifikasinya, "Ketakutan akan kematian," yang dirasakan setiap manusia, diwaktu dan momen yang berbeda beda. Yah, wajar sih. Siapapun akan takut jika levelmu diturunkan 1 tingkat, belum lagi penalti 2 hari tidak bisa main.

Teradium OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang