8. I Need You

3K 383 40
                                    

Zhan melangkahkan kakinya di atas lantai marmer. Melangkah tanpa ragu dan terhenti di depan susunan anak tangga yang berbentuk setengah lingkaran. Mendongak ke atas untuk menatap seorang pria yang berdiri di sana.

"Jadi kau menyerah juga?"

Zhan tidak menjawab. Hanya terdiam sampai menunggu pria itu menuruni setiap anak tangga.

"Bisa hentikan semua ini Tuan Xiao Longwei?"

PLAK!

Tamparan keras langsung mendarat di wajahnya. Tanpa menunjukkan rasa sakitnya, Zhan kembali memandang sosok pria yang berdiri di depannya itu.

"Kau pikir dengan siapa kau berbicara, Xiao Zhan? Apa kau melupakan sopan santunmu pada ayahmu setelah hidup bersama anak keparat itu?"

"Ayah?" tanya Zhan. Terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya.

"Apa bisa disebut seorang ayah disaat selalu berusaha menghancurkan kehidupan anaknya sendiri?" tanya Zhan lagi. Tersenyum sinis saat Xiao Longwei mengeratkan rahangnya menahan emosi.

"Semua yang ayah lakukan supaya kau sadar di mana tempatmu berada. Kau tidak pantas hidup bersama dengannya. Ayah sudah merencakan masa depanmu bahkan pernikahanmu. Menjadi penulis dan pemilik kafe hanya mempermalukan keluarga Xiao."

Zhan langsung kehilangan kata-kata mendengarnya. Ingin tertawa di tengah rasa sedih dan amarah yang menjadi satu.

"Aku memiliki hak untuk menentukan kehidupanku sendiri."

"Dan melupakan darah siapa yang mengalir di tubuhmu?" sela sang ayah. Zhan terdiam karena tidak bisa menampik kenyataan itu.

"Aku datang ke sini bukan untuk membicarakan hubungan darah di antara kita. Aku hanya datang ke sini untuk meminta ayah menghentikan semua ini. Ayah bukan hanya menghancurkan kehidupanku. Tapi juga beberapa karyawan yang bekerja di sana. Ayah pasti tahu di antara mereka yang bekerja di sana sebagian besarnya adalah anak yatim piatu yang berusaha memperbaiki kehidupannya." Namun yang Zhan dapatkan justru gelak tawa dari sang ayah. Berjalan kea rah sofa dan duduk di atasnya.

"Kau tidak berharap ayah peduli dengan kehidupan orang lain, kan?" Tuan Xiao terkekeh di tempatnya.

"Aku sudah membuktikan pada ayah kalau aku bisa melakukannya sendiri. Aku sudah berusaha dan tidak bergantung pada siapapun. Kenapa ayah masih terus berusaha merusak kebahagianku?"

"Kebahagiaan? Hidup bersama pria keparat itu kau sebut sebuah kebahagiaan?"

"Suamiku memiliki nama, ayah." Zhan memperingatkan. Namun sang ayah tampak tidak peduli. Justru tersenyum meremehkan ke arahnya.

"Kebahagiaan apa yang kau maksud di saat dia tidak bisa melakukan apapun untukmu? Dan lihat sekarang! Dia bahkan tidak bisa mengingatmu?" Tangan Zhan terkepal erat mendengarnya. Menekan rasa sesak di hatinya dibalik ekspresi datarnya.

"Jadi ayah tahu semuanya?" batin Zhan.

"Ayah akan membiarkan mereka tetap bekerja di kafemu dan ayah akan membiarkanmu melanjutkan menulis asalkan kau tinggalkan rumah itu." Tuan Xiao langsung bernegosiasi. Mengabaikan tatapan terluka sang anak karena kalimatnya.

"Ternyata ayah tidak mau menghentikannya. Kalau begitu tidak ada artinya aku tetap berada di sini." Zhan langsung berbalik. Meninggalkan sang ayah yang hanya duduk dengan tenang di sofa sana. Dengan langkah lebar ia meninggalkan rumah yang menjadi saksi hidupnya semasa kecil.

Setelah Zhan keluar dari rumah, tuan Xiao memanggil beberapa pria yang berdiri tidak jauh darinya.

"Lakukan seperti yang aku perintahkan. Dan cari tahu semua tentang Wang Yibo."

Reasons I Want To Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang