Zhan kembali ke rumahnya pada pukul 11 malam. Rumah dalam keadaan terang karena Yibo tidak suka kegelapan saat sendirian. Bahkan di dalam kamar, Yibo tidur pulas tanpa mematikan lampu. Dan seperti biasa, Yibo akan tidur tanpa mengenakan selimut.
"Berapa kalipun aku melarangnya bermain bola, tapi karena dia menyukai bola, dia akan terus memainkannya."
Zhan berjalan ke luar. Mengambil air dan es dilengkapi handuk kecil. Ia tahu kaki Yibo sedang memar karena bermain bola. Sepertinya Yibo lupa kebiasaannya sejak dulu. Yibo akan berusaha memundurkan sebelah kakinya saat takut ketahuan sedang terluka. Zhan yang sangat memahami suaminya langsung tahu keadaan Yibo tanpa melihatnya.
Pemuda manis itu tidak langsung mengompres kaki Yibo dengan air dingin. Merendam tangannya dan menyapukan ke kaki Yibo perlahan. Tidak ingin Yibo terkejut karena rasa dingin di lelap tidurnya.
Dan seperti kebiasaannya sejak dulu, Yibo tetap terlelap meski handuk dingin di atas kulitnya. Terkadang ia takjub dengan kebiasaan tidur Yibo yang menyerupai orang tidak bernyawa.
Dan pagi harinya Yibo bangun tanpa Zhan di sampingnya. Tampak bingung karena selimut hangat berada di tubuhnya. Ia turun dari ranjang dan terkejut karena kakinya tidak sesakit hari kemarin.
"Terasa lebih ringan. Apa tidur membuatnya cepat sembuh?" tanyanya dalam hati.
Yibo berjalan ke dapur untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Ia mulai bingung karena menyadari rumah dalam keadaan sepi.
"Zhan ke mana sepagi ini?"
Melihat makanan hangat yang terletak di meja, Yibo tahu Zhan baru saja pergi. Karena perutnya merasa lapar, Yibo duduk melahap sarapan paginya dengan tenang.
Sampai malam hari, Zhan belum juga terlihat. Berulang kali Yibo menghubungi pemuda manis itu, namun tidak ada tanggapan. Bahkan sederet pesannya sejak pagi belum dibaca sama sekali.
"Sebenarnya ke mana dia?" Yibo tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Namun ia baru ingat tidak mengenal siapapun yang dekat dengan Zhan. Bahkan di ponselnya hanya berisi nomor Zhan, kakeknya dan beberapa temannya.
"Kalau begitu aku harus bertanya pada siapa?" Yibo mengusap wajahnya frustasi. Entah kenapa hatinya tidak tenang. Berulang kali menghela nafas dan terus mempertanyakan keberadaan Zhan.
Yibo ketiduran di sofa saat menunggu Zhan pulang. Dan lagi-lagi tubuhnya sudah tertutup selimut. Sontak ia langsung mencari keberadaan sosok itu karena mencium aroma masakan.
"Zhan." Ia memanggil pemuda yang lebih tua. Bergegas mengelilingi rumah dan mencari Zhan di setiap ruangan.
"Karena ruangan ini dikunci, itu artinya Zhan tidak ada di ruangannya."
Yibo memutuskan berjalan ke dapur. Seperti kemarin, beberapa hidangan tersaji di atas meja. Namun kali ini Yibo kehilangan nafsu makannya. Tidak berselera untuk melahap makanan karena memikirkan keberadaan Zhan.
Dua jam kemudian Yibo tampak rapi lengkap dengan sepatu dan ranselnya. Matanya berulang kali tertuju ke layar ponsel untuk menunggu Zhan membalas pesannya.
"Apa dia sesibuk itu sampai harus pergi pagi pulang malam? Sebenarnya apa yang dia pikirkan? Apa dia lupa kalau sudah menikah sampai bisa pulang pergi sesuka hati? Bahkan dia sama sekali tidak membaca pesanku."
Yibo semakin kesal. Rasa khawatirnya dan penuh tanda tanya membuat wajahnya semakin keruh. Ia bahkan tidak menyentuh makanan yang Zhan masak untuknya.
・*❀Peony Bunny❀*・
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Yixuan saat menyadari Yibo hanya diam memandangi ponselnya. Namun pemuda tampan itu memilih diam dan berulang kali menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons I Want To Marry You
Fanfic(END) Yibo adalah suami takut istri. Masih berstatus mahasiswa dan lebih muda dari Zhan. Semua orang penasaran apa yang membuat Yibo menikah dengan Zhan yang dikenal galak dan menakutkan. Rumor yang beredar Yibo mendapat ancaman sehingga dengan terp...