Warning:
☞ Adult Romance Story
☞ Marriage life
☞ Be Wise With Your Reading・*❀Peony Bunny❀*・
"Kalian semua sudah di sana?""Sudah. Cepatlah datang Yibo! Hari ini pertandingan akan menarik. Kalau kita memenangkan babak pertama, kita akan melawan fakultas hukum."
"Sepuluh menit dari sekarang aku akan sampai di sana."
"Hey, kenapa kau berbisik seperti itu? Apa istrimu maksudku suamimu di rumah?"
"Gege sedang ada di ruang kerjanya. Aku akan pergi sebelum dia keluar kamar."
Pria berseragam futsal itu mengendap berjalan ke kamar. Meraih kunci mobil dan menyampirkan tas di pundak. Sembari meraih sepasang sepatu, ia berjalan hati-hati bak pencuri di malam hari.
"Oohh ... jadi kau mau pergi?" Tubuh Yibo langsung menegang. Berbalik menunjukkan cengiran canggungnya.
"G-Ge ... itu ...." Otaknya bekerja lebih lambat. Tersendat di tengah jalan hanya sekedar mencari alasan paling tepat.
"Bermain futsal? bersama siapa? Yi Xuan?" Kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya ia lepas. Berjalan ke meja dan meletakkannya dengan pelan. Duduk di sofa dan menyilangkan kaki. Kembali menoleh ke arah Yibo yang hanya bisa tersenyum menggaruk tengkuknya.
"Kau boleh pergi!" Ia memberi izin tanpa melihat binar ceria di mata suami yang berusia lebih muda darinya. Beralih pada benda hitam yang tergeletak di meja.
"Benar, ge?" Suara itu terdengar antusias. Meski tidak ada tanggapan, tidak menghilangkan senyum di wajah tampannya.
"Kalau begitu aku pergi Zhan ge." Ia pamit dengan semangat.
"Nanti tidak perlu mengetuk pintu. Ambil saja kopermu di pos satpam."
Tangan Yibo di kenop pintu langsung terhenti. Secepat kilat melempar sepatunya dengan asal. Berlari mendekati Zhan yang duduk dengan manis di sofa.
"Kenapa kembali? Sudah mengambil kunci mobil kan?" tanya Zhan santai.
Yibo langsung menggeleng cepat sembari meletakkan tasnya di meja. Ia memaksa otaknya bekerja untuk mendapat pengampunan Zhan.
"Tidak jadi Zhan ge. Aku di rumah saja. Setelah aku pikir-pikir bermain futsal membosankan. Lebih baik aku di rumah dengan gege saja." Di sela kalimatnya ia berharap hati Zhan sedikit luluh.
Yibo mendudukkan diri di samping Zhan. Saat Zhan sibuk dengan remote televisi, ia tanpa sadar menghembuskan nafas. Kecewa karena rencananya bersenang-senang dengan sahabatnya menjadi gagal.
"Bosan duduk denganku?" tanya Zhan tanpa melihat ke arahnya. Yibo langsung menggeleng panik. Duduk bersila menghadap Zhan.
"Gege adalah hidup dan mati ku. Tidak mungkin aku bosan." Ia sengaja menunjukkan senyuman lebarnya. Mengecup sebelah pipi Zhan yang tidak mendapat penolakan.
"Mau mati sekarang?"
"Ge ...." Yibo menggoyang lengan Zhan dengan wajah memelas.
"Gege boleh minta apa saja. Tapi jangan minta aku mati ge. Zhan ge tidak takut hidup sendirian?"
"Tidak," jawab Zhan enteng. Meski ia bisa menebak jawaban Zhan tetap saja membuat raut wajahnya masam.
"Gege boleh meminta tubuhku, tapi jangan minta aku mati." Yibo memelas. Namun beberapa detik kemudian ia mulai menyesali kalimatnya sendiri.
"Darah, sumsum tulang dan kornea memang bisa dijual." Zhan bergumam sembari menelisik tubuh suaminya.
"Jantung, ginjal, paru-paru dan hati masih lengkap." Zhan mengangguk menyadari semua bagian tubuh yang disebut masih dalam keadaan utuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons I Want To Marry You
Fanfiction(END) Yibo adalah suami takut istri. Masih berstatus mahasiswa dan lebih muda dari Zhan. Semua orang penasaran apa yang membuat Yibo menikah dengan Zhan yang dikenal galak dan menakutkan. Rumor yang beredar Yibo mendapat ancaman sehingga dengan terp...