"Aku perlu berbicara." Yibo langsung mengutarakan tujuannya menemui gadis itu. Gadis dengan dress warna biru langit di atas lutut itu menoleh ke arah supirnya. Meminta pria itu memarkirkan mobilnya di tempat lain untuk sementara waktu.
"Apa kita akan mencari kafe─"
"Tidak perlu. Aku hanya ingin berbicara." Yibo menjawab dengan tidak sabaran. Ingin memastikan sendiri siapa gadis di depannya.
"Bagaimana mungkin kau membuat gadis sepertiku berdiri di tepi jalan?" Gadis itu tertawa ringan. Berjalan lebih dulu sembari menenteng tas mewah berwarna hitam. Dan pada akhirnya mereka tetap memasuki sebuah kafe yang tidak jauh dari sana. Berbeda dengan Yibo yang tampak tidak sabaran, gadis itu justru dengan santai membaca buku menu.
"Jadi, apa kau akan memulai permintaan maafmu?" Gadis itu menyamankan duduknya. Menatap Yibo yang justru terlihat berpikir keras.
"Aku harus mengingatnya. Aku harus mengingat sesuatu tentang gadis ini," batin Yibo.
"Sebenarnya apa hubunganmu denganku?" tanya Yibo langsung. Meski samar, Yibo bisa melihat keterkejutan dari gadis di depannya.
"Apa yang kau pikirkan, seperti itulah hubungan kita."
"Aku tidak mengerti." Yibo belum puas dengan jawaban itu. Mencoba mendesak agar ia bisa keluar dari belenggu yang menghancurkan kebahagiaannya.
"Aku tidak berpikir ada yang spesial di antara kita. Berapa kalipun aku melihatmu, tidak ada yang istimewa dari itu." Kalimat yang bisa menyakiti hati para gadis itu justru hanya dibalas senyuman lembut. Gadis itu mengangkat secangkir teh yang sudah disajikan di depannya. Menyeruputnya dengan begitu anggun dan kembali meletakkannya di meja.
"Aku pikir ada kesalahpahaman di sini. Jadi aku ke sini memintamu untuk menjelaskan semuanya. Dengan begitu aku bisa menemui istriku tanpa rasa malu." Dahi Yibo berkerut saat melihat ekspresi lain dari wajah cantik itu.
"Itu senyuman yang berbeda," batin Yibo.
"Kalau begitu aku harus terus mencari tahu lebih dalam."
"Kau pasti berpikir aku melupakan kejadian malam itu. Dan aku akui, aku tidak mengingat apapun." Yibo langsung berterus terang. Namun tidak ada keterkejutan yang ditampilkan gadis di depannya.
"Setidaknya kita belum sampai tidur bersama karena kau mengingkari janjimu." Dan lagi-lagi gadis itu menolak untuk menjelaskan.
"Tidak, aku tidak berpikir kami memiliki hubungan. Karena aku benar-benar tidak merasakan apapun." Yibo berucap dalam hati.
"Bukannya kalian harus mengakhirinya sampai di sini. Karena bagaimanapun rumah tangga kalian sudah memiliki noda. Dan aku pikir Xiao Zhan lebih bahagia tanpamu."
"Dia mengenal Zhan ge? Dan lagi-lagi senyuman itu," batin Yibo. Namun ia berusaha untuk tetap tenang.
"Apa kau pikir Zhan ge lebih bahagia tanpaku? Apa Zhan ge bisa menerima dengan lapang hati tentang hubungan kita?" Sama seperti sebelumnya, gadis itu menunjukkan senyuman yang sama. Belum sempat menjawab pertanyaannya, ponsel gadis di depannya bergetar.
Melihat gadis itu menarikan jemarinya di layar ponsel, tiba-tiba saja Yibo melihat sekelebat bayangan. Salah satu kepingan puzzle ingatannya yang terlupakan.
"Ponsel dan sebuah pesan. Itu adalah ponsel Zhan ge dan apa itu ... tapi aku ingat itu adalah ponsel Zhan ge yang aku ambil saat Zhan ge sedang tidur. Setelah itu apa yang terjadi? Apa yang ada di dalam ponsel Zhan ge?" Ingatan yang masih samar itu membuat Yibo meringis. Mencoba mencari kepingan ingatan yang lain agar seluruh pertanyaannya terjawab.
"Maaf, seorang klien tiba-tiba mengirim sebuah pesan. Dan tadi kau bertanya tentang hubungan kita? Apa Xiao Zhan bisa menerimanya?" tanya gadis di depannya sembari memamerkan senyuman anggunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons I Want To Marry You
Fanfic(END) Yibo adalah suami takut istri. Masih berstatus mahasiswa dan lebih muda dari Zhan. Semua orang penasaran apa yang membuat Yibo menikah dengan Zhan yang dikenal galak dan menakutkan. Rumor yang beredar Yibo mendapat ancaman sehingga dengan terp...