Where?

40 4 0
                                    

Saat pulang. Terlihat bunda dan ayah ku sedikit terkejut saat mendapati jaemin di belakangku.

"Eh Jaemin ya?" Tanya bunda.

Aku sedikit terkejut saat bunda menanyakan itu. Maksudku aku memang pernah mengucapkan nama jaemin kepada bunda ku tapi aku tidak pernah menunjukkan wajahnya.

Jaemin mulai berjalan ke arah kedua orang tuaku. Dan apa yang dia lakukan?

Dia mencium kedua punggung tangan orang tuaku.

Oh tuhan dia sangat sopan. Aku terharu saat melihat nya.

Bunda pun tersenyum lebar begitu pula dengan ayahku.

Setelah acara salaman itu bunda lalu mengelus pelan rambut jaemin.

"Kamu udah gede aja, tambah ganteng juga." Puji bunda.

Uh? Kenapa bunda berbicara seperti itu?, Apakah dia pernah bertemu jaemin dulu?

Jaemin membalasnya dengan senyum lebar di bibir nya.

Lalu tak sengaja bunda melihat memar biru milik jaemin.

"Ini kenapa?, Kok sampe biru gini?" Tanya bunda sembari memegang pelan rahang jaemin yang membiru.

"Ya itu bund!, Mau di kompres Ama Winter." Celetuk ku.

Bunda lalu menoleh ke arahku.

"Yaudah kamu ganti baju dulu sana, bunda ambilin dulu kain sama air es nya dulu." Titah bunda.

"Syap!" Jawabku singkat.

"Oh iya!, Jaemin tunggu sini ya. Mau bunda ambilin baju ganti juga?" Tanya bunda pada jaemin.

Oh tunggu. Aku tidak salah dengar kan?

Jaemin menggeleng.

"Tidak perlu." Balas jaemin singkat sembari tersenyum.

Bunda hanya mengangguk paham.

Lalu aku mulai menaiki tangga dan masuk ke kamar.

Sedangkan bunda mengambil kain dan air es untuk jaemin.

Dan jaemin duduk bersama ayahku di ruang tamu.

"Gimana ayah kamu?, Udah ada kabar?" Tanya ayahku.

Jaemin pun menggeleng.

Ayahku menghela nafasnya.

"Ayah kamu juga nggak tau di mana dia sekarang, semoga secepatnya ayah kamu pulang." Ucap ayahku sembari mengelus pelan punggung jaemin.

Jaemin lagi lagi tersenyum ramah.

Aku mengintip dan mendengar sedikit obrolan mereka. Aku tau ayah jaemin meninggalkan nya sudah lama sekali.

Sedih rasanya jika menjadi jaemin. Pasti dia sendirian di rumah sunyi, sepi. Dia sangat merindukan kedua orangtuanya.

Setelah mengganti baju aku turun untuk mengambil air es dan kain dari bunda.

Tapi kelihatannya bunda sudah siap untuk mengompres jaemin.

Aku bergegas menuju bunda.

"Biar aku aja Bun!" Teriakku.

Bunda dan ayah lalu tertawa kecil.

"Yaudah, nih." Kata bunda sembari menyodorkan mangkuk berisi air es itu.

"Hati hati kompres nya ya." Titah bunda.

Aku mengangguk.

"Oh iya, bunda mau pergi dulu ke rumah om Sehun dulu."

Once you are always you[JAEMINJEONG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang