3. Falling Into Your Smile

3.7K 494 99
                                    

Teman-teman Yibo tahu kalau si tampan itu sudah berubah. Mereka tahu kalau Yibo tidak pernah lagi bergonta-ganti gadis setiap malamnya. Mereka juga tahu kalau Yibo adalah tipe suami takut istri. Tapi mereka masih tidak mengerti kenapa Yibo masih sering tebar pesona. Meski hanya sekedar membuat para gadis meleleh, tapi hal yang Yibo lakukan beresiko tinggi. Bahkan hanya membayangkan Yibo tertangkap basah membuat mereka merinding seketika.

"Yibo, berhenti menggoda para gadis." Yixuan menasehati. Merinding karena Yibo sengaja mengangkat kaosnya untuk menyeka keringat di dahi.

Saat ini mereka sedang bermain basket di lapangan outdoor. Tidak jauh dari salah satu sekolah swasta yang membuat lapangan dipenuhi para gadis muda. Yibo bebas bermain karena katanya Zhan pergi sejak pagi dan baru akan kembali di malam hari.

"Kau yang tebar pesona aku yang takut mati muda." Wenhan bergidik ngeri. Sejak awal bermain, Yibo tidak henti-hentinya membuat para siswi menjerit heboh.

Yibo hanya tersenyum menanggapinya. Mengedipkan sebelah matanya ke arah Wenhan yang justru membuat para gadis memekik senang.

"Ya Tuhan, aku merinding." Yubin memeluk dirinya sendiri. Berjalan ke arah ranselnya dan mengambil botol minumannya.

"Yibo memang sudah tobat. Tapi jiwa tebar pesonanya masih tersisa," balas Hao Xuan yang diiringi tawa.

"Sialan! Aku belum menyelesaikan penelitianku." Umpatan Yixuan menarik perhatian yang lainnya. Mereka memutuskan beristirahat dan membiarkan mahasiswa lainnya untuk melanjutkan permainan.

"Kalian sudah?" Dengan kompak mereka langsung mengangguk.

"Kalau begitu kalian harus menemaniku sekarang."

"Ke mana?" tanya Hao Xuan yang sejak awal yang duduk santai di pinggir lapangan. Tidak berniat ikut berkeringat karena takut penampilannya rusak.

"Galeri seni lukis," balas Yuxian yang membuat Yubin langsung menoleh.

"Kau meminta kami ikut ke galeri seni lukis?" tanya Yubin yang dibalas anggukan. Yubin menoleh ke arah Yibo yang mengedikkan bahunya. Menunjukkan kalau Yibo hanya mengikut ke mana temannya akan pergi.

"Tidak makan dulu?" tanya Hao Xuan yang sejak awal sudah merasa lapar.

"Makannya nanti saja. Aku takut galerinya tutup kalau kita terlambat. Aku hanya berniat meminta beberapa data dari pengelolanya saja." Yixuan langsung menuju ranselnya. Mengemasi barang-barangnya karena harus segera beranjak.

"Aku berganti baju sebentar." Yibo langsung membuka kaosnya di tepi lapangan. Disambut teriakan para gadis yang hamper mimisan mendapat pemandangan indah dengan gratis.

"Anak ini bosan hidup ternyata," gumam Yubin. Untuk kesekian kali dibuat kehabisan kata karena ulah suami sepupunya itu.

"Kau tidak berniat melaporkannya?" Wenhan mendekat. Berjalan di samping Yubin yang hendak ke ruang ganti.

"Aku tidak sedekat itu dengan Zhan ge." Yubin menjawab jujur. Mengangkat tangannya dan mendorong pintu kaca di depannya.

"Lagi pula Yibo hanya menunggu hari kematiannya saja," lanjut Yubin yang langsung membuat Wenhan tergelak.

・*❀Peony Bunny❀*・

"Sebenarnya aku tidak suka datang ke tempat seperti ini." Hao Xuan langsung berkomentar sesaat setelah mereka masuk ke dalam galeri seni lukis. Menghela nafas saat menyadari keheningan suasana di dalam sana. Hanya segelintir pria dan wanita paruh baya yang hendak menaburkan uangnya demi satu lembar lukisan.

"Tempat seperti ini memang tidak cocok untuk kita. Bagaimana ya aku mengatakannya ...." Wenhan sedikit berbisik dan tampak berpikir.

"Membosankan?" tanya Yibo.

Reasons I Want To Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang